Halo semuanya...
Selamat membaca bab 3 ya semoga kalian suka..Cherly menatap kedua orang tuanya yang terlihat tersenyum sambil menyiapkan sarapan untuk dirinya. Jujur saja Dia mulai kesal karena wanita yang mengaku sebagai ibunya terus saja mengajaknya berbicara. Cherly benar-benar merasa asing meskipun kedua orang yang ada di dalam kamarnya mengaku sebagai orang tuanya. Tidak ada sedikitpun perasaan yang tersimpan dalam hatinya yang meyakinkan bahwa mereka adalah kedua orang tuanya.
"Mau mama suapin?" Tanya Indi, dia menatap putrinya dengan penuh harap.
Cherly langsung menggeleng, ia mengambil piring makanan yang dipegang oleh sang ibu. Lalu segera memakan sarapannya agar bisa cepat meminum obat dan kembali rebahan. Melihat kedua orang tuanya entah mengapa membuat Cherly merasa sangat kesal.
Sudah pintu terbuka, terlihat seorang wanita baru bayar tersenyum di ambang pintu. Dia segera masuk dan menghampiri Cherly yang tengah memakan sarapannya.
"Selamat pagi." Sapa Risa, ibu dari Vincent.
"Selamat pagi Risa." Balas Indi dengan tersenyum senang. Ia berharap putrinya nanti akan senang jika ada keberadaan Risa. Indi tahu seperti apa kedekatan Risa dan putrinya selama ini, jadi ia berharap bisa mengembalikan keceriaan putrinya.
"Halo sayang?" Risa berjalan mendekati Cherly dan menyapanya sambil mengelus puncak kepalanya.
Ajaibnya Cherly langsung menatap Risa Dan tersenyum lebar. Ini pertama kalinya Cherly tersenyum setelah sadar dari koma.
"Tante apakah kita dulu saling kenal dan dekat?" Cherly menatap Risa.
"Ya sayang, dulu kita sangat dekat. Bahkan dulu kamu pernah tinggal di rumah tante, dan kita banyak menghabiskan waktu bersama." Jelas Risa.
Cherly mengangguk mengerti, lalu ia kembali terdiam seperti tengah memikirkan sesuatu. Lalu kembali menatap Risa dengan dalam, bisa dilihat dari tatapannya jika Cherly mengharapkan mereka memiliki hubungan lebih.
"Kita hanya dekat? Atau tante adalah ibu kandungku?" Pertanyaan tiba-tiba dari Cherly membuat semua orang yang ada di dalam ruangan itu terdiam. Mereka tidak menyangka jika Cherly akan menanyakan hal yang tidak masuk akal seperti itu kepada Risa.
Risa pun terkejut dengan pertanyaan yang cari lontarkan padanya, ia tidak menyangka jika gadis itu malah menganggap dirinya sebagai ibu kandung. Sedangkan pada ibu kandungnya sendiri Cherly malah lupa dan selalu tidak peduli dengan keberadaannya. Bahkan Cherly terlihat begitu enggan berbicara dengan ibu kandungnya sendiri, walaupun sang ibu terus berusaha meyakinkan bahwa dia adalah ibu kandungnya.
"Tidak sayang, tante adalah mama Vincent, Mama dari tunangan kamu. Sedangkan wanita yang selama ini menemani kamu selama di rumah sakit, dia adalah mama kandung kamu. Kenapa Cherly bisa tanya hal itu? Padahal sudah jelas siapa yang ada di samping kamu selama ini." Kata Risa, ia mengelus pelan surai hitam Cherly.
Gadis itu tampak menggelengkan kepalanya pelan, bisa dilihat dari tatapannya yang kini terlihat sayu. Cherly sepertinya kecewa karena Risa bukanlah ibu kandungnya seperti yang dia harapkan.
"Saat pertama kali melihat tante, aku merasa nyaman dan senang. Berbeda saat melihat wanita yang mengaku sebagai ibuku sendiri, rasanya sangat kosong dan hampa. Bahkan aku merasa tidak memiliki sedikitpun ikatan dengan mereka, hanya saat melihat Tante aku merasa kita memiliki ikatan satu sama lain. Itu sebabnya aku berharap tante adalah ibu kandungku." Jelas Cherly, tatapan matanya terus menatap Risa dengan dalam.
Kedua orang tua Cherly terdiam mendengar apa yang dikatakan Putri mereka. Rasanya tentu saja sangat sakit, saat Putri yang selama ini mereka sayangi mengatakan tidak memiliki ikatan apapun. Indi langsung tuliskan pandangannya ke arah lain. Dadanya benar-benar terasa sesak saat sang Putri mengatakan hal yang sungguh menyakitkan untuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive me, please!
Roman pour Adolescents"Jangan bersikap seperti ini, lo boleh hukum gue tapi jangan tinggalin gue. Gue Mohon kembali!" Vincent menatap tubuh kaku tunangannya dengan tatapan memohon.