◦•●◉✿Happy Reading✿◉●•◦
"Ngantuk gak?" tanya Gavin mengusap kepala Keinna. Gadis itu menggeleng.
Mereka masih berada di halaman belakang Markas, sambil melihat yang lain sedang asik bergurau. Sedangkan di dalam Markas, musik masih terdengar begitu nyaring di telinga mereka. Untung saja Markas Tiger jauh dari pemukiman warga, jadi aman-aman saja.
Di tempat yang tak jauh dari mereka, Damian duduk di gazebo bersama dengan Clarissa. Keduanya sama-sama diam, tak ada yang memulai percakapan.
"Gavin?" panggil Keinna pelan sembari menyenderkan kepalanya di bahu cowok itu.
"Hmm?"
"Kamu jangan kaya Damian ya." Dahi Gavin mengerut mendengar ucapan Keinna.
"Emang Damian kenapa?" tanya Gavin melihat Damian yang duduk di gazebo.
" Sering nyakitin Clarissa, aku gak suka kamu kaya gitu. Kalo sampai itu terjadi, aku gak mau lagi kenal sama kamu." Ucapan Keinna membuat Gavin mendelik tajam. Ia meraih wajah gadis itu.
"Jangan pernah ngomong kaya gitu lagi, aku gak suka dengarnya." Gavin menegakkan badannya, kemudian menghadap kearah Keinna.
"Keinna dengar baik-baik, cuma kamu yang buat aku jatuh cinta sedalam ini. Cuma kamu yang buat aku nyaman, cuma kamu yang ada di hati aku, cuma kamu Kei! nggak ada yang lain." ungkapnya menggenggam tangan gadis itu. Mendengar ungkapan Gavin, membuat mata Gadis itu berkaca-kaca.
Tangannya perlahan menyentuh wajah cowok itu, menatap lekat mata yang selalu membuat jantungnya berdetak tak karuan saat menatapnya.
"Makasih udah cinta sama aku. Aku berharap, semoga hubungan kita akan selalu seperti ini terus. I love you, Vin! I love you." Gadis itu berucap lirih, kemudian memeluk Gavin.
"I love you more, Baby." jawab Gavin membalas pelukan sang kekasih.
Kegiatan keduanya terhenti, saat Arsenna datang menghampiri mereka dengan membawa satu botol minuman beralkohol di tangannya.
"Bos, minum dulu. Gue liat, dari tadi lo belum minum sama sekali. Padahal, inikan minuman favorit lo." Arsenna menaruh botol itu di meja yang berhadapan dengan Gavin. Entah sengaja atau tidak, dia memberikan minuman itu pada Gavin.
Seketika wajah Gavin berubah menjadi datar, ia menatap Arsenna tajam seakan mengisyaratkan cowok itu agar tidak memberinya minuman untuk malam ini.
Namun, bukannya mengambil kembali minuman itu. Arsenna justru tersenyum kearah mereka, seolah tidak berbuat kesalahan. Dan tanpa memperdulikan tatapan ketuanya, Arsenna pergi begitu saja.
"Kamu minum?" Pertanyaan kedua kalinya yang Keinna lontarakan, membuat Gavin mengubah raut wajahnya menjadi tersenyum hangat.
"Nggak kok." jawab Gavin seadanya.
"Tapi Arsenna bilang, ini minuman favorit kamu."
"Nggak usah dengerin dia, Mungkin dia udah mabuk kali, makanya bicaranya ngawur."
"Beneran gak minum?" tanya Keinna lagi yang membuat Gavin mengangguk dengan cepat, kemudian ia memeluk gadis itu dengan erat seolah tidak mau jauh dari gadisnya.
Dari arah barat, terlihat wanita berpakaian kekurangan bahan berjalan menuju gazebo, tempat duduknya Damian dan Clarissa. Dan tanpa mengucap satu kata pun, wanita itu duduk dipangkuan Damian.
Clarissa memalingkan wajahnya saat wanita itu ingin mencium bibir Damian, tapi laki-laki itu menoleh, alhasil ciuman itu mendarat di pipinya. Wanita itu yang berciuman dengan Damian tadi di atas sofa saat mereka baru sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEINNA Untuk GAVIN
Teen FictionApa jadinya seorang badboy anak pemilik sekolah, tiba-tiba menyukai gadis sederhana yang tak sengaja bertemu dengannya di Koridor sekolah. Gavin Danendra Aditama, cowok badboy penyuka minuman haram. Banyak wanita yang berlomba-lomba untuk mendapatk...