Kim Sunwoo menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong. Pemandangan luar menyajikan taman rumah sakit yang diisi banyak orang lalu lalang, entah pasien, keluarga pasien, atau para tenaga medis. Dari kamar lantai delapan yang ditempatinya, Sunwoo hanya bisa menonton di atas kursi roda dengan tangan yang tertancap jarum infus."Sunwoo?"
Sunwoo sampai tidak sadar jika ada seseorang yang masuk. Ia menoleh dan menemukan sosok pria dengan senyum teduh dan dimple yang manis. Pria itu berjongkok di samping kursi roda Sunwoo, menatap si kecil dengan tatapannya yang lembut.
"Mau keluar?"
Sunwoo menggeleng kecil. "Aku mau di sini saja, Kak....?"
Senyum pria itu sempat luruh namun dengan cepat mengembalikannya ke posisi awal. "Sangyeon. Aku Sangyeon."
"Ah ya Kak Sangyeon, aku tidak ingin kemana-mana."
Sangyeon mengangguk dan berdiri. "Eric sebentar lagi datang membawa game, setidaknya supaya kau tidak bosan."
"E.. Ric?"
"Iya, Eric. Yang pendek dan berisik."
Sunwoo mengangguk meski sebenarnya ia tidak benar-benar ingat. Mungkin yang Sangyeon maksud adalah pemuda menyebalkan yang tidak berhenti berbicara selama menjenguknya kemarin ya?
"Tapi akan sulit bermain game dengan satu tangan patah." Sunwoo melirik pada tangan kanannya yang di-gips.
Sangyeon terkekeh. "Biar aku yang membantumu nanti. Ayo kembali ke kasurmu."
Sangyeon menggerakkan kursi roda Sunwoo untuk kembali ke ranjang pasien. Dengan hati-hati, pria itu membantu Sunwoo berpindah dan memastikan selang infus tidak bergeser dari tempatnya. Juga memastikan tangan dan kaki Sunwoo yang patah mendarat dengan aman. Setelah Sunwoo aman di kasurnya, Sangyeon menarik selimut hingga sebatas pinggang sang adik kemudian mengelus rambutnya lembut. Jempol Sangyeon mengusap pelipis Sunwoo yang terbalut perban melingkar di kepala bulatnya.
"Mau pisang?" Tanya Sangyeon sembari duduk di kursi sebelah ranjang dan mengambil pisau buah.
"Mau."
Jadilah kamar rawat Sunwoo diisi ketenangan oleh dua lelaki yang sama-sama hanyut dalam hening. Mungkin, jika itu dulu, Sunwoo akan mengoceh panjang lebar tentang harinya dan Sangyeon akan menanggapi dengan semangat. Tapi sekarang kondisi tidaklah lagi sama. Sunwoo satu bulan lalu lalu berbeda dengan Sunwoo saat ini.
Pintu kamar terbuka menampilkan dua pria muda yang menenteng paperbag cukup banyak. Satu yang lebih pendek segera menghampiri Sunwoo dengan semangat sementara satu lagi yang terkesan cantik hanya menghela napas sembari menutup pintu.
"Sunwoooo!"
Sunwoo tersenyum pada Eric yang berlari kecil untuk menghampirinya. Pemuda itu meletakkan paperbag di meja kemudian duduk di tepi kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Precious Sunshine | ksw
Fiksi PenggemarSeperti matahari yang sinarnya menyelimuti bumi, Kim Sunwoo ada untuk selalu membagi kehangatan. kumpulan oneshoot Sunwoo & TBZ