25 Juli 2023
🌸
"Kita saling kenal?"
Pertanyaan Sakura menyadarkan laki-laki dihadapannya karna telah berbicara informal pada Sakura. Mereka tidak pernah berbicara sebelumnya, wajar saja Sakura kebingungan.
"Aa, aku melihat namamu dari nametag pada jas doktermu."
Sakura sempat meragukan jawaban yang diberikan oleh Sasuke. Dengan dahi berkerut, Sakura mengambil botol kopi instan dari tangan Sasuke sambil bergumam 'aneh'.
"Terimakasih dan maaf untuk tadi, kalau begitu permisi."
Tidak ingin berlama-lama, Sakura memilih untuk kembali melanjutkan langkah yang sempat tertunda. Baru beberapa langkah setelah melewati Sasuke. Laki-laki itu mengambil langkah cepat untuk berdiri kembali dihadapan Sakura.
Reflek Sakura mengambil langkah mundur karena jarak yang begitu dekat dengan Sasuke. Kerutan pada dahi kembali muncul saat Sakura menatap Sasuke.
"Maaf, apakah ada keperluan dengan saya?"
Sebagai seorang dokter, Sakura tetap menjaga kesopanan pada setiap pihak yang berada di rumah sakit ini. Walaupun ia kebingungan setengah mati sekarang saat melihat sedikit bibir Sasuke terangkat. Berkedut seperti menahan senyuman.
"Aku Uchiha Sasuke, panggil Sasuke saja. Salam kenal."
Sasuke mengulurkan tangannya, memperkenalkan diri pada sosok dokter berambut merah muda dihadapannya. Sakura dengan sikap sopan menerima uluran tangan itu.
"Haruno Sakura, salam kenal juga Sasuke-san."
"Sakura, tolong diingat namaku dengan baik. Jangan melupakannya lagi."
Setelahnya Sasuke melepaskan jabatan tangan tersebut dan berlalu dari hadapan Sakura. Sakura masih lelah setelah melaksanakan operasi tadi. Untuk menghindari pikiran yang berat, Sakura mengabaikan kata lagi yang diucapkan oleh Sasuke.
~J U S T. G O~
Seperti yang telah dijanjikan oleh Matsuri sebelumnya, Sakura sekarang berada di salah satu restoran keluarga yang berada tidak jauh dari rumah sakit Konoha. Sakura menjadi satu-satunya dokter dari departemen anak di sini. Namun begitu, Sakura tidak merasa canggung untuk bergabung, setidaknya Sakura dapat mengingat nama-nama orang yang hadir karena Sakura termasuk ke dalam orang yang mudah bergaul.
"Dokter Haruno kapan akan menyusul dokter Sabaku dan dokter Matsuri?"
Pertanyaan itu diajukan oleh perempuan berambut pirang gelap, Hotaru namanya. Salah satu dari lima orang yang hadir dari departemen penyakit dalam. Pertanyaan Hotaru mengundang perhatian penuh dari enam orang lainnya yang hadir dimeja ini.
"Aku berharap juga secepatnya Hotaru-san, tapi jodohku tidak juga datang padaku," gurau Sakura.
Ia tertawa begitu juga dengan yang lainnya. Matsuri yang duduk di samping Sakura ikut dalam pembicaraan.
"Sakura ini kurang peka dengan lingkungan, jadinya jodoh enggak datang-datang deh." Matsuri jelas mengejek untuk kesekian kalinya sifat tidak peka Sakura.
"Kalau begitu apa dokter Haruno mau ikut denganku dalam kencan buta malam besok?"
Sakura jelas mengerti maksud dari Hotaru. Mencari kekasih atau sekedar bersenang-senang melalui kencan buta bukan untuk pertama kalinya bagi Sakura. Hanya saja sejauh ini tidak ada yang benar-benar menarik perhatian Sakura selama kencan buta tersebut.
"Aku baru pertama kali ikut dalam kencan seperti ini, kuharap dokter Haruno memiliki waktu luang untuk menemaniku besok."
Hotaru kembali membujuk Sakura. Perempuan itu berani berbicara santai kepada Sakura karena sebelumnya juga pernah berbincang singkat dengan Sakura yang memiliki sifat hangat serta mampu membuat lawan bicaramya nyaman. Pembawaan santai seperti sifat Sakura saat berbicara menghilangkan kegugupan yang dimiliki Hotaru.
"Besok? Aku juga tidak memiliki jadwal jaga malam besok, tentu aku bisa menemanimu." Balas Sakura.
Hotaru mengangguk senang. Bagaimana bisa Sakura menolak Hotaru yang berwajah bahagia seperti ini. Gara yang mendengarkan percakapan mereka hanya menggelengkan kepala. Sudah dapat mengetahui akhir dari kencan besok itu.
"Setidaknya setelah kencan buta besok, kau harus benar-benar memiliki kekasih Sakura." Gara menimpali dengan nada mengejek.
"Kupastikan setelah itu aku memiliki kekasih Gara," balas Sakura tidak mau kalah.
"Benarkah? Kalau kau masih tidak memiliki kekasih setelahnya, kau harus mengabulkan satu keinginanku Sakura."
"Okay, kalau aku memiliki kekasih nantinya, kau harus mengabulkan keinginanku juga Gara."
Sakura mengajukan gelas bir miliknya begitupun dengan Gara. Secara tidak langsung mereka sedang mengibarkan bendera perang.
Matsuri dan yang lainnya ikut menyoraki saat mereka berdua meminum bir itu bersamaan.
"Kita semua menjadi saksi untuk pertaruhan kalian," salah satu teman Matsuri bernama Rei mengambil video untuk dijadikan bukti.
Sakura tau, akhir dari pertaruhannya jelas kekalahan di sisinya. Namun Sakura tidak menyerah, untuk kali ini saja biarkan Sakura menang dari Gara.
🌸
Publish: 28 Juli 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Go [SasuSaku]✔️
FanfictionHaruno Sakura itu manusia simple. Engga mau terlibat dalam hidup sulit penuh drama. Punya tugas sekolah ya dikerjakan. Punya teman oke, enggak punya teman juga enggak masalah. Hidup itu harus simple, prinsip Sakura sejak dulu. Termasuk pada masalah...