Soreeeeeee!!!!
.
.
.
Jerry sudah melamar Kalya, bahkan sudah memasangkan cincin di jari manis kekasihnya. Tapi baginya, itu belum cukup. Dia merasa harus menemui orang tua Kalya, meminta izin untuk melamar Kalya secara resmi. Bahkan Jerry secara khusus meminta Saga untuk menemaninya malam ini bertemu orang tua Kalya. Lelaki itu pun tak mau datang ke rumah kekasihnya dengan tangan kosong, jangankan di hari seperti ini, di hari biasa tiap kali datang ke sana, ada saja yang Jerry bawa untuk diberikan pada keluarga Kalya. Kali ini Jerry datang sambil membawa buah-buahan dan beberapa jenis kue kering. Kedatangannya dan Saga disambut langsung oleh Sadi. Hanya saja Kalya sedang tidak di rumah. Dia sedang menemani Raihan mencari kemeja. “Baru ketemu lagi kita Jer hari ini.”“Iya Pa. Tiap aku ke sini Papa gak di rumah.”
“Iya kemarin-kemarin Papa kebanyakan dapet kerjaan di luar kota. Namanya juga borongan. Tau lah kamu.”
Jerry tersenyum. “Iya Pa paham. Tapi Papa sehat, 'kan?”
“Liat dong, Papa gagah gini.”
“Mantap Om.” Saga nyahut. Keduanya sudah dikenalkan oleh Jerry.
Sadi terkekeh. “Makasih lho Ga.”
“Diminum Jer, Ga.” Dewi menyajikan tiga cangkir kopi, kemudian ikut duduk di samping suaminya. “Tadi Mama udah telepon Kalya, lagi di jalan pulang katanya.”
Jerry mengangguk. Kalya pun sudah mengabarinya. “Iya Ma.”
Sambil menunggu kedatangan Kalya, mereka berbincang. Tapi Jerry sama sekali tidak menyinggung perihal lamaran. Dia akan membahasnya jika Kalya sudah datang.
“Nah Neng geulis udah dateng.” Sadi sumringah melihat Kalya dan Raihan pulang.
“Wih rame amat nih, mau ngelamar Teteh ya?” Raihan berceletuk.
Kalya dan Jerry saling beradu pandang. Kalya sudah tahu tujuan kekasihnya datang ke mari.
“Iya Han.” Saga yang menyahut.
“Hah beneran?! Cepet banget. Hamil duluan apa gimana?” Kepala Raihan langsung mendapat hadiah toyoran dari sang kakak.
“Gue tampar mulut lo ya.”
“Lagian cepet banget. Selama ini Teteh kalau pacaran sama orang, bahkan sampai bertahun-tahun, belum pernah tuh sampai tahap dilamar. Ini belum setahunan udah mau dilamar. Apalagi coba alesan yang masuk akal kalau bukan hamil duluan?”
“Han, congor kamu.” Sadi menegur.
“Enggak begitu Han.” Jerry menatap bergantian Sadi dan Dewi. “Jadi begini Pa, Ma, kedatangan aku kemari mau minta izin melamar Kalya. Aku mau lebih serius dengan Kalya. Papa sama Mama tau, aku udah pernah berumah tangga, usia aku juga udah gak muda lagi, bahkan mungkin cuma beda beberapa tahun sama Papa dan Mama, aku merasa bukan lagi waktunya main-main dalam hubungan di usia aku yang sekarang. Kemarin, aku juga udah menanyakan langsung ke Kalya apa dia mau menikah sama aku, Kalya mengiyakan. Tapi aku merasa perlu meminta izin sama Papa dan Mama untuk secara resmi melamar Kalya.”
“Ya kalau Papa nih, karena Kalya sudah mengiyakan, Papa merestui. Papa juga tau gimana kamu. Secara materi, Papa tau kamu udah sangat sanggup bertanggung jawab pada Kalya.” Jerry dan Kalya tersenyum kecil. Satu izin sudah berhasil keduanya dapatkan. “Kalau kamu benar-benar mau melamar Kalya, datang lagi ke sini dengan keluarga kamu Jer.”
“Eum...” Semua orang mengalihkan atensinya pada Dewi. “Sebelum ke sana, ada yang mau Mama bahas dulu. Mama udah pernah bilang ke Kalya, kalau dia menjalin hubungan bukan dengan laki-laki biasa, dalam artian status kamu yang duda dengan dua anak. Hubungan kalian bukan cuma melibatkan kalian berdua, tapi Aya dan Ansha juga. Sebelum ke tahap melamar apalagi menikah, Mama maunya kalian berdua pastiin dulu dapat persetujuan dari anak-anak. Mama cuma gak mau semisal hubungan ini berlanjut, ada hati anak-anak yang keberatan atau terluka. Semuanya harus jelas dulu, karena setau Mama sejauh ini yang kelihatan deket dan setuju dengan hubungan Jerry dan Kalya hanya Ansha.”
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD JERRY [END✔]
Fanfiction[17+] Jerry, sepuluh tahun hidupnya hanya berfokus pada pekerjaan, kedua putrinya, dan teman-temannya. Istri? Jerry sudah menduda sejak sepuluh tahun lalu. Tapi tiba-tiba Kalya datang ke hidupnya, membangkitkan gairah Jerry untuk memiliki istri lagi.