Chapter 2

1.5K 108 1
                                    

Tampak beberapa siswa sedang bergerombol di depan papan Mading, disana tertera pengumuman pembagian kelas untuk siswa-siswi yang baik yang jurusan IPA maupun IPS.

Ditengah kerumunan itu ada seorang gadis bermata kucing yang nampak serius memperhatikan setiap nama yang tertera di papan tersebut, sedangkan gadis lainnya sibuk memandang gadis yang disampingnya itu. Lucu bukan... Bagaimana dia seharusnya membantu melihat nama-nama pembagian kelas itu, malah fokus memperhatikan kecantikan wajah gadis disampingnya seakan mengabadikan agar tidak ada yang terlewat.

"Lisa lihat kita satu kelas" ujar Jane
"Oh ya... Mana Jane?" Ujar Gadis yang dari tadi sibuk memperhatikan gadis disampingnya, mulai mengalihkan pandangannya pada papan pengumuman.
"Lihat itu" ujar Jane
"Yang mana?" Ujar Lisa
"Ishh yang itu lisaaa, lihatlah di paling atas sebelah kiri" ujar Jane, lalu Lisa mulai menyipitkan matanya untuk memfokuskan pandangannya pada papan tersebut.
"Yeayyyy kita satu kelas" teriak Lisa, membuat Jane terkejut.
Jane yang terkejut memukul pundak Lisa, karena mengagetkannya.
"Hehehehe sorry aku tidak bermaksud membuatmu kaget, aku hanya terlalu bahagia bisa satu kelas denganmu" ujar Lisa sambil cengengesan dan memberi tanda peace.
"Huh kau ini suka sekali membuatku jantungan, ayo kita ke kelas 1-A" ujar Jane
"Let's goooo" ujar Lisa sambil tersenyum

Mereka berdua lalu pergi ke ruang kelas 1-A yang mulai sekarang akan menjadi kelas mereka selama tahun pertama di SMA Chungdam.
Ketika sampai di kelas 1-A betapa terkejutnya Lisa ternyata temannya rose, seulgi, Bambam, dan Bobby satu kelas dengannya. Disana juga ada irene dan Nayeon sahabat dari Jennie.

Lisa POV :
Ketika aku memasuki kelas 1-A, aku melihat wajah-wajah yang familiar sedang duduk berkumpul sambil mengobrol entah apa yang sedang dibicarakan, lalu salah satu dari mereka menoleh, tatapannya bertemu denganku.

"Lalisa Manoban is that you" ujar seorang wanita berambut pirang
"Yakk chipmunk, ternyata kita satu kelas. Apa kau tidak merindukanku?" Ujarku
"Of course i di Miss you"  ujar rose
"Yow... yow... Manoban in the room" ujar bambam sambil berteriak, sehingga seluruh perhatian tertuju pada mereka.
"Yaaa Lisa aku senang kita sekelas" sahut Bobby
"Give me a hug bro" ujar seulgi

Lalu kami berpelukan bersama, saling melepas rasa rindu, apalagi dengan rose aku sangat merindukannya, pada saat kelas 2 SMP dia harus pindah ke Melbourne, Australia sehingga mengharuskan kita berpisah.
Padahal kita selalu bersama sampai terkadang orang lain mengira kita saudara kembar.

Jane POV:
Aku melihat Irene dan Nayeon sahabatku dari masa SMP, lalu aku menghampiri mereka berdua dan menyapa mereka.

"Irene, Nayeon" ujarku
"Ya ampun Jane" jerit wanita bergigi kelinci itu
"Jane oh my God i Miss you" ujar Irene yang sudah seperti saudara bagiku
"Miss you too guys" ujarku
Lalu perhatian kami teralihkan pada 5 orang yang sangat berisik sehingga perhatian orang-orang di kelas tertuju pada mereka. Siapa perempuan yang memeluk Lisa? Mereka tampak dekat, oh no... Dia memeluk lengan Lisa sambil tersenyum dan berbincang dengan 3 orang lainnya. Lalu mereka tampak berpelukan bersama seperti Teletubbies.

"Mereka lucu sekali" ujar Nayeon
"Hahhh mereka seperti anak-anak, apalagi beruang itu" ujar Irene
"Hah mana beruang?" Ujarku bingung
"Perempuan dengan wajah seperti beruang itu" ujar Irene sambil menunjuk pada 'beruang'.
"Kau mengenal mereka?"
"Bisa dibilang ya, tapi tidak semua" ujar Irene
"Aku tahu Lisa, seulgi dan bambam, sedangkan 2 lainnya aku tidak mengenal setahuku ada 1 laki-laki lagi yang merupakan sahabat Lisa" ujar Irene lagi
"Kau sendiri tampak dekat dengan Lalisa Manoban" ujar Nayeon yang membuatku sedikit gugup
"Ah ya tentu saja siapa yang tidak mengenal keluarga Manoban" ujarku
"Kau tahu betul bukan itu maksudku" ujar Nayeon menatapku dengan serius
"Aku bertemu dengannya sekitar 8 bulan yang lalu, kami bertemu di acara fashion show milik brand ibunya dan dari sana kami mulai berteman" ujarku
Nayeon tampak puas dengan ceritaku
"Ayo kesana"ujarku

Too Late (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang