5. Dia Datang

145 28 26
                                    

Setelah perdebatan yg cukup emosional itu, akhirnya kelima sahabat tersebut memutuskan untuk mengulang kembali permainan yg sempat mereka mainkan beberpa bulan yg lalu.

Tepat pukul sembilan malam mereka akan memulai permainan itu. Semua sudah berkumpul di ruang tengah yg memang lebih luas dari ruangan lainnya. Udara dingin malam itu terasa sangat berbeda, lebih dingin dari sebelumnya. Angin yg biasanya bertiup kencang pun kini tidak sedikitpun terdengar suara deruannya. Begitu juga dgn hewan hewan malam yg biasanya berisik kini seakan takut untuk bersuara.
Suasana mencekam yg membuat dua orang diantara mereka merasa lebih takut dari sebelumnya.

Sebuah meja bundar pun sudah mereka siapkan sebagai alat meletakkan perlengkapan lainnya. Lilin, beberapa kertas, spidol, dan tentunya jelangkung sudah siap di atas meja. Bryan mengikatkan spidol pada jelangkung tersebut, sementara Bible dan Josh menyiapkan kamera mereka untuk mengabadikan moment mencekam mereka nantinya.

"Gimana?" Teriak Bryan pada Bible dan Josh, Bible hanya megangkat jempolnya tanda sudah siap.

Pukul sempilan malam kurang lima menit persiapan sudah selesai semuanya. Mereka akan memulai ketika jam sudah menunjukan pukul sempilan tepat, karena itu sudah menjadi peraturan permainan tersebut. Mereka berdiri melingkari meja bundar tadi untuk bersiap memulai.

"Gua bakal jelasin lagi peraturan permainannya" ucap Bryan pada teman temannya.

"Jumlah kita ada lima orang dan itu sudah cukup. Peraturan Pertama, jangan panik. Karena kalo satu dari kita panik semua pasti bakal ikutan panik. Kedua, nanti gue yg bakal baca mantranya dan kalian berempat yg pegangin jelangkungnya. Ketiga dan yg paling penting, ketika arwah itu datang jangan sampe salah satu dari kita berhentiin permainan gitu aja, gak boleh pingsan, dan yg terpenting jangan kabur. Kalo itu terjadi, kemungkinan terburuknya kita akan mati." Bryan panjang lebar.

Mendengar penjelasan Bryan, Build langsung menelan kasar ludahnya yg terasa tercekat di dalam tenggorokan. Pikirannya melayang jauh kebelakang mengingkat dirinya yg hampir mati ketika itu.

"Siap?" Tanya Bryan lagi.

Semua berpandangan, memandang satu persatu teman mereka. Seolah ini hari terakhir mereka bersama, wajah wajah menyedihkan itu muncul pada diri mereka.

"Kayaknya gue gak bisa" lirih Build yg langsung mendapat pandangan dari teman temannya.

"Biu, kita gak bisa mundur sekarang. Gue mohon, kita pasti baik baik aja" ucap Bryan meyakinkan Build lagi.

"Tapi Bry..."

Build tidak melanjutkan perkataannya karena merasa seseorang menggenggam tangannya.
Build melihat kearah tangan kanannya, Bible menggenggamnya dgn erat seakan berbagi keyakinan dan keberanian. Sebuah sihir positif seolah datang dari Bible dan membuat Build tenang dan kembali yakin. Sebuah hal kecil dari Bible yg berpengaruh sangat besar bagi Build.

"Okay... Udah jam sembilan tepat, kita mulai sekarang."

Bryan mulai menjentikan korek apinya dan menyalakan lilin. Bible, Josh, Build dan Fiko pun mulai menegakan jelangkungnya dan memegangi dgn kedua tangan mereka. Jujur saja, mereka semua takut dgn hal itu. Tapi mereka berusaha sekeras mungkin agar tidak terlihat panik atau apapun yg akan mempengaruhi mental teman lainnya.

"Jelangkung... Jelangkung... Jelangkung.. disini ada pesta... Datang gendong... Pulang bopong..."

Bryan mulai melafalkan mantra pemanggil arwah. Setiap kata yg terucap seakan membawa hawa negatif yg semakin lama semakin kuat. Angin yg tadinya sunyi pun mulai bergemuruh dan menerobos masuk ke dalam rumah.

"Jelangkung... Jelangkung... Jelangkung... Disini ada pesta.. datang gendong... Pulang bopong..."

Bryan kembali melantunkan mantranya sekali lagi, angin pun kembali datang dgn kencangnya, Mendobrak pintu yg tertutup dan masuk membawa dedaunan dari luar sana. Tepat di lantunan ketiga mantra pemanggil itu, boneka berkepala batok itu mulai bergerak gerak.

The Haunted Island (BibleBuild) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang