1. Sesuatu yang menjadi nyata.

270 25 4
                                    


"Revisi! Alur cerita yang kamu buat terlalu monoton, kalau tidak diperbaiki jangan harap diterbitkan lagipula pembaca mana yang mau membaca nama penulis dan direkturnya sendiri?"

"Ta–tapi..."

"Keluar dari ruangan saya!"

"O–oke..."

Pemuda yang baru dibentak itupun langsung keluar dan menutup pintu ruangan tersebut.

Setelah menutup pintu ruangan itu, pemuda tadi—Jungwon, melihat sedikit kearah pintudan mengacungkan jari tengahnya,

"PAKYU MEN" dengan suara tertekan, dan tidak terlalu besar... bagaimanapun Jungwon masih ingin bekerja disini. Dia bukan penulis tapi entah keberuntungan apa, Tuhan mengirimkan kak Heeseung-nya yang mau membantu untuk menyelipkan tulisannya diantar penulis lain saat akan menyetor ke bagian editor dan percetakan perusahaan mereka. Bukan karena Jungwon tidak mau berusaha sendiri ya teman-teman! Bosnya ini kaya memiliki banyak anak perusahaan yang berbeda makanya Jungwon suka! Eh? Ah itu jangan bilang-bilang, perasaan Jungwon tetap tulus kok! Oh dan satu lagi, sebenarnya divisi dia dan Heeseung itu tidak berkaitan dengan penerbitan bahkan berbeda gedung. Jangan tanya bagaimana Heeseung dapat membantunya tapi kalian boleh bertanya siapa kenalan Heeseung yang membantunya. Mengerti tidak? Mengerti sajalah ya!

"Revisi lagi?" Ucap seseorang didepan pintu yang menunggunya sedari tadi diiringi kekehan kecil.

"Iya kak, gila gak? Rasanya anjim banget... lagipula menurut aku–"

"Udah-udah ceritanya nanti aja, aku traktir ramen mau? Setelah itu aku anter pulang, capek banget tuh muka" Heeseung tersenyum kecil, melihat Jungwon dengan bibir yang berkerucut 5 senti itu.

"Lain kali gimana kak? Mau ngerjain revisi dulu" Ucap Jungwon sedih.

"Haha, oke.. aku anter pulang ya?" Heeseung berucap sambil mengelus kepala Jungwon.

-—-

"Terima kasih kepada kak Heesung yang sudah mengantarkan adik kesayangan yang lemah, lemas dan lunglai ini pulang ke apartemen dengan selamat, sekarang sana pulang" ucap pria manis itu sambil tangannya mengibas–mengusir orang yang baru saja mengantarkannya.

"Wah, kok malah ngusir? Yaudah istirahat ya, revisi jangan terlalu dipikirin dibawa santai aja" kata seseorang yang sudah kita ketahui namanya sedari tadi, Heeseung.

"Oke." Setelah pemuda bernama Heeseung tadi mendapat jawaban dari pria yang lebih kecil darinya, ia langsung mengendarai motornya menjauhi apartemen–yang sebenarnya lebih terlihat seperti rumah susun yang hanya memiliki satu ruang- pemuda yang baru saja diantarnya, setelah pemuda itu melihat punggung Heeseung menjauh, pemuda dengan wajah kucing itupun masuk kedalam apartemennya. Dengan hanya melepaskan sepatu dan kaos kakinya, tanpa mengganti bajunya apalagi mandi, pria itu langsung mengambil meja kecilnya dan mulai menaruhnya diatas meja tepat disebelah kasurnya, dengan mengambil bantal bulat bertuliskan "Syasi is turning 1" (yang didapat dari ulang tahun anak dari rekan kerjanya) untuk menjadi tempat duduknya.

"Mana mungkin gue langsung tidur kalau gini caranya..."

"Tapi apa ya yang buat cerita ini terlalu monoton? Ayo Jungwon berpikir..." ucap pria manis tadi seraya mencari posisi nyaman pada tempat duduk ala-ala-nya itu.

Dirasa sudah mendapat posisi nyaman dan dapat bersandar pada kasurnya, pemuda dengan warna kulit cerah itu mulai menghidupkan laptopnya untuk memulai merevisi ceritanya.

"Apa pemeran antagonisnya dibuat lebih antagonis aja kali ya? Oke, ide bagus... setidaknya ceritanya gak akan terlalu monoton" Dengan ide itu, Jungwon pun mulai asik mengetik alur-alur baru di laptopnya.

"Pemuda tinggi itu pun memarahi Zhenyuan karena... Apa ya?... Hoam... Udah jam berapa sih ini?" Ucap Jungwon seraya melihat jam,

"Udah jam 2 tapi nanggung nih dikit lagi... gas dulu lah... Besok bisa bolos, lagipula tahun ini kan belum ambil jatah cuti kalau-kalau nanti ternyata ga bangun..." Monolognya pada diri sendiri.

Dan hanya butuh beberapa menit pemuda itu menjatuhkan kepalanya pada kasurnya sendiri.

-—-

"Bangun.. hei.." Merasa pundaknya ditepuk-tepuk pelan, Jungwon pun terbangun.

"Eungh... 5 menit lagi..."

"Ekhem." Deham seseorang yang membuat Jungwon bingung kenapa ada orang lain di apartemennya selain dirinya, sebentar...

APAKAH ADA PERAMPOK DI APARTEMENNYA?!

Maka secara refleks, Jungwon langsung membuka lebar matanya dan bangkit dari posisi tidurnya.

"Hah.." Jungwon pun langsung melihat sekitar, asing. Walaupun matanya berkunang-berkunang tapi dia tau bahwa dia seharusnya tidak ada disini, harusnya dia masih di kamar apartemennya.

"Anjir... gue dimana ini... mamaa.."

"Zhenyuan, kamu gapapa?" Suara lembut terdengar ditelinganya, saat dia menengok kesamping dia dapat melihat seorang wanita cantik sedang menatapnya.

"Zhenyuan siapa? Oh–" ketika melihat tatapan aneh perempuan tersebut, Jungwon langsung reflek melihat id pengenal yang menggantung pada lehernya. Bahkan dia baru sadar jika dia memakai baju semi-formal dan memakai... id?

"Liang Zhen Yuan?" Ucapnya pelan.

"Udah bangun?" Seketika Jungwon melihat seorang pemuda yang cukup tinggi dengan suara berat yang sedari tadi melihat kearahnya.

"Lo... Pak Jay?"

Dan kisah ini pun dimulai.

———

a/n.

Hii, apo disinii❤️

Sebenarnya cerita ini udah pernah aku posting di akun aku yang lain (kapal grup lain juga hehe), jadi ini versi remake ditambah bumbu sedikit! Dan berhubung berdasarkan vote kemarin di twitter ternyata jaywon menang (telak😂) jadi aku pakai jaywon as main character☺️

Semoga suka ya sama cerita baru ini💓

Jadi Antagonis? [Jaywon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang