Chapter 30

1.7K 97 1
                                    

Dengan mahirnya sepasang manusia tengah beradu bibir ditengah gelapnya malam, suara-suara decakan pun terdengar merdu, dengan hanya ditemani seberkas cahaya dari bulan yang masuk melalui celah jendela mereka melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh sepasang kekasih.

Dan tanpa mereka sadari sudah ada sepasang mata yang menatap penuh dengan emosi ke arah mereka.

Dengan tetesan air mata kekecewaan ia meninggalkan sepasang kekasih yang tengah merajut cinta di dalam gubuk itu.

"Jane!" Teriak Jisoo kala melihat adiknya berlari keluar dari hutan

Jisoo yang panik saat mengetahui adiknya tidak ada di kemah dan keberadaannya tidak ditemukan disekitar area tenda pun khawatir hingga memutuskan untuk mencari adiknya.

"Eonnie hiks hiks...." Tangis Jane pecah ketika berada di pelukan eonnie-nya

"Hei kenapa? Ada apa?" Tanya Jisoo khawatir sambil mengelus lembut punggung Jane

"Aku melihatnya...hiks...dia tega eonnie...hiks...hiks...benar apa yang lisa katakan" ucap Jane dengan tersedu-sedu, hati jisoo sakit ketika melihat adik kesayangannya menangis seperti ini, tapi ia bingung apa yang terjadi sebenarnya.

"Hei lihat eonnie, tarik nafas oke?...ceritakan apa yang sebenarnya terjadi, eonnie bingung jika melihatmu seperti ini" ucap jisoo sambil berusaha menyenangkan adiknya

"Aku melihat Kai....bersama perempuan itu eonnie...mere..ka...mereka...hiks" ucap Jane terputus-putus

"Hei it's oke, tenang jendeuk ada eonnie disini" ucap jisoo sambil memeluk erat Jane

"Hiks.... mereka berciuman di gubuk dalam hutan eonnie..aku melihatnya dengan jelas...hiks" ucap Jane

"Laki-laki bajingan itu memang keterlaluan, dia harus kuberi pelajaran, ternyata dia masih mengulangi hal itu lagi" ucap jisoo geram, Jane yang mendengar perkataan eonnie-nya menatap mata jisoo

"Apa maksud eonnie mengulanginyq lagi?" Tanya Jane bingung

"Eonnie pernah diam-diam melihatnya bercumbu dengan gadis lain di kelas" jelas jisoo

"Dan eonnie tidak bilang padaku?" Ucap Jane

"Hei, bukannya eonnie tidak mau bilang, hanya saja eonnie mencari waktu yang tepat untuk berbicara denganmu tentang ini, tapi tampaknya kau sudah tahu duluan bagaimana kelakuan laki-laki bajingan itu" ucap jisoo berusaha meluruskan kepada Jane agar tidak salah paham

"Eonnie aku menyesal..... hiks" ucap Jane masih menangis

"Sudah...sudah...laki-laki seperti itu tidak pantas untuk kau tangisi dan tidak usah menyesal, justru bagus kau putus dengannya" ucap jisoo menatap mata adiknya sambil mengusap air mata Jane

"Bukan eonnie, aku menyesal tak mempercayai ucapan Lisa waktu itu" ucap Jane

"Lisa tahu tentang laki-laki itu?" Tanya Jisoo

"Heem dan dia berusaha memberitahuku, tapi aku marah padanya eonnie" ucap Jane kembali menangis kala mengingat kejadian Minggu lalu saat ia menampar Lisa

"Hey, its oke. Eonnie yakin Lisa akan memaafkanmu" ucap jisoo

"Benarkah eonnie?" Tanya Jane seraya menatap mata jisoo

"Heem eonnie yakin, sekarang kembali ke tendamu dan istirahat, besok kita masih ada kegiatan. Jangan pikirkan laki-laki itu, biar dia menjadi urusan eonni dan satu lagi, eonnie minta kau mengakhiri hubunganmu dengan dia" ucap jisoo memperingatkan jane

"Iya eonnie" ucap Jane sambil mengusap sisa air matanya

Jane dan jisoo berjalan ke arah tenda Jane, setelah mengantar Jane, Jisoo lantas tidak langsung kembali ke tendanya, ia berjalan ke arah hutan dimana dia menemukan adiknya menangis. Dengan berbekal senter sebagai alat penerangan ia melangkah ke dalam hutan, berusaha mencari gubuk yang Jane bilang





Too Late (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang