Part. 20 Akhirnya Confess

1.1K 60 1
                                    

Sore hari seperti biasa, Eric dan Revan belajar bareng di rumah Revan. Tapi, kali ini ada tambahan anggota di agenda rutin mereka. Theo yang punya tugas kelompok sosiologi dan Tian yang masih harus nyelesaiin tugas sejarah dia. Kadang Tian tuh penasaran, dia IPA tapi kenapa ada sejarah sih. Dan dikarenakan ada tambahan anggota ini pula, agenda belajar bersama yang biasanya dilakukan di kamar Revan, dipindahkan ke ruang tamu agar lebih luas.

"Widih ada tambahan member nih, ikut dong~"  goda Reni yang baru saja tiba.

"Teteh dari mana? Ditungguin kak Rea daritadi padahal, mau diajak ke cafe," sahut Revan.

"Loh iya! Gue disuruh bantu di cafe karena hari ini ada yang nyewa buat event! Kok lo nggak nelfon gue sih Repan!," Reni berseruh panik dengan tangis yang dibuat-buat.

"Kak Rea udah nelfon teteh ya, gue juga. Tapi nggak diangkat-angkat, yaudah kak Rea berangkat sendiri jadinya."

"Aduh ini gimana dong terusan, dimarahin beneran gue sama kak Rea. Eric anterin teteh ke cafe ya please, demi hidup dan mati ini."

"Sama gue aja kak, Eric nggak bawa motor, mau ngambil juga agak lama. Kalo motor gue kan udah di depan," sahut Theo.

"Aaaah makasih Theo my love, nggak salah gue bilang muka lo mirip Taeyong NCT." Selanjutnya Theo beranjak dari duduknya dan pergi keluar diikuti Reni dari belakang.

"Teh Reni alay banget sial, terus ini gue kerjain sendiri gitu?"

"Sabar Re, kita juga ngerjain tugas sendiri, lagian bentar lagi Theo juga balik," ujar Tian lembut.

✨💫✨💫

Sekitar satu jam kemudian suara motor Theo terdengar tanda dia udah kembali. Cowok kelahiran bulan juli itu berjalan masuk dengan cengengesan sembari menenteng kantong kresek hitam.

"Repan sayang gue bawain sesuatu buat elu, coba tebak apa?" katanya dengan ceria.

"Emas batangan?"

"Oh kalo itu entar aja gue bawain kalo lo nikah, yang sekarang gue bawain yang low budget dulu," jawabnya kemudian duduk di tempatnya sebelum pergi tadi, diantara Tian dan Revan.

"Bener ya kalo gue nikah Lo bawain gue emas batangan?"

"Iya, kalo gue udah jadi bos Freeport gue bawain lo emas batangan yang banyak."

"Jadi lo bawa apaan?" Tanya Revan.

"Tadaaa gue bawain kopi favorit lo sama coklat, buat Tian ganteng juga ada, minuman coklat, karena Tian nggak suka kopi dan ini coklat batangnya! Nih ambil," jawab Theo sembari mengeluarkan dua gelas minuman dan dua batang coklat.

"Buat kamu sama Eric nggak ada?" Tanya Tian kala menerima uluran minum dari Theo.

"Tadinya gue mau beli empat, biar satu-satu, tapi duit gue nggak cukup, dompet gue ketinggalan di cafe, hehe."

"Kebiasaan banget sih lo dompet selalu ditinggal, terus gimana nasib dompet lo?!"

"Ya maap, gara-gara event itu kalo masuk harus nunjukin kartu identitas, jadi gue ngeluarin dompet. Eh lupa masukin lagi, tapi udah gue titipin kakak lo kok, udah di simpen juga. Besok bawain ya pas sekolah."

"Terserah."

"Ih jangan ngambek dong, sayangku," rayu Theo.

OUR SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang