#02

469 61 7
                                    

Pagi ini Khaotung tiba di kantor sedikit agak terlambat, semalam ia tak bisa tidur dengan nyenyak jadi pagi ini ia terlihat sedikit agak kacau. Mata sembab, muka kusut, dan lihatlah kantung matanya itu terlihat sangat jelas bahwa ia tak tidur dengan benar semalam.

Langkah kakinya ia percepat, sebab pagi ini ia sudah membuat janji dengan kapten Arm untuk membahas kelanjutan kasus yang sempat terpotong kemarin.

Kini langkahnya sudah membawanya tepat di depan sebuah pintu dengan plangkat bertulisan Arm Weerayut di atas pintunya. Ia lalu menarik nafasnya perlahan sebelum memutuskan untuk mengetuk pintu ruangan kapten Arm, merapikan sedikit penampilannya agar tak terlihat terlalu buruk di depan kapten.

 
Tokk... Tokkk

Khaotung segera menarik gagang pintu sesaat setelah suara dari dalam mempersiapkannya untuk masuk. Seketika pandangannya terkunci pada sosok di depan sana. Entah apa yang ada di pikirannya, yang jelas sosok lelaki tinggi dengan mata bulat indahnya sedang memperhatikannya juga.

"Oh Khaotung, sedang apa kau di sana? kemarilah" Ucap Kapten membuyarkan lamunannya.

Dengan ragu, Khaotung melangkahkan kakinya mendekati Kapten Arm yang tengah duduk di kursinya.

"Karena Khaotung sudah datang, mari kita lanjutkan" Ucap Kapten Arm sembari membuka kembali berkas yang berada di depannya. "Khaotung, ini adalah laporan hasil outopsi korban yang aku bicarakan padamu kemarin"

Khaotung meraih berkas dari tangan kapten Arm lalu memperhatikan dengan seksama informasi yang ada di dalamnya. Pandangannya beralih pada beberapa lembar foto korban. Matanya memicing memperhatikan setiap detail objek dalam foto.

"Korban bernama Phitsamai atau yang biasa di panggil Nona Nam, korban di duga di bunuh dengan menggunakan benda tumpul. Terlihat pada kepala bagian belakang dan samping kirinya terdapat luka parah seperti di benturkan ke dinding atau di pukul dengan balok kayu. Tidak di temukan sidik jari di tubuh korban. Pelaku sepertinya benar-benar ahli dalam hal ini, caranya menghilangkan jejak benar-benar rapi. Kemarin saya dan detektif off dan detektif tay telah menyisir area tkp, tidak menemukan apapun selain setangkai bunga mawar biru tak jauh dari tubuh korban dan balok kayu yang sepertinya pelaku gunakan untuk mengabisi korban." Ucap Kapten Arm dengan menjelaskan beberapa informasi yang ia dapatkan dari pihak yang bersangkutan.

"Nona Nam? bukankah ia seorang polisi lalu lintas Pattaya? anak dari seorang jaksa?" ucap Khaotung.

"Benar, aku sempat melihatnya beberapa kali saat nona Nam tengah bertugas di Pattaya. Dan seingatku, nona Nam memiliki keterampilan bela diri yang cukup bagus? Dan aku dapat menduga bahwa pelaku juga memiliki kemampuan yang sama seperti Nona Nam" sambung lelaki manis di sebelah Khaotung. "Dan jika di tinjau kembali dari hasil outopsi korban, disini aku bisa melihat ada beberapa luka memar di bagian badan, tangan dan kakinya. Sepertinya sebelum korban di habisi, mungkin saja korban sempat melawan sehingga menghasilkan beberapa spot luka memar di tubuhnya. Tidak di temukan luka pada organ dalam korban, berarti bisa di simpulkan pelaku hanya menyerang fisik bagian luar saja. Perubahan warna kulit di sebabkan oleh hipostasis ( pengendapan darah postmortem ). Diduga penyebab kematiannya adalah kekurangan darah yang berlebihan"

"First, kau benar-benar ahli dalam meneliti korban" Ucap kapten Arm sembari tersenyum lebar kepada lelaki manis yang ia panggil First.

"saya sebelumnya bekerja di rumah sakit sebagai dokter forensik capt. Jadi saya biasa menghadapi dan mengidentifikasi hal yang serupa seperti ini"

"Kalau di perhatikan lagi, aku melihat ada bekas tembakan di kaki sebelah kananya. Disebelah sini" Ucap Khaotung sembari menunjuk foto yang memperlihatkan luka tembakan pada korban. "Dan ini, bukankah ini sebuah pin? Pin identitas kepolisian. Ini seperti terlihat bengkok? Seperti sengaja di bengkokkan atau itu terpental ketika pelaku menghabisi korban dan tak sengaja terinjak. Aku bisa mengambil kesimpulan secara kasarnya bahwa pelaku memiliki dendam dengan polisi? Karena dari informasi yang kita dapat ini menunjuk pada kepolisian. Dari pin dan bunga mawar biru ini jelas seperti sebuah peringatan dari pelaku kasus blue rose 2 tahun silam. Ini seperti ada kaitannya dengan kasus itu" sambung Khaotung sembari meneliti kembali foto-foto korban di depannya.

POLICE LINE | Blue RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang