Zaskia menuju ke sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli sesuatu bersama para sahabatnya dan segera berbelanja. Namun, Arabella yang berada di sana hanya mengikuti tanpa membeli sesuatu hingga Natasha menegur. Arabella memutuskan memberitahu alasan ia tidak berbelanja lantaran mau berhemat.
"Arabella, apa Lo semiskin itu. Memangnya nggak bisa ya beli sesuatu. Gue takut orang ngira uang Lo kita manfaatkan. Padahal kenyataannya nggak!"
"Bener yang di bilang Natasha. Ayolah beli apa gitu. Gimana kalo kita pakai barang couple. Kayaknya bagus deh?" Zaskia memberikan sebuah masukan kepada teman-teman yang kebetulan berada di depan toko perhiasan.
"Bukan gitu. Lagian ayah gue seorang jaksa. Kalian pasti nggak mau,'kan main sama gue. Semisal berasal dari keluarga miskin. Ayo jujur saja karna gue tau kalian semua berasal dari keluarga kaya."
"Arabella, Lo salah besar. Kita juga nggak pernah mempermasalahkan. Asal Lo jangan pernah mengkhianati dan membuang teman lama ketika udah mendapatkan yang baru." Audrey menjelaskan kalau mereka tidak pernah memilih-milih dalam pertemanan dan bisa menerima dengan sepenuh hati.
Zaskia segera menggenggam tangan Arabella dengan erat sedangkan Chelsea, Natasha dan Audrey merangkul bahu gadis berkulit kuning langsat. Namun, secara tiba-tiba Zaskia melihat Damian bersama anggota juga berada di sana. Zaskia memutuskan bersembunyi lantaran terlalu malas bertemu mereka.
"Kalian duluan saja. Gue tiba-tiba mau ke toilet?"
"Zaskia, awas saja Lo kabur. Memangnya kenapa sih selalu menghindar dari Damian. Nanti semisal di ganggu biar gue hajar sampai babak belur."
"Chelsea, gue udah muak denger gombalan mautnya. Rasanya sampai jijik banget apalagi lihat wajah dia."
Natasha segera menarik tangan Chelsea untuk mengikutinya. "Aduh Chelsea, memangnya Lo nggak sebel di ganggu orang yang di benci. Mending kita duluan saja dan Zaskia pasti baik-baik saja kok."
"Kesel sih. Apalagi gue selalu di ganggu Alvin si makhluk kematian. Gue kadang berfikir kenapa harus bertemu dengan orang seperti Alvin. Padahal gue nggak pernah berharap sekelas sama dia!"
"Mungkin Alvin jodoh Lo. Chelsea jangan benci banget sama orang. Nanti kena karma Lo bakal menyukai yang berada di Alvin."
Zaskia mendengar hal itu seketika tertawa terbahak-bahak sembari memperlihatkan giginya yang tampak putih. Ia menuju ke toilet sembari memakai sebuah bedak hingga tidak menyadari kedatangan seseorang. Sosok itu mengenakan gaun biru dan dipadukan dengan sebuah high heels.
"Zaskia, Lo ngapain di sini. Kenapa nggak bersama teman-teman Lo di area permainan?" tanya Shena kepada Zaskia.
"Nggak papa. Btw Lo kesini bersama siapa. Bagaimana hubungan Lo bersama Jordan. Apa baik-baik saja?"
"Sendiri. Hubungan gue sama Jordan udah putus. Padahal gue hanya melihat foto Justin. Tapi dia tiba-tiba ngamuk terus ponsel gue di banting hingga rusak."
"Shena,Lo sabar ya. Jordan memang gitu. Untung saja Lo putus sama dia. Karna kelakuan Jordan lebih buruk dari seekor hewan. Namun, sifat bejat dia tertutup dengan image baik sekaligus kepintarannya."
***
Seorang gadis bergaun putih bersiap-siap untuk menghadiri acara pesta ulang tahun Jordan yang terjadi malam ini. Zaskia bergegas menuju ke halaman sembari menyapa seorang laki-laki berperawakan tinggi gemuk. Namun, kedatangannya diabaikan oleh sosok bernama lengkap Keenandra Reinald.
"Woi Keenan, Lo itu tuli atau gimana. Gue udah teriak-teriak. Lo tega banget diamkan gue!"
"Zaskia, gue lagi dengerin lagu. Tumben adik gue cantik banget. Padahal biasanya mirip gembel. Kalau gini,'kan baru saudara gue."
"Gue memang cantik. Lo saja selalu hina mulu. Keenan bukannya kita berdua di undang ke pesta Jordan. Tapi kok nggak siap-siap nanti terlambat. Apalagi udah mau jam tujuh malam ini?"
"Cerewet banget. Lagian acaranya mulai setengah delapan. Iya deh gue siap-siap." Keenan memutuskan masuk untuk mengenakan setelan jas yang telah Emily siapkan sekaligus gaun untuk Zaskia.
Keenan segera mengendarai mobil merah yang merupakan hadiah ulang tahunnya yang ke sembilan belas tahun. Sebab, perbedaan usia antara Zaskia dengan Keenan hanya dua tahun lebih tua. Saat ini Keenan berkuliah di sebuah universitas ternama dan mengambil jurusan kedokteran.
Sebab, ia sangat menyukai merawat orang sakit walaupun sebenarnya Gerald sangat ingin remaja itu mengambil jurusan bisnis. Namun, Keenan tetap tidak mau melepaskan keinginannya itu meskipun Gerald membelikan barang-barang mahal. Gerald tentu saja tidak akan memaksa kehendak putra sulungnya.
"Keenan, Lo ngapain melamun. Mending Lo fokus itu ada truk." Zaskia berteriak kepada Keenan untuk menghindar lantaran ia tidak ingin mati muda dan untung saja remaja itu segera menghindar.
"Zaskia, Lo nggak papa,'kan?"
"Gue nggak papa. Keenan kalau Lo banyak pikiran. Mending gue saja yang nyetir. Daripada nanti kecelakaan,'kan bisa bahaya?"
Zaskia segera duduk di kursi kemudi sedangkan Keenan berada di sebelahnya. Waktu perjalanan yang membutuhkan waktu selama kurang lebih dua puluh menit seketika berjalan begitu cepat. Sebab, mereka sudah sampai di sebuah rumah bertingkat dua dan di sana juga ada beberapa orang.
Zaskia segera mendudukkan tubuhnya di kursi sembari memandang sekeliling. "Zaskia, Lo kelihatan cantik banget? Gue sampai nggak bisa mengenali." Jordan menyapa cewek dengan rambut di gerai dengan bando mutiara.
"Jordan, selamat ulang tahun, ya. Ini buat Lo walaupun bukan hadiah besar?" Zaskia menyaut sembari menyerahkan sebuah kado kepada remaja yang mengenakan jas warna putih dan ia memutuskan pergi dari sana.
"Wah, makasih. Ini tetap gue terima. Zaskia Lo mau kemana?"
"Gue mau ke toilet. Memangnya Lo mau ikut. Mending diam saja Lo Jordan. Sekaligus mau jalan-jalan."
***
Tania memasuki kamar Justin sembari membawa beberapa hidangan apalagi pesta akan di mulai lima menit lagi. Ia bersama suami tentu saja mencari sebuah ide untuk melarang Justin keluar. Sebab, Tania tidak ingin semua orang mengetahui kalau Justin putra mereka lantaran terlalu malu mengakuinya.
"Buruan makan. Mending kamu tidur saja. Karna mama malu punya anak berandalan kayak kamu!"
"Mama, padahal hari ini juga ulang tahun Justin juga. Tapi hanya Jordan yang selalu dirayakan sedangkan Justin hampir tak pernah."
"Sampai kapanpun. Mama hanya punya anak satu jadi jangan ngaku-ngaku. Kalau mau di akui tolong belajar sampai bisa mendapatkan nilai tertinggi. Entah nggak tidur sekalipun mama nggak peduli!"
"Tolong beri Justin kesempatan. Justin bakal belajar keras hingga bisa setara dengan Jordan. Walaupun sedang sakit pun Justin bakal tetap berjuang demi mendapatkan nilai tertinggi di sekolah."
Justin segera memakan hingga tidak tersisa sedikitpun tapi secara tiba-tiba ia merasa sangat mengantuk. Tania segera menyelimuti sosok yang tertidur pulas dan memutuskan kembali ke lantai bawah untuk menyapa tamu undangan. Namun, secara tiba-tiba Zaskia menyapa tante Tania.
"Zaskia, kamu kelihatan cantik banget. Bukannya Jordan berada di luar. Tapi kamu ngapain berada di sini!"
"Tante, Justin kemana, ya. Kok nggak kelihatan padahal Zaskia hendak memberikan hadiah. Tapi kok kayak tidak ada orangnya?"
"Justin berada di kamar. Padahal niatnya tante juga mau merayakan juga. Tapi dia ngomong sedang nggak enak badan. Mungkin saat ini Justin sedang tidur." Tania membisikkan sesuatu kepada Zaskia.
Zaskia segera membuka pintu kamar Justin sembari pandangan tertuju ke arah sosok yang terlelap di kasur king size. Zaskia tentu saja menghampiri sembari meletakkan bingkisan itu di atas meja. Namun secara tiba-tiba Zaskia mencium kening remaja yang tampak sangat damai dalam tidurnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/340956063-288-k148667.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternally yours (On Going)
Teen Fictioncerita ini akan di update setiap hari Selasa dan Jumat. Justin Sebastian Orlando, seorang laki-laki yang selalu tersenyum lebar hingga di juluki sebagai sosok yang humoris. namun, siapa sangka dia menyimpan sebuah rahasia tentang apa yang sebenarnya...