Mata yang terpejam itu, perlahan membuka menampilkan iris hazel, bulu mata yang lentik itu mengerjap pelan menyesuaikan cahaya.
Pandangan nya mengedar menelisik setiap sudut ruangan, dahinya tampak berkerut pertanda dia sedang bingung.
"Gw masih hidup?....," terdengar kekehan kecil dari mulut sang gadis, karena tak percaya dirinya masih hidup setelah menusuk jantung nya sendiri. Ya gadis itu tak lain adalah Azea adistya Bagaskara. " Kenapa bisa gw masih hidup, kenapa gw gak mati aja sih, gw capek, gw pengen ketemu Oma....." Frustasi Zea.
"Dan lagi gw ada di mana? Perasaan kamar gw gak kaya gini deh" monolog Zea dan beranjak untuk melihat sekelilingnya, tapi seketika Zea menghentikan langkahnya karena merasa ada yang aneh.
"Kenapa dada gw gak sakit, minimal kalau gak mati kan seharusnya gw koma," buru-buru Zea membuka kancing piama nya guna melihat luka tusukan di dadanya, "kenapa gak ada luka apa pun".
Kebingungan Zea bertambah kala netran nya mengedar menelisik setiap sudut ruangan yang benar-benar asing di Indra mata nya.
"Ini yang punya kamar mana sih, kok gak muncul-muncul gw kan mau tanya, gw ada di mana," Zea sekali lagi mengelilingi kamar tersebut.
Tapi langkah kaki Zea tiba-tiba berhenti kala melihat pantulan dirinya di cermin.
Deg.
Kenapa warna kulit nya jadi seputih itu, tunggu kenapa Zea baru sadar warna matanya jadi hazel perasaan warna matanya coklat, Zea jadi bingung, perlahan tapi pasti Zea mendekati cermin itu dan menyentuhnya.
"Gila kenapa gw jadi cantik gini yah, perasaan gw jarang skincare an deh, terus muka gw kok jadi glowing banget sih" kagum Zea akan parasnya yang berubah jadi cantik.
Tok.tok.tok, "Zea lo udah bangun belum sih," tok.tok.tok "kok pintu nya di kunci, Zea lo gak papa kan, Zea bangun woy kita telat nih, Ze kok gak di jawab lo gak mati di dalam kan, Ze bukak woy gw dobrak nih," kekaguman Zea buyar kala mendengar ada yang mengetuk pintu dengan brutal dan jangan lupa kan suaranya yang melengkin serta pertanyaan yang beruntut itu.
"Siapa sih, ganggu aja," gerutu nya, tapi tak urung membukakan pintu tersebut sebelum pintunya roboh, kan gak enak kalo pintu nya rusak, mana punya orang lain lagi.
Ceklek.
"Astaga Zea kok lo belum mandi sih, buruan mandi kita udah telat ni," Sembur gadis itu pada Zea ketika pintu nya baru di buka.
"Hah...lo kenal gw" bingung Zea karena ia merasa tidak mengenal gadis tersebut.
"Ha he ha he, lo kenapa sih, sakit, kok kaya orang linglung gitu," heran gadis tersebut sambil memegang dahi Zea.
"Ga panas kok, tapi kok lo aneh banget sih," Zea masih bergeming karena mencoba membaca situasi tersebut.
"Lo siapa sih, dari tadi ngomong mulu perasaan kita gak kenal deh, atau gak lo kasih tau nama lo deh biar gw gak bingung-bingung amat"
"Ze lo benar-benar sakit yah, masa lo gak ngenalin gw si, gw Zara sahabat lo,..... jangan bercanda deh gak lucu tau," sungut gadis tersebut yang bernama lengkap Azahra putri Wijaya.
Sedangkan di sisi Zea sekarang ia paham apa yang terjadi saat ini.
"Audrey Zeanny Alexander kok lo malah bengong sih," sepontan Zara mengguncang kedua bahu Zea, karena teman nya ini malah bengong di tempat.
Zea mengerjapkan matanya, tersadar dari lamunannya.
