32. Bioskop 2

50.2K 416 9
                                    

Waduuhh...

Hallo everybody sayang sayang ku...!!

Aku salut sama kalian yang selalu setia menunggu update dari aku si author labil ini.

Maapin aku yaa update nya lama . Kemarin aku tumbang sakit sampai muntah darah, mohon doanya aja ya buat author supaya sehat selalu. Setelah mulai pulih, ada masalah di tempat kerja jadi gak bisa handle pena aku buat bisa nulis dan update. Doain juga biar urusan author nya lancar selalu biar Rajin updated.

Selamat membaca, dikit aja dulu deh ya. Hehe...

Rury mulai meraba dan mengelus lembut benda milik Dahlan

" Rury... Kamu membuat kepalaku pusing." Bisik Dahlan kesal. Rury hanya tersenyum. Mungkin mulai sekarang Rury akan memiliki hobi baru, yaitu bermain dengan benda perkakas milik Dahlan.

" Om, aku suka deh kalo milik om lagi keras kek gini." Ucap Rury sambil secara perlahan mengocok benda itu dengan tangan nya.

" Kamu dasar anak nakal emmhh...." Dahlan menggigit bibirnya mencoba meredam suara kenikmatan yang mungkin akan keluar dari mulut nya.

" Ih jangan ditahan, keluarin aja. Suara desah om Dahlan seksi aku suka." Bisik Rury.

" CK... Ini tempat umum... Sudah hentikan." Bisik Dahlan sambil menahan tangan Rury lalu tidak sengaja menghempaskan nya sedikit agak kencang jadi terkesan kasar. Tangan Rury membentur kursi penonton di depannya agak keras hingga ia merasa kesakitan.

" Awwh... Ih om galak amat sih. Biasa aja kali. Isshhh.." Rury mengelus tangan nya yang terasa sakit dengan perasaan dongkol dan kesal terhadap Dahlan. Dahlan yang menyadari kesalahannya menelan Saliva nya berat.

" Ma maaf itu... Tadi gak sengaja." Ucap Dahlan merasa bersalah sambil hendak melihat tangan Rury, namun Rury malah menepis tangan Dahlan perlahan lalu memalingkan pandangannya fokus kearah layar tanpa berbicara sedikit pun. Melihat itu, Dahlan semakin merasa bersalah.

" Rury... Maaf sungguh itu sebuah ketidak sengajaan." Ucap Dahlan dengan nada memelas. Namun Rury tetap diam tidak merespon apapun. Akhirnya Dahlan hanya menghela nafas panjang lalu membenarkan posisi celananya dan ikut fokus menatap layar bioskop.

Kembali ke Bella dan Leo

" Enak ya kue nya." Ucap Leo setelah menerima suapan kue kering dari tangan mungil Bella.

" Ah iya gitu? Tapi punya aku biasa aja deh." Ucap Bella sambil mencoba kue itu lalu menyodorkan kembali ke mulut Leo. Ketika kue itu sudah sampai di antara bibir dan gigitan Leo, Bella tiba-tiba menghentikan nya. Hingga Leo mematung.

" Tunggu, aku mau cobain punya Daddy." Ucap Bella sambil menggigit kue yang ada di mulut Leo disertai sedikit jilatan lembut di bibir Leo. Lalu sedikit menjauh dan mengunyahnya.

" Mmhhh... Iya punya daddy enak." Ucap Bella. Leo tersenyum sambil mengunyah kue sisa gigitan Bella di mulutnya. Lalu Leo mengambil kue baru dan menyuapkannya ke mulut Bella. Bella tersenyum lalu melahapnya, namun sebelum kue itu benar2 masuk, Leo dengan sigap langsung melahap bibir Bella. Hingga mereka terus menikmati kue sambil berciuman panas tanpa memperdulikan sekitar, seolah bioskop milik berdua ahiwww....

Kembali ke Nadia dan Tommy

Tommy masih asyik dengan kegiatannya mengelus bokong Nadia malah sekarang tangannya mulai masuk kedalam rok, hingga menyentuh tepat kulit bokong Nadia. Sedangkan Nadia sedari tadi diam menikmati dan hanya memberi akses untuk tangan Tommy agar lebih leluasa bergerak tanpa ketahuan orang disekitarnya.

" Sayang kamu mesum sekali." Bisik nakal Nadia ditelinga Tommy.

" Kulit kamu lembut banget. Aku gak bisa berhenti." Jawab Tommy lebih nakal.

" Ah aku suka om Tommy nakal kek gini." Ucap Nadia sambil tersenyum dan menggigit bibir bawahnya.

" Apa kamu mau yang lebih?" Bisik Tommy sambil menatap wajah Nadia yang keenakan. Nadia mengangguk sambil mengulum bibirnya, Mau tapi malu. Tommy semakin mengembangkan senyumnya. Lalu tangan nakal Tommy mulai bergerak dan berpindah ke arah depan. Tommy mulai menelusup masuk kedalam dan menyentuh tepat bagian inti Nadia yang ternyata sudah basah. Nadia membungkam mulutnya dengan tangan nya sendiri takut mengeluarkan suara-suara berbahaya. Tommy mulai membelai tempat kenikmatan milik Nadia perlahan. Tempat itu terasa basah dan ada bulu-bulu lembut yang bergesekan dengan kulit nya. Baru juga beberapa gesekan, tiba-tiba lampu sekitar ruangan menyala hingga semua orang bisa saling melihat dengan jelas. Nadia yang takut ketahuan orang lain refleks langsung memeluk erat tubuh Tommy, hingga jari Tommy yang sedang bergerak perlahan di bawah sana tidak sengaja tertekan dan masuk menancap kedalam lubang kenikmatan milik Nadia. Tommy membulatkan matanya merasa kaget dengan lampu yang tiba-tiba menyala dan pergerakan Nadia yang tiba-tiba juga hingga jarinya masuk dan sekarang merasa terjepit oleh lubang milik Nadia. Tapi keterkejutan itu hanya sesaat, hingga Tommy malah semakin ingin lebih hingga ia malah semakin menekan dan memperdalam satu jari nya kedalam lubang kenikmatan milik Nadia.

" Aahmmmmmhhhh...." Desah tertahan Nadia yang merasakan sesuatu masuk kedalam lubangnya yang belum pernah ada sesuatu apapun masuk kedalam sana. Nadia memeluk erat tubuh Tommy dan kedua tangannya mencengkram baju Tommy. Mereka tidak bergerak sedikitpun menunggu para pengunjung keluar semua.

Sedangkan Rury dan Dahlan, setelah lampu kembali menyala, Rury langsung berdiri dan hendak pergi namun Dahlan segera menahan dengan menarik tangan Rury secara perlahan.

" Apa sih om. Filmnya udah selesai." Ucap Rury sambil menghempaskan tangan Dahlan lalu pergi turun ke bawah. Dahlan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Rury sepertinya benar-benar marah kepada nya, lalu ia segera mengejar Rury. Ketika sampai di kursi jajaran tengah,  Dahlan kembali menahan tangan Rury.

" Rury, maaf tadi itu tidak sengaja." Ucap Dahlan sambil memeluk tubuh Rury. Rury terdiam. Namun Dahlan tiba-tiba melihat sosok yang tidak asing sedang berciuman panas. Dahlan membulatkan matanya.

" Waduh bos Leo. Jangan sampai dia ngeliat gue disini lagi sama cewek dibawah umur. Bahaya, ntar bisa-bisa dia balik ngejek gue." Pikir Dahlan yang teringat ia pernah tidak menyangka bos nya pacaran sama anak SMK. Dahlan memutar tubuhnya yang masih berpelukan dengan Rury hingga posisinya kini Rury yang menghadap ke posisi Leo dan Dahlan membelakangi Leo. Namun ketika berubah posisi, Dahlan melihat seseorang yang juga tidak asing sedang berpelukan dengan perempuan.

" Bos Tommy? Bahaya bahayaaa... Mereka ada disini juga ternyata. Gue musti pergi jangan sampai mereka sadar ada gue disini. Bisa-bisa gue diejek besok dikantor." Pikir Dahlan lagi. Lalu ia segera melepaskan pelukan nya kepada Rury. Rury hanya menyergitkan keningnya ketika ia hendak berbicara tiba-tiba Dahlan menarik tangan nya tergesa-gesa menuju keluar.

" Ih om apaan sih. Pelan pelaann...." Teriak Rury. Dahlan yang mendengar perkataan Rury segera berhenti, tidak ingin berlama-lama segera Dahlan mengangkat tubuh Rury dan menggendongnya sampai ke mobil nya.

AHH! DADDY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang