BAB 10: K.U.G

394 43 250
                                    


◦•●◉✿HAPPY READING✿◉●•◦

Jam menunjukkan pukul 06:45 pagi, kedua manusia yang berbeda jenis kelamin itu sedang tertidur di atas sofa dengan saling memeluk.

Mereka adalah Keinna dan Gavin, pasangan yang baru saja meresmikan hubungannya semalam. Setelah Gavin  mengungkapkan cintanya, keduanya tertidur di sofa. Namun, sebelum Gavin  mengungkapkan cintanya. Keinna lebih dulu menceritakan masa tentang kejadian masa lalu yang menimpanya dua tahun yang lalu. Bahkan kata Gavin, ia akan membantu untuk membalas perbuatan orang yang telah membunuh orangtua Keinna.

Keinna mengerjapkan matanya, kemudian bangun dan menyingkirkan tangan Gavin yang melingkar di perutnya. Ia melihat jam yang tertera di layar ponselnya, Keinna membulatkan matanya. hari ini hari minggu, itu berarti ia akan berangkat kerja jam delapan.

Keinna juga teringat Gavina yang tertidur di kamar Gavin. Ia beranjak  pergi menuju kamar Gavin, untuk melihat Gavina.

Sesampainya di kamar, Keinna tersenyum saat melihat gadis kecil yang baru bangun tersenyum kearahnya.

"Vina udah bangun?" tanya Keinna menghampiri Gavina, kemudian menggendong bocah itu.

"Cuci muka dulu ya." kata Keinna yang di angguki oleh Gavina.

Setelah keduanya membasuh wajahnya, mereka keluar kamar untuk membangunkan Gavin.

"Vin bangun." lelaki itu menggeliat saat merasakan tangan Keinna mengusap wajahnya. perlahan Gavin membuka matanya, pandangan pertama yang ia lihat membuatnya tersenyum.

Gavin bangkit dari tidurnya."Udah lama bangun?" tanya Gavin dengan suara serak khas bangun tidur. Kedua wanita yang berbeda usia itu mengangguk.

Keinna tersenyum malu. Entah, salting melihat wajah tampan Gavin yang baru bangun atau mendengar suara khas bangun tidur milik Gavin. Yang pasti, dia menyukai itu.

"Vin, gue pulang ya? hari ini gue berangkat kerja jam delapan."

"Biar gue anter, gue siap-siap dulu."

"Gak usah! lo beliin Gavina makanan buat dia sarapan aja, gue pulang sendiri." kata Keinna membuat Gavin menatapnya datar.

"Tidak menerima penolakan." ujar Gavin tak terbantahkan. Cowok itu bangkit menuju kamarnya, tak lama Gavin keluar dengan pakaian yang sudah rapi.

Mereka pergi meninggalkan apartemen. Di perjalanan Gavin menepikan mobilnya saat melihat Restoran yang cukup mahal. dia turun dari mobil lalu membukakan pintu mobil untuk keinna dan Gavina.

"Kita sarapan dulu." ucap Gavin saat Keinna keluar dari mobil.

"Lo sama Vina aja ya, soalnya gue buru-buru mau ke Kafe."

"Lo sarapan dulu baru berangkat kerja." Gavin mengambil adiknya dari gendongan Keinna.

"Ayok." ajak Gavin menarik tangan Keinna lembut.

"Vin, gue bisa telat nanti." Keinna mendengus kesel saat Gavin tak menghiraukan ucapannya.

Gavin terus membawanya kedalam Restoran itu dan mendudukkannya di kursi. tiga puluh menit mereka selesai makan, kini mereka sudah berada di perjalanan menuju kontrakan Keinna.

Saat jam delapan mereka sampai di kontrakan, Keinna memindahkan Gavina pada pangkuan Gavin. Dia turun dengan terburu-buru kemudian masuk kedalam untuk siap-siap.

Tak butuh waktu lama dirinya kembali, lalu masuk kedalam mobil. Gavina pun kembali duduk di pangkuannya. Hanya memakan waktu lima belas menit mereka sampai di Kafe, tempat kerja Keinna. ketika masuk kedalam, tatapan para pegawai membuat Keinna menunduk. Gavin juga mengikuti Keinna masuk kedalam, dia meninggalkan Gavina di mobil.

KEINNA Untuk GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang