30 menit kemudian akhirnya semua penjahat itu dapat dikalahkan juga. Riana keluar dari persembunyiannya, lalu mengusap peluhnya sambil melirik Sasa yang seperti takut padanya. Riana bukannya mendekati Sasa, malah ia pergi ke kamar mandi lalu merendam senjata itu di dalam bathtub.
"Vanya..." Sasa menutup mulut, ia salah manggil nama kalau gugup.
Riana berbalik badan melihatnya sambil meregangkan leher kekanan dan kekiri, seakan-akan ia adalah sosok yang sangat kuat.
Sasa meneguk ludahnya. "Apa kau tidak apa-apa?" Sasa perhatikan mata Riana yang menyala-nyala, sepertinya ada sosok jiwa lain yang bersemayam di tubuh kawannya.
"Mulailah bersandiwara bersamaku kalau mereka bertanya. Katakan seorang Malaikat menolong kita," ucapnya serius bersama pandangan kosong ke depan, tapi tiba-tiba tubuhnya mengguncang sampai terhuyung mengenai bathtub.
Sasa cepat-cepat menahan tubuh Riana agar tidak jatuh, dan mematikan keran air di bathtub. "Riana, kau kenapa?! Kau membuatku sangat takut."
Riana sendiri heran, dia lupa apa saja yang sudah ia lakukan. "Sasa, apakah aku terjatuh barusan?"
~~~
"Riana! Sasa! Dimana kalian?!" Suara warga memanggil seperti kepanikan besar..
"Oh Tuhan! Apa yang terjadi?!" teriak Puspa melihat rumahnya sangat berantakan dan banyak sekali darah dan mayat tak dikenali.
Semua warga mulai mengerumuni halaman rumah Puspa bersama banyaknya polisi berdatangan untuk Identifikasi TKP. Begitu juga dengan Sandy, Danya dan Lukky yang baru datang dan sangat panik melihat kondisi rumah sangat berantakan dan ada 6 sosok pria besar tergeletak memegang senjata.
Polisi yang sedang meneliti penyidikan begitu heran, tentang bagaimana bisa perampok ini rata-rata tertembak di bagian kepala semua. Padahal keterangan warga hanya melihat kalau ada 2 anak remaja perempuan saja yang berada di rumah ini saat ditinggalkan Ibu dan Kakaknya tadi sore.
Sandy menemukan Riana dan Sasa di kamar mandi dapur, lalu memeluk dan menenangkan mereka. "Puspa, disini mereka!"
Lukky dan Danya cepat-cepat berlari untuk melihat, namun Riana sendiri masih belum menyadari kalau Lukky ada di hadapannya sekarang, karena dia sendiri tenggelam dalam pikiran, yang entah kenapa dia bisa ada di Toilet? Bukankah dia akan dibunuh perampok.
Sandy mengerutkan alis melihat ada senjata api di rendaman bathtub. Yang menjadi pertanyaan Sandy, kenapa bisa senjata ini ada di bathtub dan terpisah dari pemiliknya?
"Riana, apa kau tidak apa-apa?" tanya Lukky panik, sambil merangkul bahu Riana.
Danya yang melihat adiknya di rangkul, langsung menghempaskan tangan Lukky dari bahu adiknya. Sontak Lukky heran, kenapa Danya sejak pertama di bandara selalu saja dingin dan bersikap kasar padanya, padahal mereka baru saja bertemu sekian lamanya.
Riana mengangkat wajah, tapi tiba-tiba wajahnya kembali semangat melihat Lukky. Katakan saja dia lupa masalah teka teki tadi. "Lukky! Aku sangat merindukanmu!" Riana girang memeluknya erat. Namun kenapa rasanya sangat aneh, ia merasa Lukky ini berbeda dengan Lukky cintanya. Seolah-olah jeritan hatinya mengatakan orang ini berbeda.
