Minho masih tersengguk saat dia sadar dari pingsannya. Batinnya menolak kenyataan yang ada. Dia masih tidak percaya bahkan setelah melewati ketidaksadaran.
Kaki Minho menggantung di bangsal, sementara dia duduk di pinggiran. Chanya yang berdiri di sampingnya bertanya, "udah lebih baik?" Tangannya terangkat untuk usap air mata Minho.Minho menggeleng dengan tangan yang juga mengusap pipinya. Kepalanya seperti digigit ribuan semut, berdenyut sakit. "Aku... sakit banget, mas," keluhnya.
"Mana yang sakit?"
Dadanya sakit. Saat dia tarik napas hingga tersendat dadanya sakit luar biasa. Chan mengusap sisi kiri kepala Minho, lalu membawa pria itu ke dalam pelukannya. "Nggak papa, Junhan nggak akan kenapa-kenapa," hiburnya.
Jisung yang seja tadi berdiri tidak jauh dari keduanya menghela napas dan memilih kembali ke kursinya. Dia terdiam beberapa saat memproses kejadian beberapa saat lalu. Ini hal yang berat termasuk untuk dirinya sendiri.
"Selagi belum parah kalau bisa langsung ditangani," ujar Jisung. "Aku akan buatkan jadwal pengobatannya nanti."
Minho masih terlalu awam untuk menerima rekomendasi itu. Dia bahkan belum terima kalau anaknya sakit. "Aku nggak mau anakku ditangani kamu lagi," katanya dengan suara nyaris putus asa.
Baik Jisung maupun Chan terkejut mendengar hal itu. Dahi dokter berambut sama cokelatnya dengan milik Junhan mengerut. Dia mendengus, lalu tertawa remeh. "Terserah, keputusan ada di tanganmu," katanya. "Tapi yang harus kamu tau mau bagaimana pun dia tetap keponakanku."
"Aku nggak akan mengakui itu," balas Minho. Sejak dia putuskan kembali pada Chan putuslah sudah hubungan dengan selingkuhannya.
Niat hati ingin memberi Junhan pada ayah kandungnya muncul karena dia buntu akan sikap Chan. Dan mengetahui kalau Junhan baik-baik saja saat ini dengan papanya tentu menghilangkan opsi tersebut. Junhan tidak akan ke mana-mana. Dia bahkan tidak akan ada hubungan dengan apapun yang menyangkut tentang ayah kandungnya termasuk Jisung.
Apalagi fakta bahwa pria itu telah tiada. Junhan akan tetap bersamanya sampai kapan pun.
"Mau nggak kamu akui juga aku akan tetap ada hubungan dengan Junhan."
"Mulai sekarang aku nggak akan izinkan kamu bertemu dia lagi."
"Mana bisa begitu, kamu nggak bisa memutusnya sepihak seperti yang kamu lakukan selama ini."
"Maksudmu?"
"Ya kamu pergi begitu aja dan nyiksa kakakku. Kalau aja kamu nggak begitu, kakakku nggak akan drop dan menderita bertahun-tahun."
Chan pejamkan matanya sejenak. Obrolan keduanya sama sekali tidak bisa diterima akal sehatnya. Mereka hanya memutar kembali memori masa lampau yang buat dia merasa dikhianati. "Berhenti," katanya. Tubuhnya yang membelakangi Jisung berbalik. Dia tatap dokter itu tajam. "Minho nyiksa kakakmu?" Tanyanya retoris.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERCOVER | BNH
FanfictionMenjadi orang tua bukan perkara mudah, apalagi kalau anak sudah lebih dari satu. Dan hal itu semakin diperparah dengan kesalahan paling kelam yang pernah Minho lakukan bertahun-tahun lalu. Andai waktu bisa diulang, dia tidak akan pernah mencoba-cob...