-TYPO BERTEBARAN-
❁❁❁❁❁❁
Salon bibi Jeslyn!.
"Bibi Jeslyn yuhuuuu! Anza coming!" Sudah seperti miliknya sendiri, Anza membuka pintu salon yang sedang tutup itu tanpa beban.
Wanita yang merasa namanya di panggil itu ikut berteriak "Akhirnya datang juga anak cantik ku ini! Eh ada si ganteng juga" Dua perempuan beda usia itu berpelukan dan melompat kecil. Salon tutup, jadi mereka bebas.
"Bibi sungguh menutup salon untuk hari ini? Harusnya tidak usah sampai di tutup bibi"
"No no no Vano, untuk anak cantik bibi ini harus diberikan pelayanan yang sempurna" Mendengar itu Vano hanya menghela nafas. Bukan rahasia memang jika diantara para bibi, Jeslyn yang paling memanjakan Anza.
"Bibi nanti yang bakal nge make up Anza kan ya?" Bibi Jeslyn mengangguk semangat, dia mengajak calon pengantin itu untuk bersantai, tak lama beberapa pegawai datang membawakan cemilan dan minuman.
"Ayo nak di makan, pasti capek kan abis dari tempat Seren dan Yuni langsung ke sini. Santai aja dulu, masalah make up sudah bibi siapkan, aman pokoknya" Anza tersenyum, untuk masalah make up tidak perlu di cek lagi, bibinya ini memiliki tangan ajaib untuk merias jadi dia akan terima saja.
Vano yang dari tadi hanya diam ternyata sedang sibuk mengunyah makanan manis berbentuk bulat warna-warni, pipinya terlihat penuh dan mata sipit itu tidak lepas dari wadah macaroon yang ada di pangkuannya. Laki-laki april itu mengambil macaroon berwarna ungu dan mengarahkannya pada mulut Anza yang masih ngobrol dengan sang bibi.
"Cobain, enak"
Tidak menolak, si cantik langsung membuka mulutnya dan beberapa saat kemudian matanya berbinar senang.
"Hum enak" Lalu dengan mudahnya perhatian mereka terfokus pada macaroon itu, seakan lupa pada sang pemilik camilan yang hanya tersenyum gemas menyaksikan keduanya.
Saat keduanya asik dengan macaroon, pintu salon dibuka dari luar lalu muncul laki-laki dengan beberapa tas belanjaan di kedua tangannya. Melihat tidak ada yang bergerak untuk membantu dia lantas berucap.
"Tolong"
Vano bangkit dan mengambil dua tas lalu membawanya pada bibi Jeslyn diikuti dengan Bara, laki-laki tadi yang membawa dua tas sisanya.
"Banyak banget, kan mama nyuruh beli dikit aja" Ucap bibi Jeslyn sambil memeriksa belanjaan yang anaknya bawa.
"Ini semua belanjaan yang mama minta, gak lebih gak kurang" Jelas Bara yang sudah sibuk dengan ponselnya tanpa basa-basi sedikitpun dengan Anza, setelah dibantu Vano tadi hanya kata 'thanks' yang terdengar. Anza juga tidak berniat untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu, karena laki-laki bernama Tibara ini tidak akan merespon dirinya. Berbeda jika Vano yang mengajaknya berbicara, maka hal itu akan ditanggapi dengan baik walaupun terlihat sedikit enggan. Hal itu dikarenakan kedua manusia itu pernah terlibat problem yang jika diingat bisa membuat kepala Anza panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cousin || Bluesy
Fanfiction"Jadi kita menerimanya?, tanpa paksaan dan atas kemauan bersama?" "Iya, tanpa paksaan dan atas kemauan bersama. Kita menerimanya" Perjodohan tidak selamanya berakhir dengan buruk. Percayalah.