BAB 8: K.U.G

434 81 435
                                    

𝙃𝙖𝙥𝙥 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜


Pukul 19:20 Di sebuah mansion mewah berlantai empat milik keluarga Aditama. Gavin memarkirkan motor di garasi rumahnya, kemudian masuk ke dalam rumah tersebut.

Dia menaiki anak tangga satu persatu menuju kamar adiknya yang terletak di lantai dua. Di rumah mewah mereka memiliki Lift, namun Gavin memilih berjalan menaiki tangga satu persatu, entah apa alasannya.

Sesampainya di kamar adiknya, Gavin membuka pintu kamar tersebut. Tatapannya jatuh pada dua orang yang berbeda usia berbaring di tempat tidur adiknya.

Dia melihat pengasuh adiknya sedang membaca dongeng untuk Gavina, sedangkan adiknya itu belum tidur. Gavina masih memandangi wajah pengasuhnya yang sedang mengelus rambut sang adik  sambil memegang buku.

"Ekhemm."

Deheman Gavin membuat kedua orang itu menoleh kearahnya, Gavina segera bangun lalu menghampiri abangnya. gadis kecil itu menghambur kepelukan sang abang.

Suster pengasuh Gavina segera pergi dari sana, saat Gavin mengisyaratkannya keluar dari kamar Gavina. Gavin menggendong adiknya menuju tempat tidur lalu duduk dengan Gavina duduk di pangkuannya.

"Abang kenapa baru datang? Vina kangen abang, Vina Sendirian, Mama sama Papa sampai sekarang belum pulang." Ucap Gavina memeluk leher abangnya.

Gavin tersenyum mengelus rambut adiknya."Maafin abang ya dek, Abang banyak urusan. Jadi, gak bisa ketemu adek setiap hari."

"Urusan apa abang?" tanya Gavina mengapit pipi abangnya dengan kedua tangannya.

"Urusan orang dewasa, Adek gak boleh tau." Kata Gavin mengecup pipi Adiknya.

"Adek mau ketemu Mama gak?"

"Mau Abang, Vina kangen Mama." ucap Gavina antusias. dua minggu tak bertemu orang tuanya membuat Gavina merindukan Mamanya.

"Yaudah siap-siap, mau abang gantiin bajunya atau Suster aja?" tanya Gavin menurunkan Gavina dari pangkuannya.

"Suster aja." Jawab bocah itu, Gavin mengangguk kemudian memanggil pengasuh adiknya.

"Kakak tunggu di bawah."

"Siap Abang."ujar Gavina hormat. Gavin tersenyum mengusap puncak kepala adiknya lalu keluar dari kamar sang adik.

****
Gavin dan Gavina sudah di perjalanan menuju Coffee Blue Sky untuk menemui Mamanya, mereka menaiki mobil Lamborghini berwarna silver milik Gavin yang seharga Rp53,5 miliyar. mobil pemberian ayahnya saat Gavin baru masuk sekolah menengah atas, namun Gavin jarang membawa mobil itu, dia lebih sering membawa motor kesayangannya.

Tak butuh waktu lama mereka sampai di tempat tujuan, Gavin turun dari mobil kemudian membuka pintu mobil untuk adiknya. Gavin berjalan memasuki Coffee tersebut dengan Gavina yang berada di gendongannya.

Saat masuk kedalam semua pegawai menunduk hormat kecuali gadis yang berdiri memegang nampan, Gadis itu terlihat bingung.

"Nunduk hormat Kei." ucap salah satu karyawan menyenggol lengan Keinna.

"Hormat apa sih? dia cuma_"

"Kei lakuin aja jangan banyak ngomong." bisik Sinta lagi.

Tubuh Sinta menegang saat Gavin berjalan kearah mereka tatapan tajam Gavin seakan menusuk jantungnya yang berpacu dengan kencang, Tapi tidak dengan Keinna, dia menatap Gavin tanpa takut sedikit pun, bahkan Gadis itu berani menatap Gavin dengan sinis.

"Ngapain Lo di sini?" tanya Keinna saat Gavin sudah berada di hadapannya.

"Abang, katanya mau ketemu Mama, kenapa mama gak ada?" ucap Gavina mengedarkan pandangannya, namun tak melihat mamanya.

KEINNA Untuk GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang