EPILOG

54 8 11
                                    

Tepat di hari minggu, setelah mereka berkumpul kembali sewaktu itu.

Nayara memasak di dapur di bantu dengan bi Minah. Mereka masak dengan banyak menu. Sedangkan di ruang makan terlihat Yura sedang membantu sang Ayah merapihkan alat makan dan juga membantu mengambilkan beberapa yang di butuhkan dari dapur untuk makan.

Mereka berkumpul bersama keluarga besar di rumah Nazriel, setelah kejadian itu Nayara tak di izinkan untuk tinggal di rumahnya lagi dan tak akan di biarkan untuk keluar rumah sendiri, semuanya menjadi ketat bahkan dari beberapa sudut di pasangkan cctv terhubung ke hp Nazriel.

"Sayang, mau Bunda bantu" ucap Mertuanya.

"Oh enggak usah bun, Naya bisa kok, ini udah selesai, bunda duduk aja di sana, nanti Naya ke sana" jelas Nayara, sang mertua menuruti menantunya.

Nayara membawa semua makanan di atas meja yang melingkar, semua orang duduk di sana bersamaan. Para orang tua sibuk bermain bersama cucunya, Yura terlihat bahagia ketika di ajak bicara dengan orang tua itu.

Setelah kejadian waktu itu, mereka semua tak ada satu pun yang berani menanyakan bagaimana hal itu bisa terjadi. Mereka semua seakan membisu ketika melihat Nazriel membawa kembali pulang Nayara bersama Anaknya.

Mereka terharu dan memeluknya, semua memeluk Nayara dan Yura. Nazriel pun meminta maaf di depan mereka semua tanpa menjelaskan mengapa hal itu terjadi dan mereka berpelukkan dengan terharu.

Bahkan setelah beberapa bulan semua orng blm juga menanyakan hal tersebut, karena itu membuat Nayara menjadi nyaman dan tentram.

"Di makan nak sayurnya, jangan di pinggirrin gituu" ucap Ibu Nayara, yang membuat Yura melihat ke arah Bundanya dan memohon untuk menolongnya.

"Ayo Yura kesayangan grandma, dimakan sayurnya, atau nanti Yura bakalan kecilll terus gak gede gede" ucap Bunda Nazriel,

"Bunaaa, hiks hiks, Yura gak mau makan sayur" ucap Yura yang menangis menuruni kursi dan mendekat ke arah Nayara.

"Sttt cup cup cup, iya Buna tau kok yura gak suka sayur, tapi sayur kali ini bukan kaya waktu itu, Buna yakin Yura suka" ucap Nayara meyakinkan anaknya.

"Sini nak sama ayah~" ajak Nazriel yang berada di samping Nayara, Yura pun langsung ke arah ayahnya dan duduk di pangkuannya.

"Ini namanya wortel, ini bagus banget buat mata, kalo Yura makan wortel nanti mata Yura bisa melihat anak semut yang masih di dalam telur, keren bukan? Coba deh, enak lohhh, rasanya kaya kentang" ucap Nazriel meyakinkan sang anak. Yura yang melihat tingkah sang ayah pun tak meragukan lagi bahwa itu enak.

Yura memakan wortel itu dengan lahap, dan mengangguk, lalu mengambil wortel lagi dari piring Nazriel dan memakannya lagi.

Mereka semua yang di sana tertawa ringan melihat kelakuan Yura, Nayara sedikit malu karena membayangkan cara Nazriel membujuk anaknya sendiri.

"Sudah sudah tatapannya, ayo lanjutkan makannya" ucap Ayah Nayara yang menyadari bahwa anak dan menantunya saling bertatapan.

Nayara yang tersadar langsung mengalihkan pandangannya ke makanan. Nazriel menyuapi Yura yang ada di pangkuannya.

"Kamu nyuapi Yura trs kamu makannya gimana toh?" ucap Ibu Nayara.

"Nanti bisa kok bu, habis selesai Yura makan" ucap Nazriel

"Suapin dong Naya, kamu ini tidak peka sekali" ucap Ibu Nayara. Nayara yang mendengar itu sedikit jengkel tapi gapapa deh kali kali.

Semua makan dengan tenang, sesekali mereka melemparkan canda dan tawa di atas meja sana, setelah selesai semuanya bubar. Mereka pulang kerumahnya masing masing.

Nazriel Untuk Nayara | ETINAZNATT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang