Chapter 5

1K 149 43
                                    

Sungchan berlari keluar dari gerbang sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sungchan berlari keluar dari gerbang sekolahnya. Hari ini dia sudah izin untuk mengerjakan tugas kelompok pada papanya, jadi supirnya tidak akan menjemput. Dia minta pada Sohee untuk membantunya melancarkan aksinya. Bekerja sama seakan benar mereka mengerjakan tugas.

Anak lima belas tahun itu mengeluarkan ponselnya, mencari alamat toko yang sudah dia simpan sebelumnya. Tokonya tidak jauh dari sekolah, katanya, tapi dia tidak tahu tepatnya di mana.

Sepuluh menit mencarinya akhirnya terlihat.

"Itu dia," kakinya melangkah cepat dan masuk ke dalam toko.

"Selamat datang."

Sambutan hangat diberikan oleh seorang lelaki yang menjaga kasir. Sungchan tersenyum canggung dan berjalan mendekati lelaki itu.

"Kak, maaf, aku sebenarnya cuma mau tanya. Untuk gitar yang seperti ini berapaan ya harganya?"

Sungchan tunjukkan gambar gitar di ponselnya. Lelaki itu melihat sebentar, lalu mengajak Sungchan untuk melihat bentuk aslinya.

"Yang begini, kan?"

Gitar dengan warna cream dan aksen cokelat itu benar-benar sama persis dengan milik Junhan yang dia rusak beberapa hari lalu. Sungchan mengangguk dan menyentuh gitar itu dengan ujung jarinya. "Ini... berapa?"

"7.2 aja buat kamu, udah free hardcase."

Mulut kecilnya tidak bisa ditahan untuk terbuka saking terkejutnya. Sungchan tidak sangka harganya akan semahal itu. "7.2 juta?" Tanyanya memastikan.

Si lelaki mengangguk, "iya, mahoni asli ini, ori Fender. Aku tambah free strapnya deh."

Sungchan gigit bibir bawahnya. "Aku cek tabungan dulu ya, kak. Ini bisa dikeep buatku nggak? Bulan depan janji aku beli."

Lelaki itu nampak berpikir.

"Aku dp gimana? Tapi ini aku cuma pegang lima ratus, bisa nggak? Bisa ya, please?"

Dia sudah cari ke mana-mana dan ternyata gitar itu hanya ada di toko musik dekat sekolahnya. Jauh-jauh mencari ternyata dekat. Namun tidak dia sangka harganya akan semahal itu. Junhan benar-benar berdedikasi untuk hobinya, Sungchan akui itu.

"Ya udah, buat kamu aja ini loh, jangan bilang siapa-siapa. Biasanya langsung cash."

Anak sulung Chan itu tersenyum lebar. Dia ikuti lelaki itu ke kasir, cepat-cepat dia keluarkan uang simpanannya di dompet, lalu diberikan pada lelaki didepannya.

"Ini," sebuah kertas diberikan sebagai bukti transaksi. "Jangan hilang ya, nanti kalau mau pelunasan dibawa."

"Siap, makasih, kak."

Sungchan harus cari cara untuk mencari sisanya. Dia harus bisa mendapatkan gitar itu dan mengganti milik Junhan.

***

UNDERCOVER | BNHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang