Distance

485 89 6
                                    

Chapter 12

Jam menunjukkan pukul 00:00 malam. Suara Bee akhirnya tak terdengar lagi setelah berusaha keluar dari kamar yang Key kunci.

Laki laki itu berjalan menuju kamar Tempat Bee berada, dengan hati-hati Key membuka kuncinya, ia lalu melangkah masuk ke dalam kamar tersebut.

Key melihat Bee yang rupanya sudah tertidur. Ia lantas naik ke tempat tidur dan menatap wajah Bee.

Tangannya terulur mengelus lembut wajah pria manis itu.

Key beralih meraih tangan Bee dan memeriksa pergelangan tangannya.

Merah.

Mungkin karena tadi Key menarik paksa pria manis itu sehingga tangan Bee jadi  memerah.

Key mendekatkan bibirnya dan mencium pergelangan tangan Bee.

" Aku tidak ingin menyakitimu, aku hanya tidak suka jika kau bersama orang lain. " Ucapnya dan meletakkan pergelangan tangan Bee kembali.

Key mendekatkan wajahnya, mencium pipi Bee dengan sangat pelan.

" Kau tidak boleh pergi dari pengawasanku. Hanya kau yang kumiliki Bee. "

Key memperbaiki posisinya.

Ia ikut berbaring tepat di samping pria manis itu, ia menatap wajah Bee yang tertidur pulas.

Tangannya melingkar di pinggang pria manis itu, Key mendekatkan tubuhnya.

Mulutnya sejajar dengan kening Bee, ia menghirup aroma kekasihnya.

Aroma yang bisa membuat akal Key kembali jernih.

Dengan Bee berada di pandangannya, Key merasa tenang dan terkendali.

Laki - laki itu mencium kening Bee dan berkata,

" Selamat malam Sweety, aku berharap besok semuanya akan membaik. "

######

Berulang kali Yin menelfon Bee, tapi sahabatnya itu tidak mengangkat telfonnya.

Ia tengah mondar mandir di dalam kamarnya setelah keributan tadi.

Menghela napas, ingatan Yin seketika kembali saat seorang pria aneh menahannya.

" Tuan, saya mohon jangan menunjukkan diri anda di depan Tuan Key "

" Kau siapa ? Dan apa urusanmu dengan sahabatku ? "

" Kami tidak akan menyakiti sahabat anda, Tuan Key tidak akan melakukan itu karena ia mencintai nyonya. Tapi jika itu anda, Tuan Key tidak akan ragu bahkan untuk membunuh tuan sekalipun. "

Jame melepaskan cengkeramannya di kedua bahu Yin, ia mundur.

" Saya harap tuan mengerti, jangan memunculkan diri anda di hadapan Tuan Key, atau anda akan mati. "

Jame kembali memperingatinya sebelum ia benar benar meninggalkan kediaman Yin.

Yin menyimpan ponselnya di atas nakas, lagi lagi menghela napasnya.

Ia hanya khawatir Bee sedang tidak baik baik saja.

Tapi jujur saja, Yin tidak ingin mengambil resiko.

Bagaimana jika benar apa yang dikatakan orang tadi ?

Yin bisa mati.

Sepertinya pria itu harus melihat situasi terlebih dahulu.

Jika memungkinkan, ia akan mencari Bee.

Yin lantas menaiki tempat tidurnya, dengan pikiran yang berkecamuk ia memaksakan diri untuk menutup mata agar bisa tertidur.

OBSESSED ( Short Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang