teriakan semerbak gelegar petir bersama hujan, menyentuh tanah nan kering kerontang: terasa nyaman, dingin, namun di saat yang sama juga mengerikan. melihat bagaimana Akuji dengan panik berusaha sekuat tenaga untuk meraih ia yang terpaku diam seolah tak bertenaga, diiringi sorak-sorai kawan satu tim mereka yang terus menyerukan Jinwoo untuk menyingkir—setidaknya.
lantaran saat ini, orang yang sebelumnya ia lempar pergi beberapa saat sebelum Baruka datang menghampiri, kini telah muncul kembali. Kim Chul datang dengan bilah pedang besar nan panjang yang diangkat tinggi, mengancam untuk dihunuskan pada Jinwoo yang terpaku di atas ia berdiri.
"Mati kau Sung Jinwoo!" seru si pemilik baju zirah besi.
menanggapi seruan tadi, bukannya pergi, Jinwoo malah mengukir senyum miring yang langsung membuat Akuji berhenti. si pemilik iris keemasan itu tiba-tiba nampak enggan untuk menghalangi. seolah-olah ada sesuatu yang membuatnya menahan diri.
ekspresi wajah selalu meninggalkan kesan bervariasi. Akuji pun takkan memanggil dirinya pandai membaca ragamnya, namun yang satu ini.. kesan seram yang seolah menandai bahwa Jinwoo memiliki kontrol penuh akan situasi, membuatnya ingin melihat soal apa yang sebenarnya direncanakan oleh si pemilik iris violet satu ini.
"Igris." Jinwoo berseru lantang, dan salah satu prajurit terkuatnya muncul dengan bahu membentang. menggenggam erat sebuah pedang besar yang langsung dihunuskannya pada Kim Chul yang dianggap ancaman.
perut dan dada pria muda itu terbelah, terkoyak hingga bayangan gelap pedang Igris kini berwarna merah.
nuansa panik semula lenyap. tenggorokan mereka tercekat dan pikiran mereka terperangkap. dalam seumur hidup, ini kali pertama Akuji melihat pembunuhan terjadi dihadapan mata kepalanya sendiri--hal yang membuat Akuji benar-benar membenci dirinya sendiri adalah fakta bahwa ia mengakui bagaimana indahnya Jinwoo berdiri, dengan prajurit bayangan setinggi nyaris dua meter yang dengan setia mengotori tangannya demi melindungi.
"Woo-chan.."
"Arise." Jinwoo berujar rendah, membangkitkan kembali Kim Chul yang telah tiada sebagai salah satu prajurit bayangannya, dan Akuji hanya diam menatapnya tak percaya.
'bagaimana seseorang bisa melakukan hal sekeji itu seolah-olah ini adalah hal yang biasa?' pikir Akuji kala ia memandang siempunya 'Iron', bayangan mendiang Kim Chul yang Jinwoo beri keberadaan baru dengan kebangkitan. pun kala di observasi lebih lama, Kim Chul--atau yang sekarang bernama Iron--bersikap sangat berbeda dengan karakter agresifnya yang lama. ia lebih patuh terhadap masternya, seolah-olah lapar oleh pengakuan Jinwoo yang sebelumnya ingin ia bunuh.
aneh.
'Apakah saat dibangkitkan kembali, mereka benar-benar punya sikap barunya sendiri? Apa benar ini Kim Chul yang tadi?'
dikala Akuji sibuk berperang dengan pikirannya sendiri, suara Jinwoo tiba-tiba menginterupsi: "Kau bisa berhenti melihatku sekarang."
"O-oh.." Akuji segera memalingkan wajahnya, reaksinya mirip seperti seorang remaja yang tertangkap basah menatap pujaan hatinya terlalu lama. pun pemikiran yang berkecamuk dalam kepala, berakhir tak diutarakan karena ia merasa ini bukan haknya untuk bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
" Blatherskite " [ Sung Jinwoo x Readers/Male OC ] [ BL ]
FantasyBagaimana jika Tuhan yang kalian kenal sebenarnya rela mati untuk ada di antara kalian? si maha besar pemilik raga dan pikiran, menukar kekuasaan atas takhta yang maha agung demi merasakan sedih dan kehancuran dari konsep yang Ia ciptakan, menghanta...