03# "Nikah Dulu, atau Mapan Dulu?"

284 34 0
                                    

Motor itu berhenti tepat di depan sebuah rumah yang sudah menjadi tujuan Azka beberapa menit yang lalu. Halaman rumah itu ditumbuhi rumput yang terhampar dengan dipan kecil di sudut halaman. Dipan yang menjadi tempat favoritnya setiap kali singgah di rumah ini, dipan itu berada tepat di bawah pohon rindang. Namun untuk kali ini, biarkan Azka meninggalkan tempat favoritnya itu untuk sesuatu hal yang lebih penting.

"Azka?"

Sosok laki-laki berkulit putih itu keluar dari garasi mobil dengan tangan yang terlihat penuh berbusa. Biar Azka tebak, dia pasti sedang mencuci motor kesayangannya.

"Bang, gue cari Kanara," ucap Azka kemudian tersenyum tipis. Aji tak banyak tanya, melihat ransel yang tersampir di bahu kanan Azka menjawab pertanyaannya bahwa laki-laki itu akan pergi ke kampus.

"Kana! Dicariin Azka!"

Teriakan Aji menggelegar dan mungkin sampai terdengar ke dalam rumah. Azka hanya mengamati, menunggu sosok gadis yang mungkin akan segera keluar dari dalam rumahnya.

"Tungguin bentar ya, Ka. Lagi siap-siap kali." Azka mengangguk singkat, "iya, Bang."

"Kalo kelamaan, masuk aja. Udah tau kan kamarnya Kanara dimana? Biasanya tu anak kalo dandan ga tau waktu." Azka sekali lagi mengangguk dan membiarkan Aji berbalik untuk kembali ke dalam garasi. Tak lama mulai terdengar suara gemercik air, dan tentu saja laki-laki itu kembali melanjutkan agenda mencuci motor nya yang sempat tertunda karena kedatangan Azka.

Harus menunggu Kanara membuat Azka kembali berjalan menuju dipan di ujung halaman, mendudukkan dirinya, dan mulai merogoh saku celananya untuk mengambil handphone. Sudah jam delapan lebih sepuluh menit, dan itu berarti 50 menit lagi kelas akan dimulai. Azka masih bisa bersantai, karena jarak rumah Kanara dari kampus juga tidak terlalu jauh.

Ekor mata laki-laki itu menelisik setiap sudut halaman rumah ini, masih sama sejak pertama kali dia singgahi beberapa bulan yang lalu. Rumah ini sederhana, tidak semewah rumahnya. Halamannya sejuk, walaupun tidak seluas halaman rumahnya. Dan tempat ini nyaman, tidak seperti rumahnya yang tak pernah dia tau kenyamanannya ada di sebelah mana.

"Loh, Azka? Kok sendirian?"

Dibalik pagar rumah, sosok wanita yang mungkin berkepala empat itu tiba-tiba datang dengan senyuman, terlihat baru saja kembali setelah menghadiri sebuah acara formal. Tentu saja setelan formal wanita itu membuat Azka berpikir demikian.

"Azka nunggu Kanara, Tante. Mau ke kampus bareng." Azka tersenyum, membuat wanita itu langsung mengalihkan pandanganya ke arah rumahnya.

"Kana nya mana?"

"Lagi siap-siap kata Bang Aji, Tan."

Wanita itu hanya bisa tersenyum sembari geleng-geleng kepala. Ya, mau gimana lagi? Namanya juga anak gadis. Jika Azka disuruh memaklumi hal itu tentu saja Azka memakluminya. Lagipula hampir semua wanita seperti itu, kan?

"Mamaaaaaaaa!"

Azka dan wanita itu bebarengan menoleh kearah seorang gadis yang baru saja keluar dari pintu rumah. Kanara, gadis itu berlari kecil menuju ibunya dan memeluk wanita itu penuh sayang. Azka tersenyum, dia tahu bahwa Kanara memang sosok yang hangat. Seperti sekarang, gadis itu mencium pipi kiri ibunya dengan senyum.

Mengenal satu sama lain selama beberapa bulan ini membuat Azka tahu betul bagaimana sosok Kanara karena mengenalnya tidak sesulit yang ia kira. Kanara adalah gadis yang terbuka dengan semua orang, dia ceria, dan mau menceritakan keluh kesahnya jika Azka meminta. Gadis yang siap berbagi segala kekhawatirannya akan dunia kepada Azka. Dan Azka? Tentu saja dia merasa bahwa dirinya adalah sosok yang paling bisa Kanara percaya. Karena telah diberi kepercayaan, tentu saja Azka akan menjaga nya.

2. Asmaraloka Milik Bandung | Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang