sorry

215 11 6
                                    

Setelah berkata seperti itu Jevan langsung keluar dari cafe tersebut. Dan Hara langsung mengejarnya.

"Van, dengerin aku dulu!" Teriak Hara yang tak disauti oleh Jevan.

"Van!" Hara berhasil mengejar Jevan dan langsung memegang lengan sang kekasih.

"Apasih Ra?! Udah ga ada yang perlu dijelasin! Gua udah paham semua!" Jevan berteriak Dan menepis kasar tangan Hara.

"Seenggaknya dengerin aku dulu Van!" Hara tetap mengejar Jevan tanpa Tau bahwa ada bahaya yang akan menghampirinya.





Brak




Suara mobil menabrak sesuatu. Iya itu Hara. Dia terpental jauh dari tempat asalnya. Semua orang langsung melihat dan menolong Hara.

Jevan yang mengetahui hal itu hanya membeku. Apakah ini karenanya? Dia bahkan tidak bisa bergerak sedikitpun dari tempat asalnya. Perlahan air mata turun ke pipi Jevan. Dia langsung menghampiri tubuh Hara yang sudah digotong orang orang kedalam mobil si penabrak untuk dibawa ke rumah sakit.

"Pak, saya kekasihnya! Biarkan saya ikut" Jevan meminta izin untuk ikut kerumah sakit.

"Baiklah kalau begitu"

Sesampainya dirumah sakit Hara langsung dibawa ke UGD. Jevan Masih tidak percaya bahwa ini kejadian nyata. Dia terus menggigiti kukunya sampai darah segar keluar dari jarinya.

"Sepertinya aku harus menghubungi tunangannya... Tapi bagaimana?" Gumam Jevan bingung.

"Van!" Teriak seseorang memanggil namanya. Pria itu tampak asing bagi Jevan.

"Lo...lo tega!" Pria itu menangis dihadapan Jevan. Jevan tambah bingung sekarang... Siapa pria manis yang menangis sambil mengumpatinya ini??

"Maaf kak... Anda siapa??" Jevan bertanya dengan lembut, takutnya kakak ini Salah orang.

"Gausah Pura Pura ga kenal! Gua Yohan!"


Yohan?? Tunangan Hara?? Bagaimana bisa dia disini?? Dia kan seharusnya ada dijepang.

"Oh..." Jevan penasaran, tapi dia tidak menanyakan semua hal yang mengganjal pikirannya itu Karna dia Tau, Yohan sama sakitnya dengan dia.



"Dengan keluarga pasien?" Dokter keluar dari ruang UGD untuk memanggil wali Dari Hara.

"Saya kekasihnya dok" jawab Jevan reflek melupakan Yohan.

"Oh baiklah kalau begi-" terpotong lah ucapan sang dokter.

"Saya tunangannya dok" sahut Yohan seperti tak ingin kalah.

"Huft ada ada saja anak jaman sekarang.." gumam sang dokter yang terdengar oleh Yohan dan Jevan.

"Baiklah kalau begitu saya jelaskan"

"Pasien dinyatakan amnesia"












NB: Helo helo, tidak usah panjang panjang intinya lagi mood double up!!
Maaf kalo aga ga nyambung. Ini udah otw end lohh!!!
-Zara

FOREVER // HAJEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang