#06

531 50 10
                                    

*Ilustrasi

Jadi terbayang ya gimana deketnya Khaotung pas ngusap tatonya, dan gimana rasanya di sentuh di bagian itu.

Jadi terbayang ya gimana deketnya Khaotung pas ngusap tatonya, dan gimana rasanya di sentuh di bagian itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°°

Studio tato milik Louis yang berada di pinggiran kota, seolah menjadi tempat teraman Khaotung dan First bila berpacaran setelah usai berkuliah. Mereka tak seperti pasangan pada umumnya, sebab mereka sendiri sepakat untuk menyembunyikan hubungan mereka. Studio tato inilah yang jadi saksi cinta mereka. Louis sendiri tak pernah keberatan, bahkan ia merasa sangat senang. Dengan begitu, Louis dapat memiliki teman. Hidup di kota sendirian memang sangat sulit, sehingga ia harus bekerja lebih keras lagi demi kehidupannya. Dengan kehadiran Khaotung dan First di sana, Louis tak pernah merasa kesepian lagi.

"Jadi.. kau mau aku tato di bagian mana First?"
Khaotung sudah siap dengan alat tattonya. Ia mengatakan ingin membuatkan First tato. Tapi sampai saat ini belum juga ia buat, sebab First terlihat ragu.

"Percayalah, ini tidak akan sakit sayang" ucap Khaotung sembari tersenyum manis kepada First.

First menatap tajam Khaotung, ia saja tidak pernah di tato lantas dengan entengnya mengatakan tidak akan sakit sama sekali.

"Memangnya, kau ingin membuat apa?" Ucap First sembari mendudukkan dirinya dan menyandarkan punggungnya pada sebuah kursi tato disana.

"Hmmm apa ya?? Aku ingin membuatnya bermakna untuk kita" ucap Khaotung seraya memikirkan sesuatu.

First hanya memperhatikan Khaotung yang tengah berfikir, melihat Khaotung seperti itu membuatnya tertawa geli. Khaotung memiliki kebiasaan mengusap dagunya sendiri ketika sedang berpikir. Itu terlihat sangat lucu bagi First.

"Pesawat kertas? bagaimana menurutmu?"

"Pesawat kertas?" First tampak mengerutkan dahinya "apa arti dari pesawat kertas?" Sambungnya

"Kebebasan" ucap Khaotung menjeda kalimatnya, First seolah paham dan tetap diam membiarkan Khaotung melanjutkan kalimatnya. "Aku ingin sebebas pesawat kertas yang di terbangkan, ia bisa terbang dengan bebas kesana kemari." Sambungnya seraya tersenyum kepada First.

First tersenyum "oke, baiklah aku ingin di tato disini saja" sembari menunjuk bahu sebelah kirinya "dekat dengan jantungku, agar kau bisa membawaku terbang bebas hidupku bersamamu" sambungnya.

Tak sengaja tatapan mereka beradu. Entah sejak kapan menatap mata iris berwarna hitam pekat milik sang kekasih, menjadi hal favoritnya. First tersenyum lalu mengulurkan tangannya mengusap lembut pipi kiri Khaotung. Khaotung meraih tangan First lalu mengecupnya. "Sudah siap?" Tanyanya kemudian.

"Emm si-ap" First meringis menampakkan gigi deretan depannya. "Hehe"

"Siap?? Aku mulai ya" Khaotung sekali lagi mencoba meyakinkan First.

POLICE LINE | Blue RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang