5. Bintang bertabur mesra

8 1 6
                                    

Sore menjelang malam Jio tak mau bergegas pulang, cahaya mentari yang kian meredup membawa resah aku. Ku gapai tangan mungilnya yang beranjak pergi, mengenal teman diluar membuatnya semangat bermain lebih lama. Sayangnya ini menjelang malam Jio, teman-temanmu akan segera pergi. Entah berapa kali kalimat itu ku ucapkan sampai rasanya bibirku berbusa.

"Jio! Listen to me! Temanmu udah pulang semua right? Kita juga harus back to home."

Anehnya Jio kini mendengarkanku yang berbahasa campur aduk, jujur aku tak bisa bahasa inggris. Beberapa saat setelah mendengarkanku dan mengangguk ia tertawa terbahak-bahak melihat belakang tubuhku. Horor.

"Hahaha, Jio mau pulang kok!" Teriaknya setelah tertawa mengerikan.

"Hei hei! Jio! Kamu lihat apa? Ayo kita pulang." Aku yang merinding ngeri kini menggeret lengannya untuk pergi, namun baru saja berbalik aku dikagetkan dengan sesosok...

"Anjing! Bikin kaget aja babi!" Kataku memaki pria yang berdiri dibelakangku tadi. Dan Jio yang mendengar kata-kataku barusan tambah tertawa kencang.

"Shht, ngomongnya kok gitu didepan anak kecil." Ucap pria itu sambil tertawa puas setelah membuat jantungku bekerja sangat cepat.

"Ayo Jio kita balik." Kataku tak menaruh peduli kini aku menarik lengan Jio yang tersenyum kearah artis ibu kota itu.

Artis kurang kerjaan.

"Buku lo di rumah gue. Suratnya gak sengaja gue baca, so sweet. Dari pacar lo ya?" Langkahku berhenti didetik selanjutnya.

"Sini balikin." Ucapku kembali mendekat. Jio mengikuti saja kemana langkah kakiku sambil menatap kami berdua tak tahu apa-apa.

Arsenn tersenyum miring dengan gelagat songong yang menyebalkan. "Ambil sendiri dong." Jawabnya yang kini berbalik arah, seakan aku akan mengejarnya.

Ya memang, mau gimana lagi. Jio kini berada dibelakang tubuhku, ia ku gendong dengan tenang sesekali bercanda dengan Arsenn.

"Asen jangan gelitikin Jio! Hahaha!" Jio memohon kepada pria itu.

"Jawab dulu pertanyaanku tadi, siapa nama sopir bus yang antar jemput TK?" Arsenn tak berhenti menggelitiki Jio, bahkan membuat badanku terhuyung-huyung akibat Jio yang meronta-ronta.

"Hahaha! Jio gak tau! Jangan gelitik!"

"Stop! Jangan gelitik Jio." Kini aku yang berkata, Arsenn benar-benar berhenti menggelitik namun sejenak.

"Hahaha!" Jio masih digelitikinya.

"Stop nanti aku sama Jio jatuh!" Kataku yang seperti memohon pada pria itu.

Arsenn yang tak menaruh peduli benar-benar membuatku terhuyung, Jio dan aku terjatuh. Memalukan, untung saja ia bisa menangkap Jio walaupun aku yang harus terjatuh diaspal yang keras.

"Huh sakit tau!" Omelku masih terduduk jalanan komplek.

Arsenn mengulurkan tangannya mencoba membantu, namun pikiran aneh ini berpikir bahwa pria itu akan mengerjaiku seperti melepaskannya ketika aku meraih tangan itu. Sesaat setelahnya pria itu malah berkata seolah dapat membaca pikiranku.

"Gue beneran mau bantuin, gak usah berpikir aneh-aneh." Katanya. Ku coba meraih tangan itu dan benar ia tidak melakukan apapun terhadapku.

Jio yang semula hanya diam kini berbicara yang tidak-tidak. "You guys in love? Like my mom and dad?" Katanya tak terdengar seperti anak kecil. Walaupun pelafalan r nya masih belum sebaik orang dewasa.

Aku menggeleng kearah Jio. "Nooo!" Kataku yang membuat Arsenn tertawa terbahak-bahak.

"Apa?!" Lanjutku mencari jawaban dari tawanya.

Pemulihan Luka Dengan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang