Part 11. CAT AND DOLL

9 4 1
                                    

Dolls with no little girls around to mind them were sort of creepy under any conditions.  (Stephen King)


Kamila membuka kelopak matanya. Suara Zac yang sedang mengeong membuat dia terjaga dari posisi tidurnya yang tidak nyaman. Badannya setengah bersandar pada bantal di kepala tempat tidur dengan kepala miring ke kiri. Sebuah novel yang terbuka terlelungkup di atas perutnya. Kepalanya agak pening dan lehernya terasa kaku dan pegal, akan tetapi dia tetap bangkit mengangkat tubuhnya dari pembaringan. Udara segar pagi menyambutnya saat membuka jendela kamar. Matahari belum menampakkan wajahnya meski bias sinarnya sudah terlihat.

Sambil memegangi kepalanya, Kamila membuka pintu kamar. Anak bulu kesayangannya yang berwarna abu-abu masih mengeong sambil mencakar-cakar pintu kamar Karina. Dengan langkah perlahan Kamila menghampiri kucing yang gelisah dan bertingkah aneh itu.

"Kamu kenapa, Zac? Ayo, sini!" Kamila berjongkok di depan pintu kamar Karina seraya mengelus pungung Zac yang berbulu tebal dengan sayang. Binatang itu pun menyurukkan kepalanya ke lengan Kamila yang sedang membelainya sambil tetap mengeong lirih. Kamila mengangkat dan memeluk Zac, menjauh dari pintu kamar Karina.

Kamila masih tidak paham mengapa anak bulunya jadi gelisah sejak kemarin. Sekarang pun, saat binatang itu berada dalam gendongannya, Zac bergerak tidak nyaman dan ingin melepaskan diri tapi Kamila tetap memegangnya dengan erat lalu membawa duduk di teras. Sebelum membuka pintu tadi, sebelah tangannya meraih kantong snack untuk Zac dari keranjangnya di atas rak buku sebelah pintu yang menuju balkon.

"Kucing itu kenapa sih? Dari semalam berisik melulu di kandangnya. Ini kenapa pagi-pagi sudah di keluarin Mbak Surti? Jadi bikin ribut lagi!" Karina menggerutu sambil meletakkan pantatnya di salah satu kursi rotan berbantal yang ada di depan Kamila. Piyama katun warna salem bermotif abstrak yang dikenakannya terlihat kusut. Matanya juga terlihat masih mengantuk.

"Aku nggak tahu, Kak. Zac nggak pernah bertingkah kayak gini, jadi heran deh!" Kamila menyahut sambil memandangi kucing abu-abunya dengan kening berkerut. Zac sedang menjilati snack dari bungkusnya yang dipegang Kamila. Untuk beberapa saat binatang itu agak tenang menikmati makanannya.

"Mungkinkah gegara boneka Vonny? Sejak benda itu masih ada dalam petinya kemarin, kucingmu sudah bertingkah. Mengeong dan mencakar tanpa sebab!"

"Apa hubungannya boneka itu dengan tingkah si Zac? Sebentar, Kakak tadi bilang apa? Boneka Vonny? Kak Karin tega ya, kasih nama benda itu sama seperti nama anakku!" seru Kamila dengan kesal pada kakaknya.

"Aku sangat menyayangi Vonny, Mila. Aku nggak punya maksud jelek pakai nama anakmu untuk boneka itu. Biarkan aku mengenang Vonny dengan caraku. Dia sudah aku anggap seperti anakku sendiri."

"Aku ngerti Kak Karin sayang banget sama Vonny, tapi nggak usah berlebihan! Vonny sudah nggak ada secara fisik, akan tetapi kenangannya akan selalu tersimpan dalam hati kita yang mencintainya," ujar Kamila dengan suara datar.

"Nggak ada istilah berlebihan kalau kita benar-benar care sama seseorang, Mila. I do care about you and Vonny!"

Kamila terdiam mendengar ucapan kakaknya. Selama ini dirinya, juga Vonny saat gadis kecil itu masih ada, merasakan perhatian dan kasih sayang Karina yang berlimpah. Terutama di saat masa lima tahun pertama kehidupan Vonny. Ketika Kamila harus menghadapi konsekuensi mempertahankan janin dalam kandungannya dan menjadi ibu tunggal di usia yang masih muda. Sampai kapan pun Kamila tidak akan melupakan cinta dan kasih sayang Karina.

Renungan Kamila terusik oleh suara Zac. Kucing itu meminta perhatian karena kudapan yang dijilatinya sudah habis. Tanpa sempat dicegah, binatang itu pun melepaskan diri dari pegangan Kamila meninggalkan bungkus kudapannya. Keempat kaki Zac bergerak cepat ke kamar Karina yang kini terbuka pintunya. Kamila yang terkejut hanya bisa terpaku di tempat duduknya. Namun, perempuan itu seera beranjak begitu mendengar suara anak bulu kesayangannya yang lagi-lagi mengeong dengan gelisah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE DOLLS MAKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang