Hari ini aku sangat bahagia, karena Ayahku akan pulang dari luar kota. Sudah setahun ini, aku ditinggalkan sendiri olehnya. Ya, aku cuma tinggal berdua dengan Ayah. Ia selalu sibuk bekerja.
Aku mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan penuh semangat. Ayah bilang, ia akan sampai kira-kira pukul sepuluh malam. Aku tak sabar menanti kedatangannya. Selain membuat rumahku bersih, wangi, dan nyaman, aku juga memasak makanan kesukaan Ayah.
Aku menantinya di ruang tengah. Kulihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 21.47. Itu artinya tiga menit lagi pukul sepuluh. Aku memainkan ponsel sambil menunggu kedatangannya.
Ting tong
Suara bel rumah mengalihkan perhatianku. Aku melihat jam dinding. Suara itu berbunyi saat jarum panjang di jam dinding mengarah ke angka 12. Tepat waktu. Ayahku datang sesuai dengan yang dikatakannya.
Aku segera berlari membuka pintu dan ya, benar, itu Ayah. Aku langsung berhambur ke pelukannya. Ayah pasti lapar dan lelah, jadi dengan semangat, aku mengajak Ayah memakan masakanku.
Setelah makan bersama, kami duduk di ruang tengah sejenak sambil mengobrol-ngobrol melepas kerinduan masing-masing. Ayah juga membawakan oleh-oleh untukku. Pokoknya tak dapat kuutarakan betapa bahagianya aku. malam ini.
Meski sudah malam, tapi kami tak menyudahi kegiatan kami ini. Di tengah obrolan, aku mendapat notifikasi. Aku pun membuka dan membacanya.
Nak, maaf, ya, Ayah akan pulang terlambat. Di depan ada yang kecelakaan, jadi Ayah kejebak macet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sssttt!!!
HorreurSssttt!!! Jangan berisik Saat kamu membuka mata, di situlah kamu sadar ternyata ia bukan manusia.