"Oh....eh emmm, Ra kayanya gw hari ini gak berangkat deh, soalnya perut gw sakit banget, jadi gw absen deh hari ini," dusta Zea sambil memegang perutnya."Perut lo sakit kok bisa, perlu gw bawa ke RS gak, atau gak gw temanin di sini deh,"
"Eh.... gak papa kok, lo kayanya berangkat sekolah aja deh....bla....bla....bla....bla," akhirnya setelah obrolan panjang mereka, Zara mau berangkat sekolah juga.
__________
"Masa iya sih, gw transmigrasi gak mungkin kan, gw tau gw suka baca novel transmigrasi masa iya kejadian sama gw," awal nya Zea gak mau percaya tapi setelah di teliti lagi fisik nya benar-benar berubah dari warna kulit, bola mata bahkan rambut nya pun ikut berubah.
"Oke oke, Ze lo harus tenang lo harus cari tahu identitas dari tubuh ini" kemudia Zea mulai menggeledah seluruh isi kamar tersebut guna mencari identitas tubuh yang ia tempati sekarang.
"Bentar tadi kayanya kalo gak salah tubuh ini namannya Audrey Zeanny Alexander, ok identitas gw dah tau sekarang tinggal kehidupan gadis ini gimana" saat Zea membuka laci meja ia menemukan beberapa botol obat dan buku diary.
Perlahan Zea membuka buku tersebut, dan beberapa saat kemudian Zea tampak syok kala mengetahui beberapa fakta yang sangat-sangat mengejutkan.
Iya mengejutkan dari Zea asli anak broken home, terkena penyakit kanker paru, dan beberapa fakta lainya yang tak kalah mengejutkan.
"Apa jadi gw sekarang kena kanker, terus kenapa gw hidup lagi kalau ujung-ujungnya bakal mati juga" ujar Zea sambil mengambil beberapa botol obat tersebut.
"Dal lah, kalau gw mati gak papa toh juga gw pernah mati" pasrah nya.
Kruyuk kruyuk (anggap aja itu bunyi perut) "aduh laper lagi, ada makanan gak sih di sini" Zea beranjak pergi ke dapur, sambil melihat sekeliling apartemen tersebut, iya apartemen karena tadi Zea telah ke balkon dan yah Zea ternyata tinggal di apartemen sendiri an, catat sendiri karena ortu nya telah memiliki keluarga sendiri-sendiri dan yah Zea gak ikut mereka karena Zea sedari kecil tinggal sama oma dan opa nya.
__________
Sedangkan di sisi lain, tampak seorang gadis yang sedang mengguncang kedua bahu temanya.
"Zara ihhh...... kok lo gak kasih tau gw sih kalau Zea lagi sakit, seharusnya tuh lo di sana aja nemenin Zea, siapa tahu ntar Zea pingsan terus gak ada yang nolongin ter....."
"Stop Zila gw pusing" ujarnya sambil menyentak tangan yang masih betah bertengger di kedua bahu nya.
"Hehehehe sorry sorry abisnya lo gak kasih tau gw sih kalau Zea sakit," ia Zila lebih tepatnya Febbyola Zilanka Dixon.
"Lagi pula tadi juga gw udah mau nemenin Zea kok, tapi dia nya gak mau gw juga di paksa berangkat aja," sungut Zara tak terima di salahkan oleh sahabat nya itu.
"Hehehehe sorry......ya udah yuk kita cari bangku aja udah sampai di kantin nih,"
Oh ya ngomong-ngomong tadi itu Zara dan Zila kedua sahabat Zea.
"Lo yang pesen gw yang cari bangku," perintah nya pada Zila.
"Oke lo mau apa?....ih sama an aja deh biar ngantrinya gak kelamaan," belum juga di jawab tapi Zila udah menyerobot dengan pertanyaan yang lain dan langsung pergi.
Bersambung
____________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Zea Sang Figuran (HIATUS!!)
Teen FictionZea kira hidup nya akan berakhir setelah kejadian itu, tapi ternyata takdir berkehendak lain. Zea kembali hidup di raga salah satu tokoh dalam novel. Tidak, Zea tidak masuk raga protagonis maupun antagonis, tapi Zea masuk dalam raga figuran iya FIGU...