Lukky sangat senang dipeluk, apalagi gadis cantik seperti Riana yang memeluknya benar-benar mustahil dipikir. Ingin rasanya ia memuji dan memandang wajah indahnya itu, mengatakan kalau dia cantik sekali, jauh berbeda di foto. Oh, senangnya lihat Riana bisa tumbuh menjadi gadis sejuta pesona dengan mimik wajah datar namun auranya dapat meluluhkan hati.
Perwira Polisi datang dan Detektif. "Nyonya, bisa kita bicara sekarang mengenai kejadian ini?"
Sandy menemani Puspa keluar.
Danya tidak suka Riana dan Lukky berpelukan lama. " Hai! Tidak bisakah kau mengendalikan diri mendekati Adikku," katanya tidak suka.
Riana dan Lukky melepaskan pelukan sambil memandang Danya.
Sasa sendiri kaget kalau ternyata Lukky adalah anak Sandy, pantas saja Danya terlalu protektif pada adiknya. Sekarang dia sudah tahu sekarang, Riana dan Lukky putus hubungan hanya karena orang tua mereka akan menikah. Ah, lupakan saja masa lalu apa yang dia lihat antara Riana dan Lukky di mobil waktu itu.
"Nona, silahkan ikut dengan kami di kantor Polisi?" kata investigasi.
Riana melirik Sasa, dia sendiri bingung akan semuanya.
Lukky menenangkan dirinya. "Jangan takut Riana, mereka hanya ingin introgasi saja. Cukup katakan kejadian mendetailnya saja."
Danya mengangguk setuju. "Ia Adik, kau tidak salah kok."
Sasa meneguk ludah sampai berkeringat dingin mengingat apa yang disampaikan Riana barusan. Sebenarnya dia sendiri juga ragu, apakah ia bisa berbohong dan membuat bersandiwara nantinya.
~~~
Kantor Polisi.
Detektif mengulurkan tangan sebagai perkenalan. "Perkenalkan, saya Detektif Johan yang akan menyelidiki kasus perampokan ini. Silahkan duduk dan jangan tegang, oke?!"
Riana melirik Sasa yang malah tegang keringat dingin meremas tangannya. Tampak Sasa seperti menyimpan trauma dalam yang sejak tadi ditahan dan di sembunyikan.
"Bisakah anda ceritakan sekarang kronologinya?" suruhnya sudah siap mengetik di layar Laptop.
Saat Riana akan buka mulut, Sasa malah bicara duluan, "Saya yang lihat jelas kejadiannya Pak. Riana tidak tahu apa-apa, karena Riana pingsan di belakang pintu."
Riana terperangah mendengarnya, ia merasa saat itu ia tidak berada di belakang pintu, malah Sasa yang berada disana.
Sambung Sasa lagi, "Jadi begini Pak, saat perampok itu masuk dan ingin sakiti kami, Riana malah pingsan duluan, dan saya sendiri ikut bersembunyi di dalam lemari, namun tiba-tiba datang sosok pria berpakaian tutup datang dan malah menembaki semua penjahat itu."
"Apa kau tahu ciri-ciri orang itu?"
"Tidak Pak, saya tidak tahu wajahnya. Dia memakai penutup wajah juga. Yang saya dengar hanya suara tembak-menembak saja waktu itu."
Johan kebingungan, sebab timnya tidak menemukan sidik jari lain disana selain 6 orang penjahat itu. Johan bertanya lagi, "Lalu, kenapa bisa ada senapan di toilet? Dan sedang apa kalian di toilet saat kami dan tim datang?" *
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Agent's Daughter (Season 2)
ActionCerita Bab 1-400 Tayang Di Hinovel. Setelah mengalami banyak penderitaan di dunia kuno, kini aku terlahir kembali di dunia modern. Namun aku tidak tahu kalau jiwaku yang terlahir kembali sering berpindah dan terulang lagi. Hahaha.... seakan-akan tak...