9. Akhir Segalanya (end)

308 34 7
                                    

Seorang wanita berdiri di ujung atap sebuah rumah yg cukup besar. Dia tidak sendirian, tapi bersama seorang pria yg berdiri tepat di belakangnya. Wanita itu menangis terisak memegangi perutnya. Sementara si pria berkali kali mondar mandir di belakangnya.

"Tidak bisa.. kita harus singkirkan anak itu"

Pria itu seperti orang yg sudah benar benar frustasi. Kepanikan tergambar dengan jelas di wajahnya.

"Aku tidak mau kak.. aku tidak mau. Sudah cukup ayah dan ibu yg meninggalkan ku. Tidak dgn anak ini, aku tidak akan menyingkirkannya."

Wanita itu membela mati matian. Dia tidak mau menghabisi anaknya sendiri, anaknya bersama kakak kandungnya sendiri.

"Sekar dengarkan aku. Kalau kau tetap bersikeras mempertahankan anak itu, aku tidak segan segan untuk membunuh mu dan anak itu akan ikut mati bersama mu."

Deg...
Bagaimana mungkin seorang kakak yg sejak kecil melindunginya kini seolah sangat bernafsu untuk menghabisi adik kecilnya itu.

"Bunuh saja aku kak... Bunuh aku"

Sang kakak hanya diam, dia tidak mungkin menghabisi adiknya sendiri. adik kesayangannya yg kini tengah mengandung anaknya.

"Kalau kakak tidak menginginkan hal ini, kenapa kakak melakukan itu padaku. Dan sekarang kakak tidak mau bertanggung jawab atas apa yg sudah kakak lakukan. Kakak jahat.. jahat.. kakak tidak berperasaan."

Sekar memukuli dada kakaknya, gadis itu menangis histeris dan terus berteriak mengatai kakaknya sendiri. Hatinya terlalu sakit saat ini.

"Sekar cukup"

Dan reflek tangan kakak sekar mendorong tubuh adiknya sampai terjatuh ke tanah di bawah sana. Dia mendorong Sekar dari atas rumah dua lantai itu.

"Sekar"

Laki laki itu juga tidak percaya kenapa dia bisa melakukan hal itu pada adiknya. Sekar terjatuh dari atas sana, pasti dia sudah tidak bernyawa sekarang.

"Apa yg harus aku lakukan"

Pria itu panik, dia harus bertindak cepat sebelum orang lain mengetahui hal itu. Akhirnya dia menyeret tubuh sekar yg sudah tak bernyawa itu ke arah belakang rumah. Kakak sekar menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum menjatuhkan tubuh sekar ke dalam sumur dan menutupnya rapat rapat.
.
.
.

"Hah... Tidak mungkin"

Build terbangun dari mimpi buruknya. Dia melirik jam yg masih menunjukkan pukul dua pagi. Mimpi itu terasa begitu nyata. Bahkan Build seakan menyaksikan kejadian itu secara langsung.

"Nggak nggak itu cuma mimpi.. cuma mimpi"

Keringat dingin mengucur dari tubuh Build. Bagaimana mungkin Sekar tiba tiba muncul di dalam mimpinya.

"Biu kamu kenapa?"

Bible yg juga terbangun dari tidurnya pun sedikit panik melihat kekacauan di wajah Build. Mereka berempat memang tidur bersama di ruang tengah. Build dan Fiko tidur di atas sofa, sementara Bible dan Bryan tidur di lantai beralaskan tikar.

"Sekar dateng ke mimpi aku."

Mata Bible terbelalak mendengar jawaban Build. Bible pun bangkit dan duduk di sebelah Build.

"Sekar?"

Build pun menceritakan mimpinya pada Bible. Bible terdiam beberapa saat ketika Build selesai bercerita. Percaya tidak percaya sepertinya itu memang Sekar.

"Bible.. aku takut." Ucap Build pelan, tatapannya kosong ke depan.

"Tenang lah tidak akan terjadi apa apa."

The Haunted Island (BibleBuild) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang