-TYPO BERTEBARAN-
❁❁❁❁❁❁
Restoran bibi Yolan!.
Jarak antara rumah bibi Hanum dan restoran bibi Yolan cukup jauh, butuh waktu kurang lebih duapuluh menit untuk sampai, lokasinya yang tidak jauh dari perkantoran membuat restoran ini selalu ramai di jam makan siang.
Vano menggenggam tangan Anza cukup erat, mencoba mencari tempat mana yang kosong untuk diduduki, saat mata nya sibuk mencari Vano melihat laki-laki seumuran dengan dirinya melambai, mengenal siapa laki-laki itu Vano langsung membawa Anza mendekat.
"Ru maaf kita telat"
Yang di panggil Ru atau Biru itu menggeleng, lalu menyuruh mereka untuk mengikuti dirinya. Ketiganya pergi kedapur restoran dan keluar lewat pintu sebelah kiri karena dapur memiliki dua pintu.
"Vano Anza, sudah sampai?"
Ternyata pintu tadi membawa mereka ke taman kecil di samping restoran, lebih seperti rumah kaca kecil sebenarnya, kaca yang isinya tidak bisa dilihat dari luar. Disana sudah ada wanita cantik yang menunggu mereka, dimeja pun sudah tersedia beberapa jenis makanan.
"Iya bi, maaf nunggu lama ya?"
"Enggak kok, bibi juga belum lama. Sini duduk jangan berdiri terus, Biru juga ada sodara nya kok gak di suruh duduk"
"Oh iya. Van, Za silahkan duduk"
Setelah duduk, mereka langsung dipersilahkan makan oleh bibi Yolan, karena makanan yang sudah disediakan adalah yang disukai, mereka mengangguk dan langsung makan siang bersama pasangan ibu dan anak itu. Bibi Yolan adalah orang yang menganut tidak boleh bicara saat makan, jadi makan siang ini terasa sunyi, walau begitu beliau, bibi Yolan bisa menyesuaikan diri dengan sangat baik saat berada di kumpulan yang pasti ramai saat sedang makan.
Beberapa menit kemudian mereka sudah selesai mengisi tenaga, jadi waktunya membahas tentang prasmanan di pernikahan Vano Anza nanti.
"Nah, ini kuliner yang mama dan bunda kalian mau. Coba dilihat lagi, siapa tau ada yang kurang atau menurut kalian gak perlu" Buku menu kuliner khas Indonesia itu sudah ada di tangan Anza, hampir semua menunya ditandain stiker bintang, yang artinya pilihan ibu mereka.
"Banyak banget yang ditandain mi, kan cuma sehari semalam nikahannya" Celetuk Biru yang ikut melihat buku menu.
"Kamu ini, memang acaranya cuma sehari, tapi kan tamunya juga gak sedikit. Gak mungkin paman-paman mu itu gak ngundang temen-temen nya, kalau dilihat dari teman dekat dan teman kerja mereka saja bisa mencapai tujuh puluh orang, belum lagi dua bibi mu itu, Biru" Biru mengangguk paham.
"Kita gak keberatan sih bi dengan yang udah dipilih mama sama bunda, ini juga udah lebih dari cukup jadi gak perlu ditambah atau dikurangin" Vano mengembalikan buku tadi pada Biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cousin || Bluesy
Fanfiction"Jadi kita menerimanya?, tanpa paksaan dan atas kemauan bersama?" "Iya, tanpa paksaan dan atas kemauan bersama. Kita menerimanya" Perjodohan tidak selamanya berakhir dengan buruk. Percayalah.