Chapter 3

679 76 2
                                    


"Bagaimana Shiho?" tanya Ran saat melihat Shiho sudah keluar dari kamar Kazuha.

Semua orang mengerumuninya termasuk orang tua Kazuha.

"Tidak apa-apa, hanya sedikit terguncang," kata Shiho.

"Yukata," Ran mendesah lega.

"Apalagi? Kau belum selesai kan?" tebak Shinichi pada Shiho.

Shiho berkata hati-hati, "aku sudah menanyakan siklus Kazuha-San dan melakukan test pack. Hasilnya positif hamil."

Semua orang terkesiap.

"Menurut perhitunganku jalan dua bulan, tapi sebaiknya diperiksakan lebih lanjut," tambah Shiho.

"Anaknya Hattori," gumam Masumi.

"Tapi sekarang Hattori-Kun belum ditemukan," timpal Shiho.

Toyama Ginshiro, ayah Kazuha tampak murka sebelum akhirnya mendobrak pintu kamar Kazuha untuk masuk. Shinichi dan yang lainnya terkejut, menyusul masuk.

"Kazuha!" Ginshiro memanggil putrinya.

"O-otosan," Kazuha yang masih lemah bangun duduk, Ran merangkulnya.

"Gugurkan," kata Ginshiro.

"Nani?" Kazuha tak mengerti.

"Gugurkan anak itu!"

Kazuha menangis lagi, "tidak mau! Ini anakku dengan Heiji!"

"Heizo-San dipenjara dan Heiji sudah menjadi buronan! Sebaiknya kita tidak berurusan lagi dengan keluarga Hattori!"

"Tapi..."

"Tidakkah kau mengerti Kazuha-Chan?" Nyonya Toyama, ibu Kazuha ikut berbicara, "posisi ayahmu di kantor dalam bahaya bila kita terus berhubungan dengan keluarga Hattori."

"Tapi bayi ini tidak salah apa-apa?!" tangis Kazuha.

"Lupakan Heiji selamanya! Gugurkan bayi itu agar kalian tidak terikat!"

"Aku tidak mau! Aku mencintai Heiji! Aku percaya padanya!" jerit Kazuha.

"Kazuha!" Ginshiro ingin menampar putrinya.

Hup! Shinichi menangkap tangannya.

Ginshiro tertegun memandang Shinichi.

"Benar kata Kazuha, bayi itu tidak salah. Menggugurkannya, sama saja dengan pembunuhan dan aku juga percaya pada Hattori-Kun. Dia detektif hebat. Pasti ada sesuatu di balik semua ini, aku akan menyelidikinya," kata Shinichi tajam.

Ginshiro menyentak tangannya lepas dari Shinichi, "lakukan saja sesukamu. Aku tak mau terlibat karena aku masih bekerja di kepolisian," kemudian ia kembali memandang putrinya, "dan kau Kazuha, kau harus memilih, tetap menjadi putriku dan gugurkan bayi itu. Atau pertahankan bayi itu dan keluar dari rumah ini?"

"Aku akan mempertahankan anak ini! Aku akan menunggu Heiji kembali!" Kazuha berkata penuh tekad.

"Baik... Baik... Otosan beri waktu untuk mengemasi barang-barangmu," Ginshiro pun keluar kamar bersama istrinya sembari membanting pintu.

Kazuha menangis lagi, Ran memeluknya.

"Tenanglah Kazuha-Chan. Aku yakin Shinichi akan menyelidiki semua ini dan membersihkan nama Hattori-Kun. Benar kan Shinichi?" ujar Ran sembari menoleh pada Shinichi.

"Eh, tentu saja," jawab Shinichi tanpa ragu.

"Heiji kemana? Si bodoh itu! Dia belum tahu perihal anak ini..." isak Kazuha.

"Aku yakin Hattori sudah mengetahui semua ini. Penangkapan ayahnya adalah sebuah pancingan, bila Hattori-Kun muncul dan dipenjara, maka ia akan mati di sana," ucap Shinichi penuh perhitungan.

"Kudo-Kun, maksudmu apakah ini semua berhubungan dengan kasus yang kita usut juga?" tanya Shiho.

Shinichi mengangguk, "eh. Matsumoto Yosuke."

"Eh? Perdana Menteri Jepang itu?" tanya Sonoko.

"Benar," sahut Shinichi.

"Tapi paling tidak... seharusnya dia berusaha menghubungiku..." gumam Kazuha sedih.

"Dia tidak mau membahayakan posisimu. Para polisi metro dan orang-orang Matsumoto pasti tahu, kau adalah salah satu kelemahannya. Mungkin saja saat ini, mereka sedang mengawasimu juga. Berjaga-jaga kalau Hattori menghubungimu," ujar Shinichi pada Kazuha.

"Berarti posisi Kazuha juga dalam bahaya," gumam Masumi.

Shinichi mengangguk lagi, "eh."

"Kalau begitu sebaiknya Kazuha ikut kita saja ke Tokyo," kata Ran.

"Benar, Kazuha bisa menginap di rumahku," Sonoko menawarkan.

"Tidak, sebaiknya Kazuha ditampung di rumahku," ujar Shinichi, "di sana ada para agen keamanan dan detektif yang berjaga. Matsumoto takkan berani menyentuhnya. Terlebih lagi ada Shiho yang bisa membantu mengawasi kondisi Kazuha dan bayinya."

Ran manggut-manggut, "itu ide yang bagus, bagaimana Kazuha-Chan?"

Kazuha mengusap air matanya, "aku sedang tidak bisa berpikir saat ini, aku ikut saja apa kata kalian."

"Kalau begitu kami akan bantu membereskan barang-barangmu," ujar Sonoko.

The Loyal PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang