Chapter 16

7 2 0
                                    

Jangan lupa vote

Happy Reading

Hari hari berlalu, kini Patrick sudah kembali seperti Patrick yang pertama kali Daniel temui, Patrick yang penuh canda tawa, Patrick yang ceria, Patrick yang ramah, Patrick yang murah senyum, Patrick yang baik hati. Seminggu yang lalu Patrick hanya diam ketika mendapat kabar bahwa sang Nenek telah di panggil yang Maha Kuasa, namun sekarang ia telah kembali menjadi Patrick yang dulu lagi.

Daniel dan Patrick terlihat sedang berada di sebuah taman, duduk di bawa pohon besar menikmati sejuknya hembusan angin di sore itu.

"Pat," ucap Daniel.

"Ehmm."

"Lo tau gak hari terbahagia gue itu kapan?" tanya Daniel.

"Ehmm kapan emang?" Patrick bertanya.

Daniel bangun dari tidurnya memperbaiki posisi duduknya menghadap ke arah Patrick.

"Hari di mana gue bisa habisin waktu berdua sama lo," ucap Daniel lalu mengusap wajah Patrick yang terlihat sangat lelah.

Patrick yang mendengar itu hanya bisa terdiam tak bersuara, ia menatap lekat wajah Daniel dengan seksama.

"Gue takut kalau suatu saat nanti ada diantara kita yang menyerah dengan hubungan kita, gue gak mau kalau sampai suatu saat nanti kita dipisahkan oleh kenyataan," batin Patrick.

Patrick terus terdiam hingga air matanya terjatuh membasahi tangan Daniel yang masih berada di pipinya. Daniel yang merasakan sesuatu yang dingin di tangannya mengangkat kepalanya lalu menatap Patrick.

"Kenapa?" tanyanya.

"Gak apa-apa, cuma kangen Mama aja," ucap Patrick bohong lalu memalingkan pandangannya.

"Oh ya Pat, tempat tinggal lo nyaman, kan? Gak ada kendala, kan? tanya Daniel.

"Nyaman kok, Ibu kostnya baik terus tetangga kost aku juga baik-baik," ucap Patrick tanpa melihat ke arah Daniel.

"Baguslah kalau lo nyaman disana, tapi kita udah lama ya gak ke rumah tua itu, gimana kalau sekarang kita ke sana?" ajak Daniel.

Patrick yang tadinya menatap ke arah jalanan memperhatikan kendaraan yang lalu lalang kini berbalik ke arah Daniel.

"Ayo," ucap Patrick lalu berjalan ke arah motor Daniel.

Tak berselang lama mereka tiba di sana dan langsung masuk ke dalam rumah.

"Kira-kira 10 sampai 15 tahun ke depan, rumah ini masih bakal ada gak ya?" Patrick bersuara ketika memasuki rumah yang sudah agak rapuh itu.

"Ya kalau di jaga pasti masih bakal ada sih!" Daniel menjawab lalu duduk di sebuah bangku di sana.

Patrick mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan.

Driiitttt....drittt.....drittttt

Ponsel Daniel berdering membuatnya mengalihkan pandangan dari sebuah foto ke ponselnya.

"Papa!" batin Daniel.

"Halo."

"Pulang sekarang juga," ucap Ayahnya dari seberang telepon.

"Kenapa Pa?"

"Pulang sekarang, gak usah banyak tanya," ucap Ayahnya dengan nada yang meninggi.

Mendengar suara Ayahnya yang sedang emosi Daniel sontak terkejut dan terdiam beberapa saat, sampai akhirnya ia berdiri dari duduknya ketika panggilan berakhir.

"Pat balik yuk, gue anterin."

"Lho, kok cepat banget?" tanya Patrick.

"Gue ada urusan, dipanggil Papa," ucap Daniel lalu mengusap pucuk kepala Patrick.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEPAT 'Love is not wrong' (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang