8) The Twins

966 52 22
                                    

"Dor!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dor!"

Eric Mandaka terlonjak kaget saat seseorang menepuk bahunya dari belakang. Tanpa menolehpun ia sudah tahu siapa pelaku yang suka sekali menjahilinya ini. Siapa lagi kalau bukan kembaran Eric sendiri, Sunwoo Mandaka?

"Kebiasaan." Eric memukul lengan Sunwoo dengan gemas. "Kalo gue jantungan, gimana?"

"Gak gimana-gimana. Yang jantungan kan gue."

Kekehan dari Sunwoo membuat Eric memukul pelan bibir tebal sang kembaran. "Udah kelar belom?? Lama banget dah, pegel nih pangeran nungguinnya!"

"Pangeran kodok kali lu." kemudian Sunwoo menarik lengan Eric agar berdiri dan segera keluar dari kelas. "Ya namanya piket, tau sendiri kan kelas kotornya kayak apa."

Eric merangkul Sunwoo dan keduanya berjalan menuju parkiran dengan santai. "Harusnya lo hapus papan tulis aja trus balik. Gue nggak mau lo kecapekan ya Nu."

"Iye iye, bawel dah lu."

Sepasang kembar tak identik itu menyusuri lorong yang sudah mulai sepi. Sinar mentari sore bersinar cukup terik dan membuat Sunwoo harus mengerjapkan matanya berkali-kali untuk menghalau cahaya agar tidak langsung masuk ke mata bulatnya.

"Lagian kelas lu tuh aneh," ucap Eric tiba-tiba. "Kalau jadwalnya piket, pada kabur semua. Beda banget sama kelas gue yang rajin."

Sunwoo melirik dengan sinis. "Iya dah yang kelas unggulan mah. Gue yang cuma kelas buangan bisa apa."

"Nggak gituuuu!" lalu Eric mencubit pipi Sunwoo hingga pemiliknya menggeram dan menggaplok tangan besar itu.

Sepanjang jalan menuju parkiran, Sunwoo banyak disapa dan menyapa. Kepribadian Sunwoo yang hangat dan supel membuat banyak murid senang berteman dengannya. Berkebalikan dengan Eric yang hanya membuat lingkaran pertemanan kecil dan tidak banyak berinteraksi dengan murid diluar circle-nya.

Langkah Sunwoo terhenti ketika mereka melewati lapangan dimana anak klub sepak bola tengah latihan. Mata bulatnya begitu berbinar melihat bola yang menggelinding kesana-kemari ditambah teriakan dan peluh semangat dari para murid lelaki itu. Eric yang juga mau tak mau menghentikan langkahnya, hanya menghela napas kemudian menepuk kepala Sunwoo.

"Ayo, keburu makin sore."

"Ric," panggilan Sunwoo membuat niat Eric menarik lengan kembarannya menjadi tertahan. "Gue kapan ya... Bisa main bola?"

"Mau main bola?"

Sunwoo menoleh sangat cepat membuat Eric meringis, takut leher sang kembaran cedera saking cepatnya bergerak. Mata boba itu menatap Eric dengan penuh harapan.

"Boleh?"

"Boleh. Bola-bola yang ada di kolam tapinya ya."

Lalu ekspresi Sunwoo berubah drastis dan tangannya menepuk keras lengan Eric. "Males! Lu pikir gue bocah disuruh mandi bola?!"

The Precious Sunshine | kswTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang