Miya Twins & Itoshi Brothers as bocil kompleks
Lokal AU
Karakter lain akan muncul disini sebagai karakter pendukung ;)
Enjoy-!
***
"BANG SAAAEEEEE!!!"
"Brisik abangmu ga bakal dateng!!"
Dua bocah di area lapangan kompleks Kunci Biru tengah ribut, saling berebut bola hitam putih.
Itoshi Rin menggeram kesal, mencoba mengambil kembali bola miliknya dari tangan Miya Atsumu.
"Balikin bolaku, Tsumu!" Rin berseru, menarik baju Atsumu yang mengangkat tinggi bolanya agar tidak ia ambil.
"Pinjem bentar, ish! Pelit banget!" Tangan lain Atsumu mendorong Rin, membuat bocah itu hampir terjatuh.
"Nggak! Aku mau main bola itu sama Bang Sae!" Rin menghentakkan kakinya kesal. Pipinya menggembung lucu karena kesal.
Pun Atsumu ikutan kesal karena Rin tidak mengizinkan dirinya bermain sebentar dengan bola itu. Ia tetap mengangkatnya tinggi.
"Sae belum dateng juga. Pinjem bentar mau main sama Samu!"
"Gak boleh! Kamu gak boleh pinjem bolaku!"
"Rin pelit!!"
"Gak peduli! Bola itu dari Bang Sae jadi gak boleh dipinjem!" Ia bersikeras untuk mengambil kembali bolanya. Menarik baju Atsumu bahkan memukuli lengannya agar bocah bersurai pirang itu menurunkan bolanya.
Atsumu berdecak kesal, menatap kearah kembarannya yang santai bersandar di pohon, memperhatikan pertengkaran keduanya.
"Samu jangan diem doang, dong! Bantuin!"
Osamu mengedikkan bahu, kemudian menghela nafas pelan. Ia tak ingin terseret masalah kembarannya karena tak ingin terkena amukan Sae maupun Shinsuke.
"Jangan maksa, Tsum. Nanti Rin nangis kita juga yang kena." Ujar Osamu mengingatkan.
"Dih. Kan kamu tadi bilang mau main sepak bola, ini udah aku dapetin dari Rin malah suruh balikin."
"Kamunya maksa, Tsumu!" Osamu menghembuskan nafas kesal. Pun Atsumu hanya memutar bola matanya malas.
Atsumu terus menghadang Rin yang mencoba mengambil kembali bolanya.
"Pinjem bentar, Rin!"
"Aku bilang gak boleh ya gak boleh!!"
"Gak bakal rusak, janji!"
"POKOKNYA GAK!!"
Atsumu berdecih, ia dengan cepat menghindar dari Rin. Ia berlari kearah lapangan, dan si pemilik bola langsung mengejar.
"Tsumu balik!!"
"Gak, wlee!"
Atsumu mengejek, berlari menghindari Rin dengan cepat. Osamu pun hanya diam tak membantu atau melerai.
Mereka berkejar-kejaran mengitari lapangan. Tentu hal itu membuat kedua bocah itu kelelahan.
Disaat kecepatan lari Atsumu menjadi pelan, dengan sigap Rin menarik kaus bocah itu, membuat Atsumu hampir terjatuh dan reflek melempar bola di tangannya.
Bola itu terlempar, kemudian jatuh ke sungai yang berada di dekat lapangan. Keduanya terdiam.
"Yah, nyemplung." Celetuk Atsumu pelan, melirik Rin yang bersiap menangis.
Pun hal itu bertepatan pula dengan Sae yang datang dibarengi Shinsuke di belakangnya.
"Kalian ngapain?" Tanya Sae memandang dua bocah itu yang sedang memandangi sungai.
Atsumu berbalik, langsung merinding melihat tatapan Sae dan Shinsuke, meski tatapan keduanya masih biasa saja.
"Itu—"
Ucapan Atsumu terpotong dengan tangisan kencang Rin.
Sae panik, langsung menghampiri adiknya dan mengecek kondisinya, memastikan tidak ada luka.
"Kenapa nangis, Rin?" Tanyanya khawatir. Shinsuke pun mendekat untuk memastikan.
"Kenapa, Tsum?" Tanyanya pada si Surai pirang. Atsumu mengalihkan pandangan.
"Tsumu ngelempar bolaku ke sungai!" Rin mengadu, menunjuk Atsumu yang langsung panik. Rin menarik baju kakaknya.
"Tsumu ngerebut bolaku terus dia lempar ke sungai..." Suaranya tersendat-sendat karena menangis.
Sae dan Shinsuke memandang Atsumu bersamaan.
"Atsumu." Tatapan tajam Shinsuke benar-benar membuatnya merinding. Astumu menjelaskan dengan panik.
"A-aku cuma mau pinjem tapi Rin nggak ngasih izin. Aku juga gak sengaja ngelempar bolanya ke sungai."
"Aku udah bilang gak boleh, tapi Tsumu maksa!" Sahut Rin. Ia mengusap pipinya yang basah. Matanya menatap kesal Atsumu.
"Aku cuma pinjem bentar masa gak dibolehin?!" Balas Atsumu.
"Udah kubilang gak boleh ya gak boleh!! Kenapa maksa banget? Bolanya malah kamu lempar ke sungai juga!"
"Aku gak sengaja!"
"Hey, udah-udah..." Shinsuke melerai. Ia menghela nafas pelan.
"Kalo Rin gak ngizinin, gak usah maksa." Ucap Sae. Atsumu menundukkan kepalanya.
"Kalian jangan rebutan gitu, apalagi sampe bertengkar gini. Gak baik. Harusnya kalian main bareng-bareng." Shinsuke memulai ceramahnya. Mengomeli dua bocah yang memang terkenal sering ribut ketika bertemu.
"Osamu juga." Ia melirik Osamu yang baru mendekat. Bocah itu terkejut dan menunjuk dirinya sendiri.
"Kok aku kena juga?!"
"Kamu harusnya nggak diem aja, lerai mereka kalo bertengkar." Ucap Shinsuke.
Osamu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia berdiri di sebelah Atsumu.
"Sekarang maaf-maafan. Gak boleh bertengkar lagi." Suruh Shinsuke. Menatap Atsumu menyuruhnya meminta maaf pada Rin.
Bocah pirang itu mengusap kepalanya, mengulurkan tangan kearah Rin.
"Maafin, Rin."
Rin diam, masih menatap kesal kearah Atsumu. Sae mengusap kepalanya seolah menenangkan Rin.
"Gak kumaafin sebelum kamu ambil bolaku!" Ucapnya.
Atsumu terkejut, menoleh kearah sungai dan menatap Rin lagi.
"Tapi gimana? Susah, loh."
"Gak peduli. Pokoknya ambil!"
Atsumu menatap Shinsuke, yang ditatap menghela nafas lagi.
"Aku bantu ambil."
Done-!
Yaudah si, gitu doang🙏
Next chapter pas malem ya ;)
![](https://img.wattpad.com/cover/330414108-288-k126448.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu × Blue Lock (Completed)
FanficBagaimana jadinya kalau pemain Sepak Bola dipertemukan dengan pemain Voli? . . . . Sebuah ide random sang author akibat kebanyakan ngelamun. ハイキュー!! x ブルーロック Haikyuu ©Haruichi Furudate Blue Lock ©Muneyuki Kaneshiro & Yusuke Nomura