between tsukishima and (name)

124 24 0
                                    

Sebagai teman masa kecil ...

━━━━━━

"Masih gak paham? Otak udangmu itu makin parah, deh," decak Tsukishima. Telunjuknya mengetuk-ngetuk soal yang tengah dibahas dengan keras. "Tiga pangkat dua kau jawab enam? Balik ke SMP lagi sana!"

Yang itu memang salahnya karena tidak fokus. Mentang-mentang ada angka dua dan tiga, berkaitan dengan perkalian pula, jadilah (Name) menulis jawabannya enam. Maklum, ia mengerjakannya secepat kilat semalam, kondisinya sudah mengantuk pula.

"Oke, oke, bakal kukerjakan ulang. Sini."

Tsukishima menyerahkan kertas soal, membiarkan (Name) mengerjakan ulang, sementara sang pemuda sibuk sendiri dengan dunianya sambil mendengarkan lagu.

"Eh ... uh, sebentar .... Kok tetap gak ada jawabannya?" gumam (Name), menegakkan badan dan mencoba mengurutkan lagi caranya mengerjakan.

Sang pemuda berkacamata langsung melirik ke arah sang dara, kemudian tatapnya mengarah pada lembar soal, untuk kemudian ia kembali berdecak sebal.

"Itu bukan jawaban akhir. Angka yang itu harus dimasukkan lagi ke persamaan yang ada." Walau kentara sekali dongkol, Tsukishima tetap menjelaskan. "Kau kenapa gak paham-paham, sih? Hinata dan Kageyama yang bodoh kuadrat aja cepat paham."

Wah, nyelekit juga ternyata. (Name) menunduk sambil meringis tipis, meremas pensil dalam genggamannya.

Kalau hanya menghadapi roasting-an Tsukishima, jelas saja (Name) sudah biasa, tetapi kalau dibanding-bandingkan dengan Hinata dan Kageyama yang sama bodohnya, hati kecil (Name) jadi tercerai-berai rasanya.

"Kalo di kelas bikin gak fokus mending pindah ke perpustakaan sana. Kau kalo udah gak fokus parah banget."

Kepala (Name) kembali terangkat. Sebuah cengiran lebar kembali menghiasi wajahnya. "Kau memang aneh, ya, Kei," kekehnya.

Kadang (Name) terlupa, sahabatnya ini memang punya cara sendiri untuk menyemangati dan menunjukkan rasa peduli. Sayangnya, caranya memang agak salah, jadilah sering bikin sakit hati.

━━━━━━

... (Name) sudah kebal dengan mulut garam Tsukishima.

𝗪𝗛𝗜𝗖𝗛 𝗢𝗡𝗘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang