2. Tak Punya Pilihan

25 0 0
                                    

Saat Garvi berada di akhir masa kuliah, saat itulah Ceisya mulai menjalani hubungan dengan Danish. Dari sanalah Garvi dan Audriss saling mengenal. Mereka menjadi sering bertemu, meskipun mereka tidak pernah mengobrol atau saling menyapa. Mereka hanya sering kali berpapasan, sama-sama saling menjauh dan tidak tahu apapun soal hubungan kedua kakak mereka.

Dan jutru entah mengapa, sekarang malah Garvi menikah dengan Audriss yang belum dipahaminya sama sekali. Gadis yang terlihat dingin dan sangat simple itu, terlihat biasa saja dengan adanya pernikahan dadakan mereka. Tapi tetap saja, Garvi tidak bisa sebiasa Audriss. Ia bahkan merasa sangat tidak baik-baik saja saat ini. Menurutnya sangat menakutkan ketika harus terjebak dalam situasi seperti saat ini.

Saat Garvi masih tertidur dan Audriss masih memakai lingerienya, Ibu Garvi datang ke kamar mereka. Terlihat jelas dari wajahnya jika ia masih sangat kecewa dengan apa yang terjadi. Dan Audriss begitu menyadari posisinya saat ini seperti apa.

Ia merasa tidak berhak atas suaminya. Karena bagaimana pun pernikahan mereka terjadi karena keadaan yang mendesak. Dan Audriss dapat menerima jika Ibu Garvi tidak akan dengan mudah menerima dan menyukainya, bahkan hingga bermusuhan dengan keluarganya. Audriss sangat mengerti dan memahaminya.

Tapi justru yang tidak pernah ia bisa sangka adalah perkataan Ibu Garvi tadi sungguh diluar espektasinya. Ibu Garvi mengatakan hal-hal yang bahkan sebelumnya sangat amat mustahil bagi Audriss.

"Mungkin setelah hari ini hubungan ku dengan ibumu tidak akan bisa sebaik dulu. Tapi dengarlah Nak, meskipun kau menikah bukan karena cinta dan keinginanmu sendiri kau harus tetap menjalaninya dengan sepenuh hati dan baik. Setelah apa yang terjadi pada kakak Garvi, Ceisya. Ibu tak ingin melihat Garvi mengalami kegagalan juga. Ikatan ini begitu suci, kau tahu itu bukan? Jadi berumah tanggalah dengan baik, siapa tahu atas segala pengorbanan yang kau dan Garvi lakukan suatu hari nanti keluarga kita bisa kembali berbaikkan. Mungkin setelah luka Ceisya sembuh, Ayah Garvi bersedia untuk membawamu pulang sebagai menantunya. Sementara ini bertahanlah dulu, tapi aku berani menjaminkan nyawaku bahwa kau dan Garvi akan mendapatkan kebahagiaan kalian dengan cara kalian sendiri. Kau akan sangat bahagia dengan suamimu suatu saat nanti."

Sambil berdiri di balkon, dengan angin lembut yang menyapa wajahnya Audriss kembali teringat dengan kalimat itu. Sangat berbeda dengan keluarganya yang berpikir sangat logis, keluarga Garvi sangat emosional dan mudah terbawa suasana. Mungkin saat pernikahannya kemarin hanya orang tua Audriss yang bahagia melihat putri mereka menikah. Karena apa yang harus mereka tangisi? Garvi terlihat tampan dan baik. Lalu bagian mana yang salah jika Audriss menikah dengan Garvi? Bukankah pernikahan adalah suatu berita yang menggembirakan. Jadi cobalah berbahagia dengan itu semua.

Untungnya Audriss memiliki pikiran yang baik untuk dapat mencerna dan mengontrol hatinya agar tidak bersedih dengan takdirnya ini. Tapi ternyata usahanya itu malah terlihat aneh dimata Garvi. Sia-sia bukan?

Garvi kini sedang asik dengan PSPnya dan belum juga mau beranjak dari tempat tidur. Bahkan ketika Audriss mengajaknya sarapan ke restoran hotel pun ia tidak mau. Garvi tidak mengerti jika ternyata Audriss menderita maag akut yang tidak boleh terlambat makan barang sedikit pun.

"Vi, makan yuk." Audriss mulai memaksa karena sudah berkali-kali ia mengajak Garvi namut tak ada pergerakan dari pria itu sama sekali.

"Bagaimana kalau kau pesan saja dan minta mereka untuk membawakannya kesini," jawab Garvi dengan cueknya.

"Baiklah." Akhirnya Audriss menyerah dan menuruti keinginan suaminya itu, ia pun segera menghubungi layanan kamar dan meminta sarapan untuknya dan sang suami juga.

Setelah selesai Audriss duduk di sofa dekat tempat tidur, memandangi pemandangan diluar kamar mereka yang menjorok ke pantai.

Pernikahan Ceisya dan Danish diselenggarakan di Bali, mereka bahkan sampai menyewa kapal dan membiayai ongkos pesawat terbang para tamu undangan pulang pergi. Mereka pun menyewa hotel terbaik yang memiliki pemandangan serta tempat indah untuk berbulan madu. Memang akan sangat disayangkan jika pernikahan itu benar-benar batal sama sekali. Entah bisa disebut keberuntungan atau tidak Audriss berpikir jika ia dan Garvi hanyalah sebuah boneka yang dijadikan ikon uang keluarga yang sudah dikeluarkan sebanyak itu untuk perhelatan akbar itu.

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang