Sometimes I Wanna Called Them Family

9 - Banyak hal yang terjadi

"Aku bertanya-tanya kenapa kau begitu membenci Draco." Harry berucap tiba-tiba.

Setelah salam pembukaan saat sarapan pagi, cara Draco bersikap menjadi jauh dari keangkuhan. Hanya pada Harry sebenarnya, yang mana terlihat langka untuk ukuran Slytherin yang memandang pertemanan sebagai hubungan bisnis yang harus saling menguntungkan. Dia bahkan meminta Harry memanggilnya hanya dengan nama dan Harry yang menyetujui dengan ringan sepenuhnya mengabaikan komentar para Gryffindor.

Ron telah memberikan tatapan paling tajam yang bisa dia keluarkan untuk si pirang sepanjang hari. Meski bagi Harry itu terlihat lucu karena Malfoy muda akan membalas dengan seringai mengejek yang membuat keduanya bagaikan dua kucing yang saling bertengkar.

Sementara Dudley selalu menarik pergi Harry ketika keadaan mulai tidak kondusif untuk menghindari lebih banyak perhatian serta pengurangan angka untuk hal yang tidak mereka lakukan.

Lalu saat makan malam di aula setelah melewati hari pertama yang melelahkan, Ron yang mengetahui minat Harry terhadap catur sihir pada pembicaraan anak itu dengan kakaknya langsung menyeretnya ke common room sebelum jam malam berlaku.

Tapi di tengah keheningan yang terasa santai tapi terlihat menegangkan bagi orang lain yang melihatnya, Harry tiba-tiba menanyakan pertanyaan yang membuat Ron mengernyit aneh sekilas. Dia hampir melupakan fakta bahwa Harry telah dibesarkan di benua seberang sepanjang setengah dari masa kecilnya, dan sebelumnya dia bahkan hidup di dunia muggle.

"Secara turun-temurun Malfoy dan Weasley pasti saling membenci. Aku tidak tahu karena apa, tapi itulah yang ayahku katakan." Ron menggerakkan pionnya.

Harry tertawa, antara strateginya yang diketahui si rambut merah dan fakta tidak lengkap yang diucapkan oleh orang yang sama. "Apa kau tidak tahu bahwa Weasley dulunya memiliki kekayaan yang sebanding dengan bangsawan pureblood lain?"

Mata Ron melebar dalam keterkejutan. Segala strategi yang terbentuk dalam otaknya lenyap di udara. "Dari mana kau mendengar hal itu?"

Terkikik di balik jemari kecilnya, Harry menggerakkan pion  yang menjadi kunci kemenangannya dan berucap tanpa beban. "Checkmate! Kau harus memperbanyak bacaanmu, Ron. Dan terkadang, koran lama itu sangat berguna."

"Kau tahu seberapa bencinya aku dengan yang namanya membaca. Bahkan seorang muggleborn seenaknya menyuruhku lebih banyak membaca apalah itu, untung dia masuk Ravenclaw." Ron menggerutu dan bergidik pada bagian terakhir.

"Dalam beberapa hal, kurasa kau dan dia akan cocok, Harry." Dia mengemasi caturnya dan menyimpan dalam kopernya kemudian menguap dengan lebar.

Ron sangat tidak sopan dalam banyak hal, terutama dalam menghina para ular dan membalas beberapa elang yang menyindirnya. Berbeda dengan dua rumah lain, Ron seakan menjadi anak kucing. Terutama ketika Harry ada di sisinya, dia akan memberikan sikap patuh yang cukup protektif dan kadang mengesalkan. Tapi Harry tidak membencinya. Baginya Ron itu lucu, hanya sedikit menyebalkan ketika dia mulai menyatakan kerasisannya terhadap Slytherin dengan menyebut mereka mini death eater.

Harry menopang dagu dalam kebosanan. "Aku tidak menyangka kau se-rasis itu."

"I'm not!" Ron membantah. "Hanya saja dia sangat sombong, angkuh, dan menyebalkan. Jika ada yang menyebutnya keturunan Malfoy, aku tidak akan terkejut."

"Kenapa Malfoy?" Harry mengernyit bingung, meski telah menduga jawabannya.

Mendengus sebal, Ron menjawab, "lebih baik jika kau melihatnya sendiri."

_______

Namanya Hermione Granger, muggleborn tahun ketiga yang menempati rumah gagak dan telah bersaing dengan Draco untuk peringkat pertama sejak awal masuk Hogwarts. Pertama kali Harry bertemu dengannya yaitu di perpustakaan di akhir pekan, dan seperti kata Ron, gadis itu menyebalkan.