#07

446 43 14
                                    

Cahaya mentari pagi terhembus masuk ke dalam kamar melalui sela-sela jendela yang menganga lebar. Beberapa kali Khaotung harus terganggu dengan deringan ponsel di meja nakas. Dengan mata terpejam Khaotung mencoba meraba nakas untuk meraih ponsel yang sedari tadi terus berdering mengganggu tidurnya. Sebab hari ini adalah hari liburnya, tapi pagi-pagi sekali harus terganggu seperti ini, padahal Khaotung berniat ingin tidur sampai siang.

Tanpa melihat siapa sang penelpon khaotung lalu menggeser layar ponsel dan menempelkannya ke telinganya.

"Halo" dengan suara serak khas bangun tidur Khaotung menyapa sang penelpon. Bahkan matanya saja masih tetap terpejam karena ia merasa masih mengantuk.

"Khao, peluk lagi" First yang terusik dengan Khaotung yang sedari tadi terus bergerak.

"Iya sini" Ucap Khaotung sembari mengeratkan kembali pelukannya kepada First. Tanpa ia sadari ponselnya masih menempel pada telinganya dan masih tersambung.

"FIRST..!!!" Tiba-tiba suara dari sambungan telepon mengagetkan Khaotung. Seketika ia membulatkan matanya, di raihnya ponsel yang menempel di telinganya. Dan begitu terkejutnya, ponsel yang ia pegang adalah ponsel milik First.

Khaotung menepuk-nepuk lengan First memberinya isyarat untuk membuka matanya. Namun sayangnya Khaotung terlalu keras menepuk lengan First tepat di lukanya. Membuatnya sontak melenguh kesakitan.

"Akh, sakit Khao jangan keras-keras" rengeknya sembari semakin membenamkan dirinya ke dada Khaotung.

Khaotung hanya menghela nafasnya, lalu menempelkan ponselnya ke telinga First.

"HALO FIRST... HALOOO KALIAN NGAPAIN? ANJIR MASIH PAGI" Seketika matanya terbelalak mendengar teriakan dari ponselnya. Karena terkejut First langsung tidak sengaja mendorong Khaotung sampai jatuh dari ranjang saat dirinya bangun.

Khaotung meringis kesakitan sembari memegangi pinggulnya yang lebih dulu mencium lantai karena terjatuh. First merasa panik lalu membantu Khaotung berdiri, mengabaikan ponselnya yang ternyata masih menyala.

"Aduh maaf-maaf aku reflek, sakit yaa?" Ucap First sembari memeriksa keadaan Khaotung.

"HALOO DI SEBRANG ADA ORANG? PAGI-PAGI JANGAN MAKSIAT YA ANJIR KALIAN NGAPAIN? DI TUNGGU KAPTEN DI MARKAS DETEKTIF. SEGERA DATANG PENTING!! Astaga pagi-pagi telingaku sudah tercemar dengan suara yang iya-iya" Protes seseorang dari sambungan telepon. Lalu tak lama sambung terputus.

Khaotung dan First saling memandang untuk sesaat. Tatapan bingung sekaligus terkejut jelas tercetak di raut wajah keduanya. Tragedi pagi yang tak akan terduga sebelumnya.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Disisi lain terlihat Pakin terus menggerutu, sebab sedari tadi ia menghubungi Khaotung satupun tak di angkat olehnya. Ia merasa sangat kesal hari liburnya di ganggu dengan pekerjaan mendesak lalu di tambah lagi Khaotung tak mengangkat telpon darinya.

POLICE LINE | Blue RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang