Jarum jam berada di angka dua belas saat Jaehyun melihat jam di kamarnya. Ia tak enak badan, tubuhnya sedikit panas dan kepalanya sakit. Persediaan obat habis di rumah, jadi Jaehyun memutuskan untuk keluar membelinya sendiri.
Kondisinya agak lemah memang, namun Jaehyun enggan meminta bantuan pada Johnny untuk membeli obat. Selain memikirkan pria bongsor itu lelah karna harus bekerja sambil mengurus anak kecil, alasan Jaehyun lainnya adalah karna ia benci terlihat lemah di hadapan orang lain.
Dengan hoodie di lapisi jaket tebal, Jaehyun siap untuk keluar sebelum dengan tiba-tiba makhluk mungil memeluk kakinya membuat ia sedikit terkejut. Jaehyun menggerakkan kepalanya menoleh ke bawah melayangkan tatapan bingung pada si kecil, bukankah seharusnya Renjun sudah tidur bersama Johnny bukannya berkeliaran di lantai bawah.
"Papa ikut! Ikut! Ikut!"
Renjun melompat-lompat sambil mengangkat tangan minta di gendong, si kecil tahu jika Jaehyun ingin keluar melihat pakaian lelaki itu.
"Ini sudah malam, kembali lah ke kamar."
"Ngggg... ikut..."
Jaehyun menghela nafas lelah, rasanya kepalanya makin sakit menghadapi Renjun.
"Panggil Daddy mu suruh dia untuk ikut."
Renjun mengerjapkan matanya sambil memiringkan kepalanya menatap Jaehyun, agaknya si kecil sedikit tidak faham dengan perkataan Jaehyun.
"Ajak Daddy mu untuk ikut." Ujar Jaehyun sekali lagi.
Renjun langsung berlari untuk mencari Johnny, dan itu kesempatan Jaehyun untuk pergi. Tapi sayangnya saat berhasil membuka pintu Renjun menoleh dan langsung berbalik arah berlari ke Jaehyun.
Jaehyun mengumpat dalam hati saat Renjun kembali memeluk kakinya, dirinya mulai kesal.
"Panggil dulu Daddy mu." Titah Jaehyun.
Renjun menggeleng brutal, anak itu sudah tahu ia di bohongi.
"Tidak usah ikut, angin malam tidak baik untuk anak-anak."
Renjun mencebikan bibirnya membuat ekspresi ingin menangis, sukses membuat Jaehyun gelagapan. Jika Renjun menangis, Jaehyun takut Johnny akan terbangun.
"Jangan ikut ya, nanti ku bawakan jelly."
Renjun menggeleng.
"Nanti ku belikan Moomin." Jaehyun menyebut boneka putih yang di sukai anak itu.
Renjun lagi-lagi menggeleng dengan air mata mulai berjatuhan.
"Hiks... ikut..."
"Baiklah!" Final Jaehyun mengalah.
Jaehyun langsung menggendong Renjun membuat anak itu memekik girang. Jaehyun mendelik, padahal si kecil tadinya tengah menangis dalam sekejap mata ekspresinya berubah senang.
Doakan saja Jaehyun tak pingsan di tengah jalan.
Di dekat gedung apartemen itu ada apotek bukan 24 jam, jadi Jaehyun memutuskan untuk jalan kaki. Dengan kondisi lemah ini Jaehyun hanya takut untuk membawa mobil apalagi membawa nyawa lain bersamanya.
Renjun yang di gandeng Jaehyun berjalan dengan diam sambil memerhatikan sekitar yang sunyi dan gelap hanya lampu jalan atau toko menerangi.
Setelah selesai membeli obat, Jaehyun membawa langkahnya ke toserba terdekat untuk membeli air. Jaehyun masuk ke sana membuat Renjun yang diam saja sedari tadi berbinar melihat isi toko itu.
Hanya mengambil air dan membayar, Jaehyun melepaskan tangan Renjun saat di kasir untuk membayar. Setelah selesai membayar, Jaehyun di buat bingung tidak menemukan Renjun di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy and Papa
FanfictionSeorang anak kecil yang tiba-tiba masuk ke dalam kehidupan Johnny dan Jaehyun -JOHNNY -JAEHYUN -RENJUN -RENJUN HAREM- ⚠️ BXB Pedofillia, maybe?