diantara batas batas yang terdefinisi dengan jelas di sekolah, seorang guru yang terhormat dan murid yang ceria menemukan diri mereka tenggelam dalam asmara terlarang.
Semakin dalam cinta mereka, semakin tebal pula penghalang yang mereka hadapi. Dal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
===
betapa terkejut Mita, tanpa sadar pegangan kantong yang berisi ikan patin di kedua sisi tanganya jatuh ke lantai, beriringan dengan benda bening mengalir di pipi miliknya.
jantung nya serasa dihujani tembakan, begitu sakit bahkan dunia ikut campur dalam perasaan miliknya, hujan deras turun begitu cepat menusuk kulit orang yang terkena derasnya hujan.
Menyusuri jalan setapak dengan pandangan kosong, mita tak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan.
Orang yang dekat dengan dirinya bahkan selama ini dia tidak pernah menaruh rasa curiga terhadap suaminya itu.
Berjalan sempoyongan, banyak pikiran yang menghujami otak nya, di balik semua itu ia masih gundah memikirkan apakah benar suaminya selingkuh darinya, atau perempuan itu hanyalah sepupu jauh milik suaminya.
Hujan yang deras kini mulai berangsur reda, Mita sudah sampai di depan gerbang rumah miliknya, menatap lamat gerbang tersebut dengan berbagai macam pikiran menerka nerka, rumah ini saksi bahagianya keluarga kecil miliknya.
"dan sekarang atau esok nanti rumah ini akan jadi kenangan semata," bayangnya mengingat tragedi tadi di market, jika terkanya benar bahwa suaminya selingkuh.
Sekelebat bayangan kebahagiaan muncul di pikirannya, Mita menerawang jauh ke masa-masa putri semata wayangnya masih kecil.
"Ibu, desi jatuh," aduh sikecil desi kepada mita, ia merengek kesakitan di area lutut nya yang berdarah.
"Kenapa sayang, sini peluk ibu, kita obati oke." Balas sang ibu lembut sambil menuntun putrinya ke arah kursi, mendudukkan putrinya hati-hati.
"Kamu tunggu sini ya sayang, ibu mau ambil kotak p3k dulu di dalam," lanjut ibunya menuju kamar untuk mengambil kotak p3k.
Setelah dapat kotak p3k, mita menuju ke depan tempat desi anaknya berada, sesampainya di sana mita melihat suaminya sudah berada di depan desi, menenangkan si kecil yang merengek tak henti henti.
"Mas, ini kotak p3k nya," panggil mita sambil menyodorkan kotak p3k kepada sang suami, melihat istrinya menyodorkan kotak p3k Tomi segera mengambilnya.
Selagi tomi suaminya, sedang mengobati lutut desi yang berdarah, mita menghibur desi agar tidak merengek lagi, tomi dengan telaten memberi kapas pada area yang berdarah.
Desi tidak lagi merengek karena sang ibunda memeluknya untuk membuat dia nyaman, Tomi yang dari tadi berkutat dengan kapas pengobatan akhirnya selesai juga.
Mita berniat melepaskan pelukannya pada desi perlahan, namun suara dengkuran halus membuatnya berhenti sejenak dan melirik putrinya yang sedang tidur di pelukannya, lucu sekali anaknya itu.
Memberi isyarat kepada sang suami agar mendekat, untuk membopong tubuh desi ke kamarnya.
Tomi yang diberi isyarat oleh mita kalau desi tertidur bergegas berganti memeluk desi dengan lemah lembut takut anaknya terbangun oleh gerakan miliknya, ia mengangkat tubuh desi untuk di antar ke kamar miliknya.