"Tumben Papa sama Mama ngajak makan diluar?" Tanya Kinara yang baru mendudukkan tubuhnya. Keluarga mereka saat ini tengah berada di cafe untuk makan bersama. Karena cafe ini memang terkenal enak makanannya.
"Kan sebagai peringatan ulang tahunnya mas Kevin, sayang. Jadi cukup dirayakan dengan makan diluar sekeluarga aja." Jawab sang ibu.
Kinara membelalakkan matanya lalu menoleh pada sang kakak. "Kenapa? Lupa ya sama ulang tahun mas?" Selidik Kevin sembari memicingkan mata.
Kinara nyengir lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Heheh maklum. Kinara sama ulang tahun sendiri aja lupa. Maaf ya, mas. Nggak bermaksud melupakan kok, beneran deh."
Kevin memutar bola matanya malas. Sedetik kemudian Kinara memeluk kakaknya itu dari samping. "Jangan marah dong. Beneran Kinara lupa. Tapi nggak bermaksud ngelupain ulang tahunnya mas Kevin."
"Iya." Jawab Kevin singkat.
"Ihh jangan marahh... Kinara ucapin deh. Selamat ulang tahun, mas Kevin! Mas mau kado apa? Kinara kasih."
"Emang kamu punya duit?"
Kinara tersenyum kecut setelah mendengar jawaban Kevin. "Iya-iya mas Kevin lebih kaya dari Kinara. Tapi ya jangan gitu juga." Gadis itu lantas melepas pelukannya. Ia beralih mengaduk milkshake strawberry nya dengan mulut mencucu membuat Kevin tertawa, gemas dengan tingkah adik perempuannya.
"Nanti kamu juga ketularan mas Kevin, duitnya banyak, rejekinya lancar. Aamiin." Ucap sang ayah melerai keduanya.
Sembari menunggu pesanan datang, mereka berlima mengalihkan atensi pada band yang sedang tampil didepan sana.
"Ada yang mau request lagu? Ayo jangan malu-malu." Ucap sang vokalis membuat salah satu pengunjung mengangkat tangan.
"Lagunya ungu, kak. Yang 'saat bahagia ku'." Request pengunjung tersebut.
"Baik... Request nya kami terima. Sekarang, ada yang mau menemani saya untuk bernyanyi diatas panggung?" Tanyanya membuat ibu Kinara menyenggol Kinara.
"Sana maju. Suara kamu kan bagus." Ucap Mama Kinara membuat Kinara menggeleng.
"Ga mau ah. Malu, Ma."
"Jangan malu-malu dong, Kinar. Ayo maju aja. Kamu kan bisa nyanyi. Nanti Papa rekam dari sini." Dukung sang ayah.
"Sesekali manggung beneran, kak. Jangan manggung di kamar mandi terus."
"Leo ga usah berisik ya kamu!!"
"Kakak yang duduk disebelah Mama nya itu mau maju?" Tunjuk laki-laki itu membuat ibu Kinara mengangguk antusias.
"Iya, mas. Ini mau maju."
"Ihh Mama!!"
"Okayyy... Beri tepuk tangan buat kakak cantik ini yang sudah mau maju!!" Kinara berjalan menuju panggung dengan riuh tepuk tangan dari para pengunjung. Bisa didengar bahwa tepuk tangan yang paling keras adalah dari keluarganya. Haduhh Mama nya itu membuatnya malu saja!
"Kakaknya namanya siapa?"
"Kinara."
"Okay, Kinara. Kamu tau lagunya ungu yang 'saat bahagia ku' itu, kan?"
"Tau."
"Okayy.. kita mulai, ya?" Kinara mengangguk lantas musik mengalun secara perlahan. Sang vokalis pun berdiri menghadap Kinara dengan tangan kanannya yang menggenggam tangan kiri Kinara. Tatapan matanya teduh, seolah ia menyanyikan lagu ini benar-benar untuk gadis didepannya.
🎵"Saat bahagia ku, duduk berdua denganmu, hanyalah bersamamu."
🎶"Mungkin aku, terlanjur, tak sanggup jauh dari dirimu, ku ingin engkau slalu.."
🎵🎶"Tuk jadi milikku, ku ingin engkau mampu, ku ingin engkau selalu bisa, temani diriku sampai akhir hayatmu. Meskipun itu hanya terucap, dari mulutmu uuu… Dari dirimu yang terlanjur mampu, bahagiakan aku hingga ujung waktuku, selalu…"
Riuh tepuk tangan penonton membuat Kinara salRiuhah tingkah. Apalagi tatapan teduh milik laki-laki didepannya yang terus memusatkan perhatiannya pada Kinara. Sedari tadi Kinara tak berani menatap mata sang vokalis. Ia selalu mengalihkan pandangannya pada hal lain. Apapun itu asalkan tidak pada mata lelaki itu. Bahkan tangan mereka masih bertaut sampai lagu habis. Banyak dari pengunjung yang mengatakan bahwa mereka berdua romantis, dan cocok untuk menjadi pasangan sungguhan. Bahkan ada yang mengatakan secara terang-terangan bahwa ia iri. Karena vokalis tersebut bisa dibilang good looking. Ia pun masih seusia SMA.
"Terimakasih, Kinara."
"Sama-sama." Kinara pun pamit lalu kembali duduk bersama keluarganya. Haduhh, tangannya dingin.
"Tuhkannn keren banget... Anak Mama memang hebat."
"Ditunggu kabar baiknya, kak." Celetuk Leo membuat Kinara menginjak kaki Leo. Ia tau apa yang dimaksudkan adiknya.
Durasi tampil band tersebut ternyata sudah habis. Mereka turun dari panggung lantas bersiap untuk keluar setelah membawa alat musik mereka.
Namun vokalis tadi kembali menghampiri Kinara lantas membisikkan sesuatu dengan suara berat khas miliknya. "Terimakasih, Kinara. Semoga kita bisa ketemu lagi di suatu kesempatan lain. Dan lain kali jangan terlalu grogi lagi, ya. See you."
***********
Jangan lupa vote nya guysss
KAMU SEDANG MEMBACA
HIM || Lee Haechan
Fiksi Remaja"Ternyata dia tak setangguh yang ku kira. Dia juga manusia biasa, manusia yang bisa rapuh kapan saja."