Plak, bunyi tamparan yang menggema di sebuah ruangan membuat seluruh penghuni nya kaget, tak terkecuali gadis yang tengah memegangi salah satu pipi nya itu.
"Papah..." Ucap gadis itu tak percaya, papah nya cinta pertama nya, telah menamparnya untuk kesekian kali nya tanpa mau mendengarkan alasanya. " Kali ini kamu benar-benar keterlaluan Azea adistya Bagaskara," Murka Bram Bagaskara.
Gadis itu, gadis yang baru di tampar adalah Azea adistya Bagaskara , anak dari pasangan Bram Bagaskara dan Yuni Yulita Bagaskara, Zea punya dua saudara, kakak dan adik laki-laki, iya Zea anak tengah, dan putri satu-satunya di keluarga itu, tapi jangan harap kalau dia akan di manja dan di prioritaskan karena nyatanya Zea gak pernah merasakan kasih sayang dari mereka, sebab sang ayah hanya deket dengan sang sulung, dan Ibu nya deket dengan bungsu.
"Pah Zea nggak....."
"Apa, mau ngelak lagi, sekarang Lisa bahkan belum sadarkan diri gara-gara lo yang udah dorong dia ke kolam renang Zea," Marah sang sulung Bagaskara, Erwin Bagaskara namanya.
Nah kalau Lisa itu sepupu dari Zea.
"Kak gw bahkan nggak tau kenapa Lisa sampe tenggelam gw...."
"Cukup Zea cukup papah benar-benar muak atas semua sikap kamu" bentak sang ayah.
"PAPAH PIKIR ZEA NGGAK MUAK, ZEA JUGA MUAK PAH, PAPAH SELALU AJA NGGAK PERNAH MAU DENGERIN PENJELASAN ZEA, PAPAH SELALU NYIMPULIN DARI SUDUT PANDANG PAPAH, ZEA MUAK PAH, ZEA CAPEK TERUS-TERUSAN DI SALAHIN PAH," Zea berteriak frustasi.
"AZEA" murka sang ayah, sambil mengangkat salah satu tangan nya
"Apa mau pukul Zea pukul pah pukul.....hiks Zea capek pah, gak pernah ada yang mau dengerin penjelasan Zea.....hiks Zea CAPEK pah CAPEK" histeris Zea, sambil memukul dada nya sendiri.
Deg
"Kalau bukan lo siapa lagi Zea, jelas-jelas yang ada di sana cuma lo," murka sang sulung sambil maju menjambak rambut adiknya.
Semua orang yang ada di sana hanya melihat nya dengan datar, terkecuali si bungsu Bagaskara yang sudah menangis sesegukan melihat kondisi kakak perempuan satu-satunya yang jauh dari kata baik-baik saja.
"Oke.....hiks kalau semua orang nyalahin gw oke, gw nyerah...." Tukas Zea sambil menyentak tangan sang kakak dengan kasar, "Akhirnya ngaku juga lo...lo cap...." Sebelum Erwin menyelesaikan ucapannya telah di potong oleh sang adik.
"Gw nyerah, gw nyerah sama hidup gw yang bagai kan angin tak kasat mata di tengah-tengah kalian," ujar Zea sambil memundurkan tubuhnya dan berlari ke arah dapur, semua orang yang melihat nya hanya mengerutkan keningnya bingung, "kenapa malah lari ke dapur".
Kebingungan mereka akhirnya terjawab setelah beberapa saat kemudian Zea datang dari arah dapur sambil membawa pisau, tunggu pisau!!.
"Papah muak kan, sama Zea oke Zeya akan pergi, tapi sebelum pergi ada baik nya Zea kasih tau kalau di rumah ini ada cctv, jadi kalian bisa lihat rekaman di kolam renang tadi," ujar Zea seraya menatap satu persatu anggota keluarga nya, semua anggota keluarga bergegas masuk ke ruang cctv guna memeriksanya, tinggal lah Zea di sini sendirian, "Oma, Zea capek, Zea mau ikut Oma.....Mama, Papah, Kakak, Adek Zea benci kalian, tapi Zea juga sayang kalian, semoga kalian hidup bahagia setelah ini karena udah nggak ada pengganggu di antara kalian lagi," monolog Zea sebelum menusukan pisau tersebut ke dadanya, tepat nya di jantung nya.
"KAKAKKKKK," histeris Zen sang bungsu Bagaskara setelah melihat kakaknya tergeletak bersimbah darah, dengan perut yang tertusuk pisau, buru-buru Zen mendekati kakaknya.
Karena teriakan Zen membuat seluruh anggota keluarga nya datang ke sumber suara, dan betapa syok nya mereka melihat Zea sudah bersimbah darah, dengan kepala yang ada di pangkuan sang bungsu.
"Zea/ Adek" ucap bersamaan mereka.
Samar-samar Zea masih mendengar teriakan anggota keluarga nya, sebelum seluruh kesadaranya menghilang.
"Gw kira kisah gw berakhir saat itu, tapi nyatanya tuhan belum ngizinin gw buat ketemu Oma" Azea adistya Bagaskara
"Mau di sini atau di dunia asli gw sama aja yah, sama-sama jadi pengamat" Azea adistya Bagaskara / Audry Zeanny Alexander
_________________________
Hay gimana-gimana sama prolog nya, bagus gak.
Maaf yah kalau cerita nya gak nyambung, soalnya baru belajar.
Kalau gak suka gak usah di baca yah, soalnya author juga gak maksa kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zea Sang Figuran (HIATUS!!)
Ficção AdolescenteZea kira hidup nya akan berakhir setelah kejadian itu, tapi ternyata takdir berkehendak lain. Zea kembali hidup di raga salah satu tokoh dalam novel. Tidak, Zea tidak masuk raga protagonis maupun antagonis, tapi Zea masuk dalam raga figuran iya FIGU...