Extra part 2 pt 2

36 7 1
                                    

Extra Part 2 pt 2

Ada yang mau tau Nayara selama ini kerja apa? Nayara punya butik gamis dengan brand ternama tapi walaupun gamisnya terkenal Nayara tak ingin di kenal orang banyak karena ia takut banyak orang yang membencinya. Nayara juga punya bisnis kecil-kecilan seperti punya kosan serta beberapa produk makanan yang ia jual. Dia memulai semuanya sendiri tanpa bantuan tangan orang lain, semuanya terlihat gaib alias tak terlihat, orang hanya tau dirinya pengangguran yang punya banyak uang. Bahkan orang tuanya pun tak tahu bagaimana perbulannya ada uang tabungan yang masuk di atmnya. Semuanya dia mulai dari uang tabungannya sendiri.

*****************************************

*time skip yura umur 5 tahun

Nayara pergi ke mall bersama Yura. Mereka berdua pergi ke mall untuk melihat kondisi butik Nayara, dan kebetulan Yura sangat ingin pergi ke timezone. Di butik Yura sangat memperhatikan orang-orang sekitar yang melewati butik bundanya, dengan kaca transparan Yura menatap seorang laki-laki yang melambaikan tangan kepadanya yang ada di sebrang butik, orang itu sedang terduduk diam menatap butik Nayara dan entah mengapa dia melambaikan tangannya kepada Yura.

"Buna buna" panggil Yura sambil menarik-narik gamis yang di paka Nayara

"Sebentar ya sayang, buna lagi bicara sama mba mbanya" ucap Nayara lembut kepada Yura.

"Yura sayang, tadi kamu mau ngomong apa sama buna?" Nayara menghampiri Yura yang terduduk di sofa butik, Nayara berjongkok menatap Yura yang tersenyum.

"Buna buna, itu ayah ya?" Yura menunjuk orang yang sedari tadi melambaikan tangan ke arahnya. Nayara tak mengerti maksud anaknya dan mencari seseorang yang di tunjuk oleh anaknya.

"Yang mana nak?"

"Itu loh bun, lihat deh, itu loh itu yang pakai kacamata"

Hah?sejak kapan Nazriel pake kacamata? Batin Nayara

"Ehh, bukan buna, maksud yura itu sebelah orang yang pakai kacamata" dan yura membalas lambaian orang itu

Nayara yang melihat orang itu terkejut, ternyata benar, itu Nazriel.

"Sayang, kita ke timezone yuk, gak baik kita menatap orang yang bukan mahram nya"

Nayara menarik tangan Yura yang mungkin sedikit kencang dan pergi meninggalkan butik.

"Buna minta maaf ya nak, buna gak bermaksud nyakitin kamu kok" mengelus tangan Yura

"Buna kenapa? Memangnya orang itu benar ayah?"

Nayara terdiam sejenak

"Buna, yura mau bertemu ayah, yura mau ayah buna" rengek Yura

"Yura sayang, kamu gak boleh nangis di keramaian, kasian yang lain, nanti ikutan menangis gimana?" Nayara berjongkok dan menenangkan anaknya. Yura semakin merengek dan menggeleng-geleng kan kepalanya.

"Yura mau apa? Kalau yura nangis mending kita pulang"

"Itu ayah, buna, Yura mau ke ayah" ucap Yura yang menyingkirkan Nayara

"Ayahhhhhhhhh, ayahhhhh" peluk Yura ke orang itu

"Ayah, yura kangen sama ayah, yura kangennnnn sekalii sama Ayah" ucap Yura yang memeluk kaki orang itu, orang itu berjongkok menyamakan tinggi Yura dan memeluk Yura.

"Maaf pa, dia anak saya.... Tolong lepaskan" ucap Nayara menghampiri Yura, Nayara sama sekali tidak melihat wajah orang itu, dirinya hanya fokus kepada sang anak.

"Yura mari kita pulang" ajak Nayara

"Gak, Yura mau sama Ayah aja, Yura mau main sama Ayah Bun, Buna pulang aja, nanti Ayah pasti anter Yura"

"Gak bisa gitu Yura, kasian om nya mau pulang, ayok pulang Yura" ajaknya lagi

"Nayara, cukup, dia mau sama Ayahnya" ucap orang itu

"T-tapi k-kamu...." Dia terkejut melihat Nazriel di depan matanya.

-sekian terima nasib- 

Nazriel Untuk Nayara | ETINAZNATT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang