Ketika seorang perempuan merasa tidak percaya diri terhadap berat badan, maka yang ia lakukan adalah diet.
Blue Lock by Muneyuki Kaneshiro
Original story by me
Blue Lock
Aiku Oliver x Readers
Romance, Slice of life, One ShootYa, ini yang sedang dilakukan seorang (y/n) sekarang ini. Ia berhenti memakan makan berlemak, mengurangi makan makanan manis dan sejenisnya.
Tapi dalam satu minggu ada saat yang disebut cheat day. Artinya bisa memakan apapun yang (y/n) suka dengan syarat tetap tidak terlalu berlebihan.
"(Y/n), kau dimana?" tanya Aiku kekasih (y/n)
Aiku memang sudah terbiasa masuk apartemen (y/n) tanpa mengetuk pintu. Terhitung hampir setiap hari ia mampir jika tidak ada kegiatan lainnya. Dan di jam berapapun itu, bebas.
"Aku di dapur." jawab (y/n) sedikit berteriak.
Aiku berjalan menuju dapur. Terlihat (y/n) sedang membuat sesuatu untuk ia makan sepertinya. Pinggang dipeluk lembut dari belakang. Dan Aiku menaruh dagunya dipundak (y/n).
"Sedang membuat apa?"
"Makan malamku."
"Kau hanya makan salad?"
"Memangnya salah?"
"Tidak. Tapi apa salad saja bisa membuatmu kenyang, (y/n)?"
"Aku sedang diet sekarang kau tahu itu 'kan?"
"Ya aku tahu. Tapi aku lebih mengkhawatirkan kesehatanmu jika hanya makan ini."
"Aiku, kau tak pernah baca artikel atau semacamnya ya? Makan sayuran lebih sehat kau tahu?"
Aiku menghela nafas "Sayang sekali, padahal aku kesini untuk makan kue bersamamu."
"Kau saja yang makan. Ini bukan cheat day-ku, Aiku."
Tidak ada jawaban dari Aiku. Ia menggigit pundak (y/n) yang tidak tertutup apapun. Oh iya jika apartemen begini (y/n) hanya memakai tanktop dan juga celana pendek saja. Karena menurutnya sangat nyaman jika dipakai dirumah.
"Aw. Sial kenapa kau gigit?!" ucap (y/n) terkejut lalu berbaik cepat menghadap sang pelaku.
"Tidak boleh mengumpat sayang, itu tidak baik." ucap Aiku mencubit pipi (y/n) lalu meninggalkannya di dapur dan menuju ruang tengah sendirian.
Di ruang tengah Aiku membuka bingkisan yang ia bawa tadi, sebuah kue rasa cokelat yang tidak terlalu besar tapi cukup untuk dimakan dua orang.
Setelah selesai membuat saladnya tadi, (y/n) menyusul Aiku ke ruang tengah. Duduk di samping Aiku sembari memakan salad yang ia buat tadi.
Televisi dinyalakan. Tidak ada percakapan, keduanya hanya fokus pada televisi dan makanannya masing-masing. Sesekali (y/n) menoleh pada Aiku yang sedang asyik memakan satu bulatan kue tadi. Tidak lebih tepatnya menoleh pada kue itu.
"A-aiku."
"Apa?" Aiku menjawab dengan mulut penuh berisi kue.
"A-apa kuenya enak?"
Aiku menoleh tahu jika kekasihnya ini ingin makan kuenya "Tentu saja enak. Ini rasa cokelat favoritmu."
(Y/n) menelan ludah, terlihat jelas jika ia sangat ingin makan kue itu juga.
"Kenapa? Kau mau?." tanya Aiku
"Ti-tidak. I-ini bukan cheat day-ku."
"Kau yakin? Ini enak lho." Aiku menodongkan garpu kuenya itu.
"A-aku ingin. Tapi bagaimana dengan diet-ku?"
"Lupakan saja diet-mu itu, (y/n)."
