kisah lama

5 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebelum baca part ini silakan dengar lagu diatas!!

===

Disebuah ruangan rahasia dibelakang gudang sekolah nampak lima siswa tengah asik menikmati waktu istirahat mereka. Setelah bel istirahat tadi membuat ken dan teman temannya berakhir di basecamp rahasia mereka.

Lima siswa tersebut merupakan murid baru di sma milik negeri ini, mereka bersama menempati kelas yang sama dan juga alumni smp yang sama juga, jadi tak heran jika mereka sudah akrab satu sama lain.

Perkenalkan ken si pemilik tatapan tajam dan muka datarnya, ia adalah seorang anak pejabat di negaranya bahkan ayahnya itu masuk 100 orang terkaya di negara tersebut namun hal itu tidak membuatnya senang, hidup hanya dengan ayahnya membuat hidupnya terkekang. Bukan tanpa alasan ayahnya itu mengekang putra sulung, dirinya tak sudi jika anaknya dekat dengan istrinya, ralat mantan istri. Iya ken hidup dengan keluarga broken home.

***

Ayah dan ibunya resmi bercerai karena tidak sepaham, ayahnya itu angkat kaki dari rumah meninggalkan ken yang masih berumur 8 tahun dan adiknya 6 tahun dengan ibunya.

Sepeninggalan ayahnya selama dua tahun kini usia ken menginjak 10 jalan 11 tahun. Hari itu di rumah astri ibunya ken nampak baik baik saja namun tiba-tiba dari arah luar tampak seorang lelaki dengan setelan jas berjalan memasuk mansion itu dengan menunjukkan wajah angkuh. Duduk dengan santai dirinya memberi tahu bibi agar memanggil nyonya rumah untuk menemui dirinya di ruang tamu. Berlalu dari hadapan mantan tuannya ia beranjak menuju kamar milik nyonya nya.

Astri yang mengetahui jika deru mantan suaminya datang menemui dirinya, membuatnya mengeram marah disamping art miliknya yang masih setia berdiri di depan kamar astri. Apa yang melatarbelakangi lelaki itu datang kemari, apa ada niat terselubung dari kedatangannya itu, Astri menaruh rasa curiga.

Melirik sekilas ke bawah kala kakinya menapaki anak tangga, dirinya melihat lelaki itu tengah duduk santai di temani teh dan kue kering. Melihat mantan suaminya diperlakukan dengan baik oleh art nya, membuat Astri harus menegaskan ulang kepada art nya agar tak usah terlalu di rajakan tamu itu, ralat hanya mantan suaminya saja.

Mendengar suara tapakan kaki dari arah tangga membuat deru memporoskan tatapannya ke arah sumber suara. Menatap istrinya sejenak lalu di selingi senyum diwajahnya, sudah lama dirinya tak datang kemari, ternyata seluruh nya nampak berubah. Bahkan istrinya tampak berisi sekarang.

"Akhirnya kau datang juga astri, aku sudah berjam-jam menunggu kau," ujar deru sesampainya Astri dihadapannya, sang empu yang mendengar ujaran itu mendengus, berjam-jam katanya?, Pembantunya saja baru beberapa menit yang lalu memberi tahu tentang kedatangan mantan suaminya.

"Tidak usah banyak bicara apa kehendak kau datang kemari?," Tanya Astri tak mau bertele tele dengan masih menatap datar wajah mantannya itu.

"Aku mau ambil hak asuh ken," ucap deru tidak bertele-tele mengingat perkataan istrinya tadi yang tak mau dirinya banyak bicara.

Menatap tajam mantan suaminya itu dengan dada yang memburu menandakan dirinya sedang tidak baik-baik saja, Astri marah mendengar bait kata yang diucapkan mantan suaminya itu.

"Apa maksud kau!! Hah!!" Ujar Astri dengan menaikkan suaranya menunjuk tepat ke arah wajah suaminya. Ia tak terima anaknya diambil hak asuhnya oleh deru, bahkan diulang tahun ken yang ke 9 mantan suaminya itu tidak datang. Apakah mantannya itu lupa?.

"Sudah dua tahun kau hilang kabar dan tidak pernah sekalipun kau datang hanya untuk sekadar menyapa anak anak mu, sekarang. Kenapa baru sekarang hah!!!," Mata Astri sudah memerah ingin mengeluarkan buliran bening, namun dengan kuat ia tahan tak mau terlihat lemah dihadapan lelaki tidak tahu malu itu.

"Aku sudah urus semua berkas berkas hak asuh ku, jadi jangan menghalangi jalan ku," balas deru dengan tenang namun menusuk.

"Aku tak akan memberikan ken kepada kau!!!," Teriak Astri di depan wajah deru, satu tetes air keluar dari sela matanya, mengusap cepat aliran air mata di pipinya beranjak pergi kearah menaiki tangga menuju kamar putranya itu. Belum sempat melangkah ke tangga terakhir, kakinya lemas seketika melihat putranya berdiri diujung tangga menatap datar wajah miliknya, Astri tahu pasti anaknya mendengar seluruh perdebatan antara ia dan deru, berusaha berdiri dengan berpegang di pegangan tangga airnya mata tidak bisa dibendung lagi. Wajah penuh sesal, marah, sedih bercampur dalam satu raut wajah astri.

Berjalan mendekati putranya, memeluk tubuh bergetar menahan tangis itu, Astri mengelus punggung anaknya lembut.

"Dengar kata ibu, kamu harus tetap disisi ibu oke," ucap ibunya melihat wajah putranya yang sudah basah oleh air mata.

Setelah mengucapkan itu Astri memeluk kembali tubuh anaknya. Namun setelahnya hati hati serasa dicabik kala mendengar kata yang keluar dari mulut putranya.

"Aku akan ikut ayah," ucap ken dengan masih dipeluk oleh ibunya, mita seketika melepaskan pelukannya terduduk lemas dihadapan putranya, menggeleng ke arah sang putra.

"Kamu tidak boleh ikut dengan ayah, kamu kan bahagia hidup dengan ibu, jadi tidak usah ya," bujuk Astri dengan sudah memegang kedua tangan putranya.

Ken sudah memalingkan wajahnya dari hadapan astri, dirinya tidak tahan melihat sedih yang tercetak jelas diwajah ibunya itu.
Melepaskan genggaman ibunya dari tangannya, ken berjalan menuruni tangga menuju ke arah sang ayah yang sudah duduk menyeruput teh yang dihidangkan tadi.

Kini wajah deru tampak tersenyum manis ke arah ken anaknya, berjalan menghampiri ken yang masih jauh dari tempatnya duduk.

Melihat wajah anaknya sebentar lelaki itu nampak datar tak menunjukkan senyum di wajahnya, namun hal itu tidak membuat deru kecewa.

Memeluk putranya itu, mencium setiap jengkal wajah dan leher putranya, namun perlakuan itu tidak membuat putranya bereaksi apa apa.

Dari arah tangga Astri kini telah berdiri menginterupsi. "Turunkan dia,tak usah berusaha mengambil hatinya," ucap astri tajam.

Deru mulai menurunkan pelukannya dari sang putra, beralih menatap istri ketika putranya diturunkan dari gendongannya. "Apa ada yang salah dengan aku berusaha mengambil hati putraku," balas deru dengan melirik sekilas ke arah ken yang masih menatap kedua orang dewasa didepannya.

"Jangan munafik kau, singkirkan wajah sok kau itu," ujar Astri tajam terlihat sekali urat urat lehernya menahan marah pada deru, deru melihatkan smirk diwajahnya hal itu tidak dilihat oleh ken hanya Astri yang melihat.

"Aku akan berangkat sekarang, gaperlu bawa pakaian, kita beli yang baru saja," ucap deru setelah tersenyum smirk pada Astri kemudian berbalik menatap ken diakhir kalimatnya.

"Dia tidak akan pergi tanpa seizin ku," balas Astri membuat deru menghadap kembali ke arah Astri. "Kenapa? Bukankah ken sudah setuju," jawab deru dengan masih terlihat tenang.

Berjalan menjauh sambil menarik tangan ken untuk mengikutinya, dari arah belakang seorang wanita berteriak kencang menyuruh para bodyguard miliknya menghadang deru yang tengah menarik ken menuju mobil.

Berjalan menjauh sambil menarik tangan ken untuk mengikutinya, dari arah belakang seorang wanita berteriak kencang menyuruh para bodyguard miliknya menghadang deru yang tengah menarik ken menuju mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang