Minggu pagi, Hara menggerutu kesal tak lain lagi akibat tingkah Jojo yang mengganggu ketenangannya sejak duduk di salah satu bangku gereja.
"Langsung aja, lo butuh apa?" sinis Hara, lama-lama muak dengan tatapan Jojo yang aneh terhadapnya.
Jojo yang mendengar nada ketus itu reflek mengalihkan pandangan dari Hara yang duduk di kursi sebelah, keduanya terpisah oleh ruang jalan — bus pun tak begitu ramai sejak mereka menjejakkan kaki ke dalam.
"Nggak usah ngomong aja sekalian kalo gitu. Gue nggak mau liat lo satu bus lagi sama gue, nggak mau-"
"Iya, iya!"
Hara melirik dari sudut mata kucingnya, Jojo terlihat gelisah di kursinya sambil menimang apa harus bersuara.
"Lo kemarin ke mana?"
Hara tak bersuara.
Jojo lantas cemberut, merasa tak lagi dibutuhkan oleh Hara memang menakhlikkan jengkel dalam hati.
"Gue nggak suka lo tinggal gi-"
"Gue jenguk mama. Lagian lo ini laki tapi cemen amat. Kenapa? Mista godain lo?"
Hara mulai memberangsang — dia tahu bahwa Mista diam-diam mengincar Jojo belum lama ini, dan saat Hara meninggalkan gedung proyek adalah saat Mista melancarkan aksi pendekatan.
Jojo menghembuskan napas lesu, sudah layaknya bocah taman kanak-kanak yang tidak keturutan jajan lagak si lelaki jangkung itu.
"Iya! Gue bingung harus ngapain, tau! Dia temen lo, gue nggak enak mau nolaknya!"
Hara sontak melotot, reaksinya terkesan sangsi dengan ucapan teman suka-dukanya itu.
"Mista ngajakin lo jalan?"
Jojo mengerjap.
"I.. ya..?"
Hara sontak membuang napas dengan kasar, tak terlintas pula di benak bahwa Mista akan begitu cepat dengan pendekatannya.
Hara jadi iri — hey, Hara saja belum berani menahan kontak mata dengan Hawa selama satu menit penuh!
"Lo dengerin gue nggak sih, Ra?!" tura Jojo sambil menatap teman sekerjanya itu dengan tilikan tajam, Hara menghembuskan napas.
"Iya!"
Jojo membersut.
"Denger kok diem aja?!"
Hara melirik saja yang kian membuahkan sangkak hati dalam diri Jojo yang duduk di sebelahnya itu.
"Gue tau lo punya temen baru."
Telinga Hara yang selalu menantang angin itu kian tertantang hanya karena pernyataan Jojo, menyebabkan perempuan bermata kucing itu menoleh secepat cahaya.
"Apa?"
Jojo mendungas, hidungnya ikut kembang-kempis seperti balon pesta yang berulang kali gagal ditiup di pesta ulang tahun bocah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hawa • Kittyz
FanfictionIntuisinya selalu berlabuh pada sang Hawa, tanpa peduli sang empu pula seorang hawa. copyright: July 2023, written by applefalls.