Newly written. read till the end.
________________di berbagai macam dimensi, hiruk-pikuk kehidupan manusiawi selalu memenuhi setiap sisi. pun kadang kala kegaduhan yang mereka ciptakan sendiri, takkan berhenti sampai di hari mereka mati.
karena bahkan sampai detik ini, di saat bau busuk kehancuran telah merambah jauh pada tiap sisi badan bumi, masih ada orang-orang yang bahkan rela merenggut nyawa mereka yang bukan haknya demi keuntungan pribadi.
dan Sung Jinwoo sudah lebih dari muak dengan tontonan ini.
"Mari kita istirahat di sini." ia bersuara. komando yang diberikannya, didengar dan dilaksanakan dengan segera. beberapa orang mulai menebang pohon sedangkan yang lainnya membuat api dan memasak daging untuk mengurangi dingin yang mendera.
segenap tim yang semula utuh kini di bagi dua atas perintah Kim Chul, pemimpin mereka. tim berisi orang-orang dengan rank tinggi yang dipimpinnya pergi bergerilya, sedangkan tim Sung Jinwoo dipercaya untuk bertahan hidup tanpa perlindungan mereka.
bukannya tidak tahu kenapa, pilihan Kim Chul bisa dimengerti meskipun egois kedengarannya. Jinwoo sendiri tak masalah--lebih ke tidak peduli jika dilihat dari bagaimana ia merespon pada suasana. padahal mereka terjebak dalam dungeon merah--atau red gate sebutan lainnya, yang mana jika mereka gagal mengalahkan bos pemilik dimensi ini, mereka akan mati dan dungeon break dipastikan terjadi.
"Kak Jinwoo." suara manis seorang gadis menyapa lembut gendang telinga Jinwoo yang sibuk berkutat dengan rencana yang ia susun di kepala.
Han Song-yi namanya, gadis yang merupakan kawan dari sang adik itu nampak tengah mengulurkan sepotong daging untuk Jinwoo makan bersama--toh memang alasan mereka bisa makan adalah si tampan, maka sudah sewajarnya Jinwoo menikmati hasil tangkapan.
"Makanlah, aku sudah." Jinwoo merespon dengan apiknya, terlepas dari sorot dingin yang tak juga mereda. si tampan kemudian bangkit dari duduknya, menjauhi hangat perapian yang mereka cipta untuk masuk lebih dalam pada entah-berantah yang menunggunya.
"Aku pergi latihan dulu." pamitnya.
"dalam dungeon seperti ini?" yang lain merespon dengan penuh kejutan.
tentu saja, siapa yang masih peduli dengan latihan fisik kala sadar bahwa di tempat ini nyawa mereka adalah taruhannya?
"Kalau tidak kulakukan akan ada hukuman." Jinwoo merespon tanpa berbalik, tak sekalipun khawatir soal mereka yang menatap punggungnya menghilangkan dibalik pohon-pohon berderik.
toh ia sudah memberi mereka pakaian hangat, gubuk pun sudah mereka bangun untuk beristirahat. ada beberapa hunter rank C dan seorang healer rank B yang akan bersiaga untuk saling menjaga, juga perapian yang tak akan padam hanya karena terpaan salju biasa. Jinwoo yakin mereka akan baik-baik saja dan itu ada benarnya.
tidak sekalipun terdengar bising dari riuh teriakan manusia dikala Jinwoo memulai latihannya, sampai dibereskannya koloni si pemilik hutan--Ice Bear--yang merupakan monster rank tingkat tinggi pun Jinwoo masih belum merasakan adanya masalah--atau setidaknya sampai terdengar suara jeritan wanita.
lengking suara yang terdengar familier itu tak menyuarakan kalimat apapun, namun dengan jelas mengumandangkan jerit pertolongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
" Blatherskite " [ Sung Jinwoo x Readers/Male OC ] [ BL ]
FantasyBagaimana jika Tuhan yang kalian kenal sebenarnya rela mati untuk ada di antara kalian? si maha besar pemilik raga dan pikiran, menukar kekuasaan atas takhta yang maha agung demi merasakan sedih dan kehancuran dari konsep yang Ia ciptakan, menghanta...