"Tidak, aku-"
Ucapan (y/n) terpotong karena Aiku tiba-tiba menciumnya. Tidak bukan ciuman seperti biasa, di dalam mulutnya ada kue yang ia transfer ke mulut (y/n) lewat ciuman tadi.
"Kuenya enak 'kan?"
(Y/n) tidak berucap. Mulutnya sibuk mengunyah kue yang di transfer Aiku tadi. Ah jangan lupa dengan wajah yang memerah.
"K-kau sengaja ya?" ucap (y/n) sambil memukul bahu Aiku.
"Habisnya wajahmu mengatakan kau ingin sekali makan kuenya."
"A-aku bisa memakannya sendiri."
"Tapi menggunakan mulutku lebih enak bukan?"
Wajah (y/n) memerah kembali, kali ini lebih merah.
"Dasar buaya."
Aiku hanya tertawa mendengarnya "Ini, kau bisa memakan sepuasmu, sayang."
Aiku memberikan kue tadi pada (y/n). Tentu saja (y/n) sangat senang dan memakannya dengan lahap. Sampai tak sadar diujung bibirnya banyak krim cokelat yang menempel.
(Y/n) selalu seperti itu. Ia sangat menyukai kue terlebih jika rasanya cokelat. Hingga saat makan, ia tak akan sadar pasti akan belepotan. Aiku yang melihatnya merasa terpancing untuk menjahili (y/n).
"Kau lebih parah dari anak kecil, (y/n)"
"Apa maksu-"
Dengan cepat Aiku mendekatkan wajahnya, lalu menjilat krim yang menempel di sekitar bibir (y/n). Meskipun sesekali meleset menuju bibir (y/n).
"Hmph Ai-"
Tidak memberi kesempatan pada (y/n) untuk berbicara. Lidah Aiku menerobos masuk. Mengabsen jajaran gigi dan beradu lidah.
"Ini sangat manis kau tahu?"
"T-tunggu seben-" (Y/n) yang terengah kesulitan mengatur nafasnya, lagi-lagi tidak diberi kesempatan untuk berbicara karena bibirnya kembali dijemput oleh bibir Aiku.
Dada digedor beberapa kali, tanda (y/n) kehabisan nafasnya saat ini. Aiku melepaskan ciumannya. Nafas (y/n) terengah.
"K-kau kenapa kau menciumku? Aku sedang memakan kue-ku tahu."
"Sejak kapan itu menjadi kuemu? Itu milikku." tanya Aiku dengan seringai bertengger dibibirnya.
"Kau bilang aku boleh makan sepuasku."
Aiku tertawa lalu terbesit satu hal untuk kembali menjahili (y/n).
"Baiklah sayang kau boleh memakan kue itu semuanya. Tapi ada syaratnya."
"Syarat? Kenapa ribet sekali hanya untuk memakan kue?"
"Kau mau atau tidak, (y/n)?"
"A-aku mau, lalu apa syaratnya."
"Makan kue ini di pangkuanku."
(Y/n) berkedip beberapa kali seolah tak percaya "Hanya itu?"
"Iya sayang, hanya itu."
"Itu mudah, duduk dipangkuanmu aku sudah biasa."
(Y/n) membawa kuenya lalu duduk di pangkuan Aiku. Ia tidak tahu bahwa saat ini Aiku menyeringai karena merasa menang.
"Tapi aku tidak bilang jika aku tidak akan melakukan hal lainnya 'kan, sayang."
Detik itu juga kue tidak jadi dimakan (y/n), karena semenjak duduk di pangkuannya, Aiku menjalankan misinya menjahili (y/n) sampai pagi tiba.
.
.
.
.
END
.
.
.
.
Halloo semuanyaa ada yang suka sama Aiku disini? Tetiba Sachi kepikiran buat buaya satu ini 🤪
Semoga kalian sukaa yaaa jangan lupa tinggalin jejaknya yaa 🥰
Enjoyyyy
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR DAYS -Blue Lock Edition-
Short StoryMari menghalu sebagai mba y/n yang jadi pacar barudak Blue Lock