18 : Bukan Teman

278 26 2
                                    

It's Me
Chapter 18
-Bukan Teman-

///////

Happy Reading (⁠●⁠♡⁠∀⁠♡⁠)








Hinata telah membersihkan dirinya serta mengenakan seragam baru yang di berikan oleh Neji.

Ia menatap kearah Neji dengan wajah bingung. "Nii-san? Kenapa kau ke sekolahku ?"

"Oh ya aku lupa , aku ingin melihat cucu dari nenek chiyo, nenek chiyo ingin menitipkan beberapa berkas yang tertinggal oleh cucunya"-Jelas Neji

"Nenek Chiyo?"-Hinata mencoba mengingat siapa itu.

"Oh.. tetangga apartemen mu ?"-Ucap Hinata.

Neji mengangguk lalu kembali bercerita panjang lebar dengan Hinata sembari mengantarkan Hinata kedalam kelas nya.

Sesampainya didepan kelas , Sakura dan kedua Temannya menundukkan kepala mereka. Mereka benar-benar takut dengan adanya Neji saat ini.

Neji hanya tersenyum miring lalu pergi dari sana dan mencoba untuk mencari Cucu dari Nenek Chiyo itu.

Sesampainya di Kantin sekolah, Neji melihat sosok yang Ia cari-cari sedari tadi.

"Hoii Sasori!"-Panggil Neji.

Sang empunya Nama pun langsung menoleh kearah Neji.

"Ohh.. Neji-san, ada apa ?"

"Ini , nenek mu menitipkan ini padaku"-jelas Neji sambil memberikan sebuah map kuning.

"Ahh akhirnya, aku tidak perlu lagi balik ke apartemen hehe , Arigatou..."-Sasori tersenyum singkat.

"Hum. Baiklah, aku akan meninggalkan mu jika tidak ada lagi yang kau butuhkan"

"Hum , sekali lagi terimakasih Neji-san"-Ucap Sasori.

Neji berlalu dari hadapan Pria dengan surai merah itu, dan melangkahkan kakinya menuju ruangan kepala sekolah.

"Aku ingin membicarakan sesuatu"-Cetus Neji begitu masuk kedalam ruangan Kepala sekolah.

"Oh.. Tuan Neji , silahkan"-Kepala sekolah itu mengisyaratkan Neji untuk duduk.

"Kau tau tadi pagi aku melihat adik Ku di bully habis-habisan oleh murid-murid disini?"-Tatapan Neji berubah menjadi tajam.

Wajah Pak Kepala sekolah pun menjadi pucat pasi. "Di... Di bully?"

"Hum , aku tau kau tidak mengetahui hal itu , karena para guru disini mungkin saja menutup mata atas hal-hal seperti itu di sekolah ini , itu sebabnya hal itu tidak sampai di telingamu"-Jelas Neji.

"Pantas saja "-Pak Kepala sekolah mengangguk paham.

"Lalu Tuan Neji, anda ingin saya melakukan apa ?"

"Pecat semua Guru yang ada di sekolah ini dan ganti dengan guru yang memiliki moral lebih baik , jangan sampai pembullyan seperti ini terjadi lagi"

"Baiklah, saya akan segera melakukan itu "

"Satu hal Lagi , Kumpulkan mereka yang membully adik ku tadi pagi , aku ingin membawa hal ini ke jalur hukum "

Mendengar hal itu bahkan Pak Kepala sekolah tercengang. Neji benar-benar serius dalam hal ini.

"Kau mengerti?"-Tanya Neji.

"Ah.. ya ya saya mengerti, segera saya laksanakan"

"Hum ku tunggu semua daftar namanya siang ini"-Neji beranjak keluar dari ruang itu.



#####

Di dalam perjalanan, Neji masih saja menggerutu soal gosip bodoh itu. Jika gosip itu sampai di ketahui oleh Paman nya . Ntah apa yang akan terjadi.

"Cihh jika saja Paman tau tentang pembullyan ini , akan seburuk apa hidup para murid-murid itu"-Ucap Neji sambil mengetik sesuatu di smartphone miliknya.

Cittttttt!!!

Neji menginjak rem mobil nya secara mendadak. Saat ini Ia benar-benar seperti orang yang sedang tersedak.

Terlihat sebuah pesan dari Paman nya.

"Neji, dari mana datangnya berita bodoh seperti itu "


"HAAAAAAAAAAAA!!!!!!"-teriak Neji dengan frustasi.

Ia baru saja mengurus tentang pembulyyan itu. Sekarang hal yang tidak Ia inginkan telah terjadi.

Tugas Neji semakin banyak. Faktanya bahwa dengan Paman nya meninggalkan Tokyo selama satu Minggu, tentu saja perusahaan Neji yang mengurus. Itu sebabnya Ia frustasi dengan hal ini.





####



Kembali ke Sekolah. Hinata menyelesaikan tugas yang baru saja di berikan.

Di belakang nya , Sasuke menatap Hinata dengan senyum samar miliknya.

Saat bel istirahat berbunyi, Hinata segera membalikkan badannya dan hendak mengajak Sasuke ke Kantin.

"Ayo!!"-Ucap Sasuke.

"Ehhhh ????"-Hinata memiringkan kepalanya.

"Kau ingin ke kantin kan ?"-Tanya Sasuke.

"Eh um iya ayoo"

Mereka berdua beranjak dari duduknya. Dan tiba-tiba Sakura serta teman-temannya datang menghampiri Hinata.

"Hinata-Chan "

Hinata hanya menatap datar kearah ketiga wanita itu. Sasuke pun hanya menatap Jijik.

"Maafkan aku , aku benar-benar salah maafkan aku Hinata-Chan"-Sakura mulai menangis.

Hinata tersenyum pahit. "Waktu aku menangis seperti ini, apa kau pernah mengasihani ku Sakura ?"

Sakura terdiam sejenak. "Aku tau aku salah , kumohon maafkan aku !"

"Pergilah! Aku tidak ingin melihat mu lagi"-Ucap Hinata dan mulai melangkah pergi.

Tiba-tiba saja Sakura menggenggam pergelangan tangan Hinata.

"Kumohon maafkan aku , Bukankah kita ini teman "-Ucap Sakura dengan wajah yang memelas.

Tanpa melihat kearah Sakura. Hinata melepaskan genggaman tangan itu.

"Sejak dulu kita tidak pernah berteman"

Setelah mengatakan hal itu Hinata benar-benar pergi.

Sasuke hendak mengikuti Hinata. Tapi langkahnya terhenti tepat di samping Sakura.

"Kau tau ? Aku tidak sabar menunggu giliran ku nanti"-Ucap Sasuke dengan senyum di akhir kalimat nya , lalu pergi meninggalkan ketiga wanita itu.

Sakura langsung terduduk lemas di lantai kelas. Ia menangis dengan keras dan kedua temannya mencoba untuk menenangkan Sakura.

"Sialan !!! HINATA SIALAN !"-Teriak Sakura Histeris.




####

Di kantin sekolah Sasuke tak henti-henti nya memandangi wajah gadis yang Ia sukai itu.

"Berhentilah menatap ku Sasuke-kun"-Ucap Hinata sambil menyantap cemilan nya.

"Memangnya kenapa?"-Cetus Sasuke.

"Kau membuatku takut"-Jelas Hinata.

"Cihh.. yang benar saja"-Sasuke menatap malas kearah Hinata.

Beberapa saat kemudian Sasuke kembali bertanya. "apa kau benar-benar tak ingin memaafkan mereka?"

Hinata kini menatap serius kearah Sasuke. "Tidak ada kata maaf"

Mendengar hal itu membuat Sasuke sedikit terkejut. Lalu kemudian dia tersenyum puas.

"Itu lebih baik"-Ucap Sasuke.



Tbc.
Jangan lupa Votmen nya Kawan ❤️
Uwuu (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤

It's Me {Hinata Centric}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang