"Lo apain dia?"
"Bukan urusan lo. Minggir!" Kak Gi menyenggol pundak Jovan lumayan keras lalu pergi tanpa mempedulikan orang itu.
Jovan memasuki ruang uks, Anya masih duduk memalingkan muka ke arah lain. Pura-pura melihat keluar jendela.
"Masih sakit?" tanya Jovan saat sudah duduk di kursi samping.
"Jangan pura-pura nggak liat"
Nyerah.
Anya akhirnya menoleh memasang muka datarnya. "Iya masih" ia menjawab sambil menyibukkan diri meraih selimut yang tadi cuma terpasang semata kaki nya aja.
"Udah lo baring aja"
Niat hati tidak ingin memperpanjang percakapan supaya orang disamping nya itu pergi. Jovan malah membantu menyelimuti Anya sampai ke perut.
"Gue bisa sendiri kok. Lo keluar aja deh"
"Emang UKS ini khusus lo doang?"
"Ya nggak"
"Ya udah gue ada hak dong disini"
"Lo kan nggak sakit"
"Siapa bilang gue nggak sakit?"
Kemudian Anya memperhatikan Jovan dari atas sampai bawah. Aman saja pikirnya.
"Lo sehat tuh"
"Emang"
"Gimana sih. Nggak jelas banget jadi orang."
"Masih marah?"
"Gue mau minta maaf karna kemarin udah bikin lo nunggu lama"
"Lo nggak telat kan?"
Sebenernya Anya sudah malas membahas hal itu. Ya, meskipun ia tidak terlambat tetapi tetap saja gadis itu paling tidak suka jika harus terburu-buru.
"Iya gapapa"
"Ya udah" Jovan berdiri sambil memberi satu kantung kresek bening berisi roti sandwich, satu kok susu coklat dan obat pereda nyeri.
"Kata ocha lo biasa minum obat ini biar bisa reda sakitnya, jadi gue sekalian beliin"
"Ember banget sih si ocha" gumam Anya sebal.
"Jangan salahin ocha, gue kok yang maksa nanya. Gue duluan ya." Jovan pamit dan jalan keluar tanpa menunggu jawaban Anya.
Ketika sampai di depan pintu dan sudah memegang ganggang pintu tersebut, Jovan berhenti sejenak menoleh ke Anya lagi.
"Apapun yang di bilang sama kak gita tadi, gue harap lo nggak sembarangan percaya"
•••
Malam hari nya di area balapan tempat biasa anak-anak muda dikota itu saling adu kehebatan di atas motor. Sekarang disana sudah ramai anak-anak Senopati Amigos dan banyak anggota geng motor lain, serta penonton yang bersorak menunggu pertandingan dimulai.
Di sisi barat para anggota Senopati berkumpul. Mereka duduk-duduk di kursi biasa untuk nongkrong, ada beberapa stand foodtruk yang menjual minuman makanan ringan disana. Alkohol pun tersedia, hanya saja tetap harus berhati-hati menyajikan nya.
"Bil, lo yakin?" Tanya Yura duduk disebelah Abil.
"Banget" jawab Abil singkat.
"Tapi kaki lo masih dalam pemulihan, bil." Kata Ichan tampak khawatir.
Baru sekitar dua bulan lalu Abil mengalami kecelakaan yang membuat kaki kiri patah. Jovan yang juga duduk didepan Abil menatap kaki kiri milik teman nya itu. Jovan sudah bisa menebak kalau Arga sudah merencanakan ini semua, laki-laki itu jelas tau kalau Abil sedang dalam pemulihan. Dia sengaja mencari perkara pada Abil karna yakin kalau dia akan menang. Dan juga Abil sedikit keras kepala sama seperti dirinya, teman nya itu pasti tidak akan terima begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Naughty || Jinjoo
Teen Fiction𝗚𝘂𝗲 𝗽𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗻𝗰𝗶 𝗸𝗲𝗵𝗶𝗹𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻. 𝗦𝗲𝘀𝘂𝗮𝘁𝘂 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗴𝘂𝗲 𝗴𝗲𝗻𝗴𝗴𝗮𝗺, 𝘀𝘂𝗹𝗶𝘁 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗴𝘂𝗲 𝗹𝗲𝗽𝗮𝘀𝗸𝗮𝗻. - 𝗝𝗼𝘃𝗮𝗻𝗸𝗮 ⚠️ gxg